Kasih Sayang Nenek Asal Rembang dalam Sewajan Sayur Merica, Masakan Enak tapi Tolak Buka Warung karena Cuma Mau Masak untuk Anak Cucu Sendiri

Kasih sayang nenek asal Rembang dalam sewajan sayur merica MOJOK.CO

Ilustrasi - Kasih sayang nenek asal Rembang dalam sewajan sayur merica. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Dalam sewajan sayur merica, seorang nenek asal Rembang mengekspresikan kasih sayangnya pada anak cucu. Meski masakannya terkenal nikmat, tapi ia enggan membuka warung karena hanya ingin masakannya dinikmati oleh anak cucunya sendiri.

***

Rumah Sumilah (70) tampak penuh sesak saat momen Lebaran 1445 H/2024 M lalu. Pasalnya anak keduanya yang telah berumah tangga sendiri di Madiun, Jawa Timur mudik ke rumah Sumilah di Rembang, Jawa Tengah. Anak keduanya itu datang bersama dua anaknya yang masih kecil-kecil.

Selain itu, cucunya dari anak ketiganya yang merantau di Surabaya juga pulang. Alhasil, riuhlah rumah kecil Sumilah di Rembang, Jawa Tengah. Sumilah sendiri juga tampak makin sibuk di dapur. Terutama di pagi dan sore hari: memasak makanan untuk anak cucunya tersebut.

Saat saya bertamu pada Senin, (15/4/2024) pagi WIB, nenek asal Rembang itu tengah menyiapkan sayur merica. Menu yang, kata Sumilah, merupakan favorit dari anak cucunya setiap pulang ke rumah kecilnya itu.

Suasana rumah Sumilah agak lengang karena anak dan cucunya tengah menikmati suasana pagi di pantai yang tidak jauh dari desa Sumilah.

“Ini sayur merica lompong. Isinya ada lompong (buah talas) dan ikan mermang yang sebelumnya dipanggang lebih dulu,” jelas Sumilah sambil menunjukkan isian dalam wajan tanah liat yang ia masak di atas pawon (tempat masak zaman dulu).

Sayur merica lompong simpan kenangan masa kecil

Sebagai orang desa, Sumilah mengaku bisa mengolah tumbuh-tumbuhan di kebunnya menjadi masakan. Termasuk lompong. Menurut Sumilah, ada satu alasan kenapa anak keduanya menjadikan sayur merica lompong sebagai menu favoritnya sejak kecil.

Zaman dulu, karena terhitung sebagai orang miskin, Sumilah tentu tak selalu punya uang untuk sekadar beli ikan laut. Tempe atau telur ayam pun jarang terbeli.

Sumilah (70), nenek asal Rembang, saat memasak sayur merica untuk anak cucunya. (Aly Reza/Mojok.co)

Oleh karena itu, lompong menjadi alternatif lauk bagi Sumilah dan anak-anaknya. Tekstur buahnya yang lembut setelah dimasak membuatnya seolah-seolah seperti daging.

“Anak saya yang kedua suka sekali. Dulu waktu masih kecil ia ngira lompong bukan buah, tapi semacam ikan. Makanya ia lahap,” beber Sumilah sembari tersenyum mengenang masa-masa itu.

Tipuan kecil itu membuat sayur merica lompong seolah menjadi masakan yang istimewa bagi anak kedua Sumilah: seolah-olah lompong adalah daging.

Dari situ anak keduanya jadi sangat suka dengan sayur merica lompong, bahkan sampai menjadi bapak dua anak seperti sekarang ini.

Saat ini pun masih sama seperti saat anak keduanya masih kecil. Yakni meskipun tanpa ikan atau lauk lain, anak kedua nenek asal Rembang itu tetap lahap saja makan sayur merica lompong. Memperlakukan lompong seolah-olah sebagai ikan atau daging.

Ikan mermang bikin cucu ketagihan

Sejak kecil, menurut Sumilah, cucunya dari anak ketiga tak begitu suka dengan masakan-masakan yang ada ikan lautnya. Namun saat pertama kali mencoba sayur merica buatan Sumilah, si cucu malah ketagihan.

“Cucu saya baru nyoba kan waktu baru merantau ke Surabaya (2017). Waktu pulang karena ibunya tidak masak ia minta makan di sini (rumah Sumilah),” tutur nenek asal Rembang itu.

“Karena cuma ada sayur merica lompong dan ikan mermang, mau tidak mau ya harus makan itu. Eh malah ketagihan, apalagi sama ikan mermangnya,” lanjut Sumilah.

Sayur merica lompong isian ikan mermang masakan Sumilah. (Aly Reza/Mojok.co)

Sejak saat itu, setiap pulang ke Rembang cucu Sumilah pasti minta dimasakkan sayur merica lompong tersebut. Sumilah pun dengan sepenuh hati memasakkannya. Ia merasa senang melihat cucunya makan begitu lahap sayur merica lompong yang Sumilah masak.

“Kadang kuahnya sampai diseruput-seruput,” ungkap Sumilah.

Tak punya resep khusus

Sumilah mengaku tak punya resep khusus dalam memasak. Termasuk saat memasak sayur merica lompong. Begitu juga dengan masakan-masakannya yang lain yang memang diakui oleh banyak orang di desanya sangat nikmat.

Untuk diketahui, enaknya masakan Sumilah memang sudah terkenal di desanya. Nenek asal Rembang itu pun sering dimintai tolong oleh orang-orang desa yang sedang punya hajatan (misalnya nikahan atau khitanan).

Sumilah mendapat tugas untuk memasak yang berhubungan dengan kuah-kuahan. Setiap masakan Sumilah diakui segar dan nikmat.

“Ya baru belakangan ini prei, karena sudah sakit-sakitan. Badannya sudah lemes buat aktivitas berat,” ucap nenek asal Rembang tersebut.

“Ya nggak punya resep khusus. Apapun bahan di dapur, itu yang saya olah,” ungkap Sumilah.

Barangkali karena Sumilah memasak dengan sepenuh hati, sehingga membuat masakan-masakannya begitu menggoyang lidah. Terutama sayur merica lompong sebagai salah satu masakan terenaknya.

Tak mau buka warung meski masakan enak

Enaknya masakan Sumilah konon sudah diakui sejak ia masih muda, ketika anak-anaknya masih kecil-kecil. Saat anak-anak beranjak dewasa, mereka sempat mengajak Sumilah untuk membuka usaha warung makan. Hanya saja Sumilah tak berkenan.

“Takut nggak laku hehe,” jawab Sumilah saat saya tanya kenapa dulu tak membuat warung makan? Lebih dari itu, Sumilah merasa sangat bersemangat masak hanya untuk anak cucunya.

Sumilah memang kerap memasak untuk orang lain pula saat orang desa minta tolong bantuan masak. Tapi bagi Sumila itu lain soal. Toh saat memasak dalam hajatan orang desa, Sumilah tidak sendiri. Ia dibantu oleh ibu-ibu atau nenek-nenek lain.

“Saya tidak masalah tidak dapat pemasukan dari buka warung. Yang penting saya bisa masak buat anak cucu dan mereka suka sekaligus menikmati,” tegas nenek asal Rembang itu. Dengan kata lain, Sumilah hanya ingin masakan yang ia olah dengan tangannya sendiri hanya dinikmati oleh anak cucu sendiri, bukan orang lain.

Tak lama kemudian sayur merica lompong buatan Sumilah matang. Ia lantas memindahkannya dari pawon ke atas meja. Aromanya sangat menggoda.

Akan tetapi Sumilah masih tampak sibuk di dapur. Ia mengambil cobek dan beberapa bumbu dapur lain yang kemudian ia uleg dengan wajah berseri.

“Kurang sambal terasi. Anak cucu juga suka,” ujarnya dengan meninggalkan senyum tulus di wajahnya.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Mbah Istianah: Nenek Asal Demak yang Suka Ngasih Uang ke Anak Muda di Jalan, Obat Kangen pada Sang Cucu

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

 

 

 

 

 

 

 

 

Exit mobile version