Bagi Kami para Akamsi Pantai Kenjeran adalah Sebaik-baik Tempat Menenangkan Diri, Meski Banyak Begal dan Pungli

Bagi Kami para Akamsi Pantai Kenjeran adalah Sebaik-baik Tempat Menenangkan Diri, Meski Banyak Begal dan Pungli. MOJOK.CO

Pantai Kenjeran Surabaya banyak pungli dan begal. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Rupanya tak banyak orang senang pergi ke Pantai Kenjeran Surabaya. Selain pemandangannya yang kurang sedap dipandang, sebagian warga mengeluh karena tingkat kriminalitas yang makin meningkat. Namun, Pantai Kenjeran tetap cocok sebagai tempat mengambil jeda.

***

Bisa dibilang, Pantai Kenjeran adalah satu-satunya pantai yang ada di Surabaya. Maklum, kota itu memang dikenal sebagai Kota Pahlawan sehingga lebih banyak bangunan bersejarah ketimbang wisata alam. 

Sebagian orang memilih Pantai Kenjeran untuk singgah sejenak dari suasana kota metropolitan yang menyesakkan. Alasannya, karena hemat dan murah. Setidaknya, deburan ombak dan senja di sana masih menenangkan

Namun, tak semua orang merasa nyaman berkunjung ke Pantai Kenjeran. Mereka pernah mendapat pengalaman yang tak mengenakkan mulai dari modus begal, pungutan liar, hingga pemandangan sejoli yang bermesraan.

Tempat sejoli bermesraan

Sebagai warga asli Surabaya Utara, Taufik sering sekali melewati Pantai Kenjeran. Dia mengaku jarang ke sana saat malam, tapi saat sore hari dia sering menjumpai sejoli berpacaran. 

Bahkan ketika duduk di bangku SMP, Taufik harus melihat pemandangan yang menurutnya kurang senonoh. Pagi-pagi saat berangkat ke sekolah dia harus melihat dalaman yang tergantung di atas pohon.

Oktober 2024 kemarin, sepasang kekasih yang masih berusia di bawah umur terciduk Satpol PP Surabaya sedang bermesraan di batu-batu Pantai Kenjeran. Keduanya akhirnya diamankan karena dianggap melakukan hal yang tidak senonoh saat dini hari.

“Perbuatan seperti itu tidak dapat kami toleransi,” ujar Kabid Pengendalian Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat Satpol PP Surabaya Irna Pawanti dikutip dari detik.com pada Selasa (26/11/2024).

Irna juga sanksi terhadap perbuatan keduanya karena bermesraan di tempat yang gelap. Dia merasa perbuatan tersebut tidak pantas, terlebih mereka juga masih duduk di bangku sekolah.

Menurut Taufik, kasus seperti itu sudah jarang terjadi, sebab ada satpol PP yang menjaga dengan ketat. Para pedagang saja yang biasanya berjualan di area batu-batu alias watu-watu tidak boleh menggelar terpal. 

Modus begal di Pantai Kenjeran

Taufik juga pernah mengalami peristiwa tidak mengenakkan saat bermain di Pantai Kenjeran. Dia hampir kena modus begal. Peristiwa itu dialaminya tahun 2022 saat jogging pagi bersama teman-temannya. 

Seusai jogging, Taufik dan teman-temannya beristirahat di pinggiran batu pantai. Tiba-tiba, tiga orang pemuda tidak dikenal datang membawa motor masing-masing. Salah satu dari mereka meminta Taufik untuk membantu adiknya yang habis jatuh.

Taufik pun bertanya, di mana lokasi jatuhnya? Pemuda itu menjawab adiknya sudah di warung tidak jauh dari sana, tapi mereka harus bonceng tiga naik motor miliknya. Para pemuda itu malah memaksa Taufik duduk di tengah. Dari sana, Taufik mulai curiga.

“Kalau memang bisa jalan ke depan warung dan berhasil sampai, kenapa mesti minta bantuan,” ucapnya.

Mereka pun beradu mulut sebentar. Taufik memilih tidak menggubris tiga orang pemuda itu. Dia meninggalkan mereka dan lanjut jogging bersama teman-temannya, meskipun pemuda-pemuda itu sedikit marah. 

Jarene, ‘tak enteni nak warung ngarep mas yo’ nada e karo ngamuk, (Katanya, saya tunggu di depan warung ya mas, nadanya dengan marah),” ucap Taufik.

Meski begitu, menurut Taufik, Pantai Kenjeran Surabaya masih nyaman digunakan untuk tempat jogging atau bersepeda. 

Pantai Kenjeran kini marak pungli

Selain modus begal, ada saja ulah dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Yusuf (24), warga pesisir yang tinggal di Surabaya Utara pernah terkena pungli di sekitar pantai. Yusuf bahkan sempat bertengkar dengan pelaku.

“Padahal aku merasa biasanya tidak ada tarikan uang masuk, apalagi aku juga orang sana. Jadi sempat sedikit cekcok,” ujarnya.

Yusuf tetap ngotot ke orang tersebut kalau selama ini tidak ada biaya masuk. Dia sudah berkali-kali mengunjungi Pantai Kenjeran Surabaya, terlebih dia adalah anak kampung sini (akamsi). Namun, orang tak dikenal itu tetap meminta bayaran.

Teman Yusuf yang tidak ingin memperpanjang masalah akhirnya memberikan uang Rp5 ribu. Dia tidak ingin Yusuf naik pitam. Masalah bisa jadi runyam. 

Asu kok pingin tak bandem ae sirah e pungli e (anjing kok, ingin saya lempar saja kepala punglinya),” ucap Yusuf sangking kesalnya.

Sebaik-baiknya tempat untuk mengambil jeda

Yusuf tak menampik jika ada sampah yang masih berserekkan. Dia tidak tahu sampah itu berasal dari mana. Barangkali, kata dia, sampah itu terbawa ombak lalu terdampar. Di beberapa titik juga masih kotor dan bau.

Dia juga mengakui pantai di Malang lebih bagus ketimbang Pantai Kenjeran Surabaya. Namun, jika urusan dekat dan hemat dari segi biaya maupun waktu, Pantai Kenjeran tetap terbilang layak dikunjungi.

“Bagi saya pribadi, ombak laut Kenjeran dan ombak laut pantai Malang sama saja, deburan ombaknya selalu menenangkan,” ucapnya.

Tak hanya Yusuf, teman-temannya yang dari luar wilayah Surabaya Utara juga sering mengajaknya untuk nyore di Pantai Kenjeran. Menurutnya, dibandingkan pergi ke Malang, Pantai Kenjeran masih cocok untuk melepas penat tanpa ribet. 

“Sambil bawa tumbler berisi kopi, rokok, dan senja di sore hari bagiku sudah cukup. Toh, kehidupan juga akan berjalan seperti apa adanya. Kenjeran adalah sebaik-baiknya tempat mengambil jeda,” ujarnya.

Yusuf sendiri mengunjungi Pantai Kenjeran saat SMA. Saat itu dia mulai merasa lelah dengan kehidupan, barangkali usianya memang sudah masuk di era quarter life crisis. Akhir-akhir ini, kata dia, Pantai Kenjeran juga viral sehingga ramai anak-anak nongkrong.

“Bagi akamsi seperti saya, ada tempat-tempat yang belum banyak orang tau. Enaknya di situ, jadi aku punya tempat sendiri yang serasa privat dan tenang,” ucapnya.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Warga Surabaya Rela Tempuh Waktu 5 Jam demi Menikmati Pantai di Malang, Karena Nggak Ada yang Bagus dari Pantai Kenjeran

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version