Tersiksa dengan Tukang Parkir Liar di Jakarta Selatan, Sebelumnya Pernah Tinggal di Surabaya Tak Merasa Separah Ini

Ilustrasi tukang parkir liar (Mojok.co)

Maraknya tukang parkir liar di wilayah Jakarta, termasuk Jakarta Selatan, jadi sorotan. Bukan hanya warga lokal yang resah, perantau dari berbagai daerah seperti Surabaya juga merasa terganggu dengan kehadirannya yang ada sudut-sudut jalan kota.

Nuha (25) salah satunya, perantau yang dulu pernah lama tinggal di Surabaya merasa tukang parkir jadi momok yang mengganggu. Menurutnya, di Jakarta, keberadaan tukang parkir liar jauh lebih banyak dan mengganggu dengan beberapa kota lain tempat ia pernah tinggal.

Lelaki ini dulu pernah lama tinggal di Jogja semasa SMA, pun merasa keberadaan juru parkir liar di sana tidak sebegitu mengganggu. Saat kemudian hijrah ke Surabaya untuk kuliah pada 2017 hingga 2021 silam, ia merasakan bahwa keberadaan parkir liar di sana sedikit lebih mengganggu dari Jogja.

“Tapi di Surabaya masih belum seberapa ketimbang pas aku tinggal di sekitar Jakarta,” ungkapnya.

Baginya, di Surabaya memang banyak tukang parkir liar. Termasuk di jejaring minimarket Indomaret dan Alfamart yang sebenarnya tidak perlu dipatok parkir. Namun, keberadaannya hanya satu dua dan tidak sebanyak yang ia temui setelah hijrah ke ibu kota.

Sinisnya tukang parkir liar di Jakarta, tak menemukan hal serupa di Jogja dan Surabaya

Nuha tinggal di Depok sejak 2022 silam untuk studi lanjut di UI. Meski berdomisili di Depok, ia banyak beraktivitas di Jakarta Selatan dan sekitarnya.

“Paling meresahkan selama di Jakarta memang saat cuma ke ATM kok banyak tukang parkirnya. Itu sih, perasaan di kota lain yang pernah aku tinggali nggak sebanyak ini. Ada tapi nggak seberapa banyak,” keluhnya saat saya ajak berbincang 22/5/2024

Selain itu, menurutnya keberadaan tukang parkir liar di jejaring minimarket juga kelewat banyak. “Surabaya ya ada juga tapi nggak sebanyak ini,” ungkapnya.

ilustrasi area parkir.MOJOK.CO
Ilustrasi rambu parkir (Waldemar/Unsplash)

Rasanya cukup mengganggu, dalam sehari, ia pasti mampir tak cuma sekali ke minimarket. Belum lagi, ke tempat-tempat pemberhentian lain seperti warung makan hingga pertokoan, yang nahasnya sering bertemu dengan sosok-sosok penagih recehan tersebut.

Tentu, ia akan mencoba membayar tukang parkir yang menariki. Namun, ada kalanya ia malas untuk memberi uang meski sekadar receh Rp2000. Terkadang memang ia tidak punya uang pecahan kecil atau sudah saking malasnya karena seharian berulang kali kena parkir.

“Nah yang aku temuin, pasti sinis banget kalau nggak dikasih duit. Bahkan bisa berujar sarkas. Bilang ‘makasih Bang’ sambil matanya melotot,” kelakarnya.

Sampai adu mulut

Kisah serupa juga diutarakan Kelvin (25), pekerja di Jakarta yang pernah punya pengalaman pahit di sebuah warung bebek Madura di daerah Rawa Belong, Palmerah, Jakarta Barat. Suatu hari, sekitar jam lima sore sepulang kerja Kelvin mampir untuk membungkus makanan.

Sebenarnya tidak ada jukir di warung kaki lima itu, namun tiba-tiba saat ia hendak tancap gas ada tukang parkir liar yang menghampiri dari Indomaret seberangnya. Kondisi lelah pulang kerja membuat emosi Kelvin mudah naik.

“Enak banget, orang dia jadi tukang parkir di Indomaret kok narikin di warung ini. Gua nggak mau bayar. Orang Indomaret aja sebenernya udah bayar pajak ke negara,” katanya kesal.

Namun, jukir itu sama-sama tak mau mengalah. “Elu beli makan bisa bayar parkir aja susah,” ucap Kelvin menirukan sanggahan tukang parkir liar itu.

Sempat bersitegang. Kelvin akhirnya pilih langsung melenggang pergi tanpa memperhatikan wajah murah tukang parkir itu. Pengalaman di Jalan Rawa Belong itu, baginya, jadi yang paling mengesalkan selama hidup di Jakarta.

Jadi buruan

Belakangan, Pemprov DKI Jakarta sedang gencar menertibkan parkir liar di daerahnya. Pada 15-16 Mei 2024 lalu misalnya, tim gabungan dari Pemprov DKI Jakarta menindak 127 tukang parkir liar di jejaring minimarket seperti Alfamart dan Indomaret.

Bahkan, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan tukang parkir liar yang ditindak tim gabungan pada 15-30 Mei totalnya menjadi 442 orang. Penindakan yang dilakukan tim gabungan berupa pembinaan secara persuasive hingga pemberian surat pernyataan.

Titik lokasi para juru parkir yang dapat pembinaan juga beragam. Mulai dari Jakarta Utara, Jakarta Pusat, hingga Jakarta Selatan.

BACA JUGA Nekatnya Pengusaha “Kecil” di Jogja dan Jateng yang Tolak Tukang Parkir Liar, Rela Menggaji Mereka Asal Pelanggan Nyaman

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version