Hal ini menurutnya sulit ditemukan di Jogja. Jika siang, pepohonan ini tentu menjadikan trotoar terasa adem. Kendati begitu, ia merasa agak sulit berjalan karena akar-akar pepohonan banyak menutupi rute berjalan.
Di beberapa sudut, Dhio melihat muda-mudi yang sedang bermesraan di antara rindang pepohonan. Pemandangan yang nyaris tidak terlihat jika ia melewati jalan itu dengan kendaraan.
“Ya pepohonan itu jadi penutup aktivitas bermesraan mereka,” kelakarnya.
Tempat mereka yang mau ke klub malam
Kami menikmati suasana hingga jelang tengah malam di 372 Kopi Setiabudi. Hingga tengah malam kedai kopi ini tak kunjung sepi.
Saat kami pulang dengan dijemput taksi online, barulah saya menyadari bahwa Jalan Doktor Setiabudi seperti yang Dhio jelaskan. Sepanjang trotoar, pepohonan besar jadi pemandangan. Di antara itu, tampak satu dua tempat hiburan malam yang sedang ramai-ramainya.
Menurut Husein (23), rekan kami dari Jogja yang dulunya memang kuliah di Bandung, Setiabudi memang tempat mereka yang ingin hiburan malam. Ia banyak tahu detail-detail tempat menarik di Bandung lantaran kuliah di sebuah PTS pada 2019 hingga 2023 lalu.
“Ya kalau Setiabudi mah terkenalnya buat mereka yang suka dugem atau cari hiburan. Aku nggak pernah main ke sana tapi cukup tahu ceritanya,” kelakar Husein.
Suasana remang di Setiabudi saat tengah malam sangat berbeda dengan situasi saat jam-jam ramai kendaraan. Pasalnya, jalan ini memang rawan kemacetan. Terkhusus saat masa-masa libur panjang.
Pada musim libur Lebaran 2024 lalu, Jalan Setiabudi jadi salah satu titik kemacetan para wisatawan yang hendak menuju Lembang. Kami lantas meninggalkan Bandung pada malam berikutnya. Tepat saat Persib Bandung sedang berlaga lawan Madura United pada laga yang menentukan juara Liga1.
Sepanjang jalan, pertandingan bola itu membuat suasana Bandung bertambah ramai. Suasana euforia yang tak terjadi sembarang waktu. Kami beruntung menjadi saksinya.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.