Parfum isi ulang (refill) sedang digemari masyarakat. Dari sudut pandang penjual, bisnis ini amat menggiurkan karena menghasilkan cuan yang tak sedikit.
Sementara dari sisi pembelinya, parfum refill jadi alternatif untuk bisa merasakan sensasi minyak wangi dari brand ternama tapi dengan harga yang terjangkau.
Salah satunya adalah Diah (23), yang sudah sejak dua tahun lalu beralih ke parfum isi ulang. Harganya yang miring dan pilihan aroma yang beragam, jadi pertimbangan utamanya.
Diah menjelaskan, dulu saat masih menjadi pengguna salah satu merek parfum terkenal, ia kudu mengeluarkan sekitar Rp150 ribu sebulan buat membelinya. Namun, dengan parfum refill, ia hanya butuh merogoh kocek sepertiganya saja.
“Mana wanginya itu nggak beda jauh. 11-12 lah sama merek aslinya,” kata mahasiswa PTS di Jogja ini, yang ditemui Mojok pada Rabu (18/7/2024), saat sedang mengisi ulang parfumnya di salah satu gerai Kota Jogja.
Sebagai mahasiswa yang uang sakunya pas-pasan, parfum isi ulang menjadi opsi terbaiknya buat tetap wangi tapi tak menguras kantong. Diah mengaku, selama menjadi pengguna parfum refill, tak ada masalah berarti yang ia hadapi.
“Paling cuma wanginya saja kurang tahan lama. Jadi kalau seharian aktivitas gitu, kudu bentar-bentar nyemprot lagi,” ungkapnya.
Bahan parfum yang membahayakan pembeli
Meski menjadi andalan Diah dan banyak mahasiswa lain, pada kenyataannya parfum isi ulang punya banyak sisi gelap. Terutama dari segi kesehatan pembeli.
Seperti penjelasan Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (BPOM), secara teknis parfum isi ulang merupakan minyak wangi yang diracik secara langsung dengan menggunakan bibit pewangi (fragrance) tertentu. Bibit pewangi beraroma tajam, menyengat, dan pada umumnya ada yang menyerupai wangi parfum merek tertentu.
Biasanya, bibit pewangi ini kemudian dicampur dengan alkohol 96 persen. Nah, berdasarkan aturan BPOM, alkohol jenis metanol sangat tidak dianjurkan untuk campuran kosmetik. Kadar toleransinya tak boleh melebihi 5 persen.
Penggunaan metanol dilarang karena berbahaya. Dalam jangka pendek, ia bisa menyebabkan iritasi pada kulit. Karena umumnya berbentuk spray (semprot), ia juga bisa bikin mata perih.
Sementara dampak jangka panjangnya, metanol bisa menyebabkan kebutaan. Maka dari itu, bagi para pelaku usaha parfum isi ulang, penting buat mengantongi izin BPOM untuk mengontrol penggunaan bahan berbahaya tersebut.
Banyak penjual parfum isi ulang nakal di Jogja, dengan sadar diri gadaikan kesehatan pembeli
Mojok sendiri mengunjungi empat gerai parfum isi ulang di Jogja. Tujuannya untuk menanyakan terkait izin dan bahan campuran dalam parfum yang mereka jual. Hasilnya amat mengejutkan. …
Baca halaman selajutnya…
Banyak penjual parfum nakal di Jogja. Gadaikan pembeli demi keuntungan.