Nyadar kalau joki lamaran pekerjaan cuma akal-akalan
Selama dua minggu, perasaan Ridwan tak menentu. Rasa gelisah bercampur keyakinan dapat kerja tak pernah lepas dari hari-harinya.
Sayangnya, ia harus kecewa. Dua minggu penantian, sebagaimana waktu yang dijanjikan sang joki lamaran pekerjaan bakal ada panggilan interview, berakhir sia-sia.
“Nggak ada panggilan interview. Aku coba mastiin ke joki, katanya suruh bersabar. Tapi seminggu lagi tetep nggak ada panggilan interview,” kata Ridwan.
Ternyata, Ridwan tak sendirian. Beberapa anggota grup Telegram ternyata mengalami hal serupa. Berbekal informasi dari Ridwan, Mojok sendiri terhubung dengan Yana (24), jobseeker lain yang mengaku kena tipu joki lowongan pekerjaan.
Menurut pengakuannya, ia sudah mengeluarkan duit Rp100 ribu. Sayangnya, panggilan kerja seperti yang dijanjikan tak pernah datang. Bahkan, di grup tersebut, sang admin malah “membela diri” kalau mereka hanya membantu melamarkan pekerjaan: bikin surat lamaran, permak CV, dan mengirimnya. Perkara lolos atau tidaknya, hanya Tuhan dan HRD yang tahu.
“Maksudnya kenapa sejak awal ngasih jaminan lolos. Kenapa nggak bilang aja jasa bikin CV gitu, jadi kita nggak berharap. Mana 100 ribu itu uang yang besar kan itungannya,” kata Yana.
Mojok sendiri telah menghubungi beberapa akun yang menawarkan jasa joki lamaran pekerjaan dengan jaminan dapat kerja–sebagaimana pernah dipakai Ridwan dan Yana. Namun, hingga tulisan ini tayang, belum ada respons atas pesan yang dikirim.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News