Perintah Sultan, berapapun jumlah siswa, SD Wonolagi harus tetap beroperasi
SD Wonolagi akhirnya benar-benar menjadi sekolah layanan setelah Gubernur DIY, Sultan HB X meninjau langsung kondisi sekolah. Hasilnya, Sultan HB X memutuskan agar SD Wonolagi tetap beroperasi, meski muridnya sedikit.
Sugiharjanto mengatakan, saat ini dari 6 kelas, total siswa ada 16 orang yang terdiri kelas 1 dua siswa, kelas 2 dan 3 masing-masing 4 siswa, kelas 4 dua siswa, kelas 5 tidak ada siswa sama sekali dan kelas 6 terdiri empat siswa.
Sugiharjanto mengatakan, meski secara geografis lokasi sekolah terpencil dan fasilitas terbatas, tapi dari sisi prestasi tidak kalah dengan sekolah lain. “Setidaknya dalam satu gugus, yang terdiri 5 sekolah, kami bisa bersaing secara prestasi, beberapa siswa kami punya prestasi akademik maupun olahraga,” katanya.
Meski jumlah siswa sedikit dan lokasi terpencil, ia menjamin guru-guru memberikan dedikasi terbaik untuk para siswa. Bahkan ketika cuaca jelek pun, guru akan tetap datang.
“Cuaca kayak apapun ya kami tetap datang. Paling menakutkan itu pas pulang dari sekolah beberapa waktu lalu, pas di tengah hutan hujan angin, ranting-ranting pada patah,” kata Deni (30) salah satu guru SD Wonolagi.
Warga kampung yang merasa memiliki SD Wonolagi
Menurut Sugiharjanto, Dusun Wonolagi hanya memiliki sekitar 60 Kepala Keluarga (KK). Sebagian warga bekerja di Kota Jogja. “Warga sini rasa memiliki sekolah sangat tinggi. Misalnya, di depan sekolah kalau hujan itu licin. Mereka berinisiatif untuk mengecor agar guru-guru tidak sampai jatuh,” katanya.
Sugiharjanto juga bersyukur, orang tua di Wonolagi peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Meski jumlah siswanya sedikit, ia memastikan siswa SD Wonolagi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Lulusan SD Wonolagi kami pantau terus agar mereka bisa melanjutkan ke SMP. Kebanyakan mereka pilih di SMP 4 Playen dan sebagian di daerah Patuk. Kami juga pantau banyak yang berprestasi di SMP, terutama di olahraga voli,” kata Sugiharjanto.
Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News