Hari-hari jelang Lebaran jadi momen para pedagang meraup keuntungan. Namun, pedagang Pasar Belik Pemalang justru meratapi nasib melihat kios mereka habis terbakar.
Rino Setiawan (30) dan keluarganya, hatinya seperti tersayat ketika kembali menengok kios tempat mencari nafkah yang kini ludes tak tersisa. Seminggu jelang Lebaran, pedagang pasar mengenal istilah prepegan atau hari padat penuh pembeli. Namun, jelang Lebaran kali ini mereka masih memulihkan luka akibat kebakaran yang melanda Pasar Belik Pemalang pada Jumat (23/3/2024) silam.
“Habis nggak tersisa. Itu kios yang dikelola orang tua saya sejak 30 tahunan silam,” katanya saat Mojok hubungi Kamis (4/4/2024) lalu.
Masih lekat dalam ingatannya, saat kejadian, salat tarawih di masjid baru saja rampung. Di rumah, ia mendengar pengumunan dari pengeras suara bahwa kebakaran terjadi di Pasar Belik Pemalang yang masih satu RT dengan rumahnya.
Rino langsung berlari menuju tempat kejadian tanpa mempedulikan hal lain. Bahkan, ponsel miliknya yang biasa dibawa ke mana pun ia pergi pun ditinggal begitu saja.
“Sampai sana saya nggak bisa ngomong apa-apa, seperti mimpi, tapi ini nyata,” katanya.
“Tempat yang membuat saya bisa sekolah, bisa berpendidikan sampai kerja, ludes,” imbuhnya.
Di Pasar Belik Pemalang, keluarga Rino berjualan berbagai jajajan dan snack. Dagangan yang biasanya diburu oleh warga untuk mengisi toples di rumah saat Lebaran.
Beberapa menit berselang, kedua orang tuanya menyusul tiba di Pasar Belik Pemalang yang sudah penuh bara api. Mereka hanya bisa menatap dengan lemas semua dagangan untuk lebaran habis tak tersisa.
Baru kulakan barang untuk lebaran, Pasar Belik Pemalang justru habis terbakar
Rino yang kini bekerja di sebuah klinik di Belik, Pemalang, sehari-hari masih rutin membantu kedua orang tuanya berjualan di pasar. Jika sedang jadwal masuk siang atau sore, ia pasti ke pasar terlebih dahulu.
Ia paham betul kebiasaan bapaknya, yang setiap habis kulakan barang, pasti akan dibawa ke rumah. Namun, jelang Lebaran kali ini bapaknya agak berbeda dengan menaruh semua stok di dalam kios.
Sehingga, semua barang dagangan itu habis terlalap si jago merah. Tak tersisa dan tak ada yang bisa keluarganya selamatkan.
“Kerugian banyak lah Mas. Ratusan juta,” tuturnya.
Setidaknya, total terdapat terdapat 108 pertokoan dan 404 los pasar rusak pada kejadian tersebut. Termasuk milik keluarga Rino. Bara api baru benar-benar padam menjelang subuh keesokan harinya.
“Sampai sekarang kami benar-benar nggak pernah menengok kembali pasar itu. Orang tua pastinya shock. Kalau ke sana seperti terluka hatinya,” terang anak kedua dari dua bersaudara ini.
Kebakaran hebat di Pasar Belik Pemalang membuat petugas pemadam kebakaran dari Pemalang, Purbalingga, Banyumas, Tegal, hingga Banjarnegara dikerahkan. Kerugian material mencapai lebih dari 1,5 miliar. Padahal, pada Februari 2023 silam pasar ini juga baru direvitalisasi.
Ratusan pedagang rugi
Rino belum tahu, kapan Pasar Belik Pemalang akan kembali bisa keluarganya gunakan untuk berjualan. Belum ada kabar kepastian revitalisasi pascakebakaran. Total, ada sekitar 500-an pedagang seperti keluarga Rino yang harus melewatkan Lebaran tanpa bisa mendapat untung dari perniagaan di pasar.
Mengenai bantuan bagi pedagang, Bupati Pemalang Mansur Hidayat mengungkapkan pemerintah tengah berupaya melakukan kerja sama dengan pihak perbankan maupun dengan pihak-pihak perkreditan lainnya. Hal ini demi membantu warga masyarakat yang terkena musibah untuk bisa mendapatkan pinjaman-pinjaman yang sesuai dengan aturan sehingga bisa lebih ringan.
“Kemarin saya sudah perintahkan juga dengan para dinas terkait untuk bisa berkoordinasi dengan pihak perbankan sehingga bisa membantu warga masyarakat yang terkena musibah”. ungkap Mansur melansir laman resmi Pemerintah Kabupaten Pemalang.
Perisitiwa nahas ini menjadi pukulan berat bagi warga Belik Pemalang. Mereka menantikan secepatnya agar bisa kembali berjualan di tempat yang sudah bertahun-tahun jadi ladang mencari nafkah.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Cek berita dan artikel lainnya di Google News