Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menjadi kampus penyelamat bagi Fatih (21) yang tak lolos masuk Universitas Airlangga (Unair). Setidaknya, dia masih bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi negeri Jurusan Manajemen. Meskipun Unesa terkenal sebagai kampus “pencetak guru”.
***
Fatih (21) adalah salah satu mahasiswa Jurusan Manajemen Unesa, Surabaya yang dulunya berharap masuk Unair. Sebelumnya, dia hanya ingin masuk Jurusan Manajemen tapi tidak berpikir untuk kuliah di perguruan tinggi negeri.
Fatih pun mulai mencari kampus tujuannya. Yang jelas dia mengutamakan kampus yang ada di Surabaya lebih dulu, ketimbang harus merantau. Setelah mengorek-ngorek informasi, Fatih tahu kalau Universitas Airlangga adalah salah satu kampus terbaik di Surabaya.
“Secara nama maupun branding kampusnya cukup bagus, baik di Surabaya, Jawa Timur, bahkan mungkin di Indonesia. Kampus Unair sangat terkenal,” kata Fatih kepada Mojok, Kamis (19/12/2024).
Berdasarkan lembaga pemeringkatan EduRank 2024, Unair menempati posisi pertama dari 27 Universitas Terbaik di Surabaya. Sedangkan Unesa menempati posisi ketiga. Di Indonesia, Unair berada di peringkat ketujuh dan peringkat ke 252 di Asia. Sementara Unesa menempati posisi 27 di Indonesia dan peringkat 615 di Asia.
Maka ketika dari SMK, Fatih pun mendaftar ke Unair lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes atau SNBT. Selanjutnya, dia memilih Unesa di pilihan keduanya.
Dari teknik ke Jurusan Manajemen
Memilih Jurusan Manajemen di salah satu kampus negeri bukanlah hal yang mudah bagi Fatih. Dia punya cukup pertimbangan saat menentukan minat, bakat, dan jurusannya untuk kuliah.
Sebab saat SMK, Fatih sudah merasa tidak cocok dengan jurusan teknik. Hal itu baru dia rasakan saat menjalani magang di salah satu industri di Surabaya.
“Seharusnya saat itu aku ditempatkan di bagian pekerjaan teknik. Namun, kecenderungan di tempatkan di bagian manajerial,” kata dia.
Secuplik pengalaman itu yang membuat Fatih sadar dan menemukan passion-nya. Hingga memilih Jurusan Manajemen. Padahal, nilai raportnya di Jurusan Teknik tidak jelek amat-amat.
Dia masih punya peluang masuk ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) atau Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Namun, dia pun berani menantang diri untuk memilih lintas jurusan.
“Aku punya keinginan untuk mengembangkan kemampuan di bidang tersebut yang harapannya bisa lebih mengoptimalkan bakat untuk kepentingan karier kedepannya,” kata Fatih.
Ditolak Universitas Airlangga (Unair)
Keputusan Fatih untuk lintas jurusan tidak terlalu ditentang oleh orang tuanya. Dia pun paham bahwa peluangnya lolos masuk Jurusan Manajemen di Universitas Airlangga (Unair) begitu kecil. Namun, dia tetap gigih mempersiapakan diri sebelum tes SNBT.
Sayangnya, Fatih tidak diterima karena nilainya tidak mencukupi. Beruntung, dia justru masuk ke pilihan ke dua yakni Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Meski merasa bersyukur, Fatih tetap merasa ragu.
Unesa cuman kampus pencetak guru, katanya…