Untungnya ada profesi sebagai driver ojek online (ojol). Berkatnya, beberapa orang yang Mojok liput, yang ekonominya serba pas-pasan, bisa mendapat penghasilan cukup untuk menghidupi keluarga dengan menjadi driver ojol Gojek.
***
Sejak pukul 08.00 WIB pada Jumat (29/11/2024), Madi (40) sudah memacu motornya keluar dari rumah: menyalakan aplikasi, lalu menunggu calon penumpang nyantol. Pagi itu saya menjadi penumpang keempat yang Madi antar, sekitar pukul 10.20 WIB.
Ternyata Madi menjadikan driver ojol sebagai sampingan. Pekerjaan utamanya adalah tukang bersih-bersih di sebuah SMA di Sleman, Jogja.
“Sistemnya (bersih-bersih di sekolah) pakai shift. Kadang shift malam, kadang shift pagi,” terang Madi saat saya ajak berbincang.
Jika shift malam, maka pagi sampai sore akan Madi gunakan untuk ngojol. Begitu sebaliknya, jika shift pagi, maka dia akan ngojol pada malam harinya.
Untung dikenalkan dengan profesi driver ojol
Madi sudah menjadi tukang bersih-bersih sekolah sejak 2004. Penghasilannya tentu tak besar.
Sementara seiring waktu, kebutuhan rumah tangga semakin bertambah. Karena selain kebutuhan rumah sehari-hari, ada biaya sekolah anak yang juga harus dipikirkan.
Mau tak mau, Madi pun harus memutar otak untuk mencari tambahan pemasukan. Maka, dia sempat mencoba membuat minuman kemasan dari cincau hijau.
Hasilnya memang lumayan buat tambah-tambahan. Namun, sebagai kepala rumah tangga, Madi merasa harus mencari tambahan lagi untuk mensejahterakan anak dan istri.
“Pada 2017 itu ada teman yang mengenalkan saya ke aplikasi Gojek. Saya dibantu daftar. Dan akhirnya ya jadi driver ojol sampai sekarang,” ujar laki-laki asli Sleman, Jogja, tersebut.
Penghasilan bertambah, jualan lebih mudah
Profesi sebagai driver ojol tak mungkin Madi tekuni selama ini—hingga 2024—kalau hasilnya tak membantu. Hasil ngojol, meski hanya sambilan saja, bagi Madi sudah sangat membantunya mencukupi sehari-hari.
“Waktu ngojol juga jadi sarana buat jualan (minuman cincau). Kalau bawa penumpang, ya saya tawari sekalian minuman cincau produksi saya. Ada yang beli karena penasaran, ada juga yang tidak. Tapi kalau bawa, tetep ada saja yang beli,” ungkap Madi.
Madi membawa sebuah tas yang dia taruh di bagian depan. Tas itu berisi minuman-minuman cincau olahannya sendiri.
Kepada saya, dia lantas menceritakan detil bagaimana mengolah minuman cincau hijau tersebut. Dia tak sekadar menjadikan cincau hijau sebagai topping, tapi benar-benar sebagai sajian utama. Alhasil, banyak penumpangnya yang kerap penasaran dan lantas membelinya.
Termasuk saya. Karena penasaran, saat sudah tiba di tujuan, saya sekalian membeli minuman cincau hijau Madi. Dia tersenyum lega saat menerima beberapa lembar uang dari saya.
“Sehat, sehat, Mas,” ujarnya sebelum akhirnya berlalu mencari penumpang lagi.
Profesi driver ojol jadi penolong saat kena PHK
Di hari yang sama, pada pukul 13.30 WIB, saya mendapat cerita yang mirip-mirip dari driver ojol lain. Saat saya memesan untuk perjalanan rute lain. Namanya Toro (35), laki-laki asal Condongcatur, Sleman, Jogja.
Sejak lulus SMA, Toro sempat mencicipi beberapa pekerjaan informal. Pekerjaan terakhirnya adalah distributor pipa di sebuah ritel di Jogja pada 2018 silam.
“Waktu itu juga nyambi jadi driver ojol Gojek. Lumayan buat tambah-tambahan. Gaji UMR Jogja kan nggak besar,” ungkap Toro.
Enam tahun berselang, pada 2023 lalu, Toro kena PHK. Meski begitu, dia merasa beruntung karena sebelumnya sudah nyambi menjadi driver ojol. Sehingga, ketika kena PHK, dia tak bingung-bingung amat karena sudah ter-back up dari ojol.
Bahkan akhirnya Toro memutuskan fulltime menjadi seorang driver ojol. Sebab, menurutnya, hasilnya lumayan bisa dia gunakan untuk mencukupi kebutuhan anak dan istri sehari-hari.
“Karena di Jogja banyak mahasiswa. Banyak wisatawan juga. Jadi alhamdulillah cukup hasilnya,” tutur Toro.
Waktu buat anak jadi lebih banyak
Kenyamanan lain yang Toro rasakan sejak menjadi fulltime driver ojol adalah waktu kerja yang lebih fleksibel.
Dia biasanya mulai ngojol dari jam sembilan pagi sampai Magrib. Tak jarang pula dia mulai ngojol dari sore hingga malam.
“Karena kerjanya fleksibel, saya akhirnya bisa melakukan aktivitas yang sangat menyenangkan bagi seorang bapak, yaitu antar jemput anak sekolah,” ucapnya.
Saya memang belum menjadi bapak. Saat tulisan ini tayang, saya bahkan belum menikah. Tapi saya merasakan betul kebahagiaan seorang bapak saat mengantar-jemput anaknya sekolah. Berkaca dari bapak saya sendiri.
Bapak kerja sebagai TKI di Malaysia. Setiap pulang, dulu semasa saya masih sekolah, dia selalu bersemangat mengantar saya. Pagi-pagi sudah memanasi mesin motor. Padahal, saya mandi saja belum. Dia lalu akan menjemput setengah jam lebih awal sebelum bel pulang sekolah berbunyi.
“Saya masih belum ada pikiran cari pekerjaan lagi. Sementara masih ingin fulltime di Gojek dulu. Biar ada banyak waktu buat anak istri. Tapi hasilnya juga tetap cukup,” tutup Toro tak lama sebelum menurunkan saya di tempat tujuan. (Advertorial)
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News