Ruas Jalan Gedongan-Klangon, Jalan Pencabut Nyawa di Sleman yang Memakan Korban Jiwa Ibu Muda

Ruas Jalan Gedongan - Klangon, Jalan Horor di Sleman yang Memakan Korban Jiwa Ibu Muda MOJOK.CO

Ilustrasi Ruas Jalan Gedongan - Klangon, Jalan Horor di Sleman yang Memakan Korban Jiwa Ibu Muda (Ega Fansuri/Mojok.co)

Seorang ibu muda di Sedayu, Bantul jadi korban jalan rusak di ruas Jalan Gedongan – Klangon, Sleman. Jalan provinsi yang jadi kewenangan Pemda DIY ini sudah sering kali memakan korban jiwa dan jadi keluhan masyarakat. 

***

Harusnya, malam itu YL (27) bisa segera bercengkerama dengan anaknya yang belum genap satu tahun. YL baru saja pulang dari tempat kerjanya di sebuah swalayan di Godean. Ia baru beberapa hari kerja di tempat itu. Malam itu, harusnya jadi hari bahagia baginya karena bisa bertemu dengan buah hati tercinta.

Ibu muda yang berakhir tragis hidupnya karena lubang di Jalan Gedongan – Klangon

Namun, jalan berlubang di ruas Jalan Klangon – Tempel tepatnya di ruas Jalan Gedongan – Klangon, Kapanewon Moyudan, Kabupaten Sleman menjadi akhir tragis hidupnya. Persisnya kejadian tersebut terjadi pada Jumat 2 Februari 2024 pukul 19.20 WIB.

Ruas jalan Gedongan – Klangon yang biasa ia lewati menuju rumahnya di Argodadi, Sedayu Bantul memang banyak lubangnya. Selain itu, penerangan di jalan itu minim.

“Sebuah lubang di bagian tepi jalan coba ia hindari dengan mengarahkan setir motor ke arah kanan. Kebetulan di depanya ada truk tronton. Kepalanya luka parah kena ban truk,” kata Kapolsek Moyudan AKP Bowo Susilo SH kepada Mojok di ruang kerjanya, Senin (5/2/2024).

AKP Bowo mengungkapkan, ruas Jalang Gedongan – Klangon terutama sampai perempatan Klampis jalannya memang sempit, bergelombang dan banyak berlubang, sehingga kalau hujan airnya menggenang, dan lubang tidak kelihatan.

“Kalau misalnya tidak hujan seperti ini saja, pengguna jalan maksimal kecepatan tidak lebih dari 50 kilometer. Melewati kecepatan itu, rawan oleh dan jatuh. Saya merasakan sendiri,” katanya.

Jalan yang jadi kewenangan Pemda DIY

Menurut AKB Bowo, ruas Jalan Gedongan – Klangon termasuk jalan provinsi sehingga jadi kewenangan dari Pemda DIY. Selama ini solusi yang ia lihat, hanya menambal jalan berlubang. Namun kemudian muncul lagi jalan berlubang lainnya, terutama karena tergerus air. 

Ruas Jalan Gedongan – Klangon yang jadi bagian Jalan Gedongn Tempel, banyak berlubang. (Agung P/Mojok.co)

Yang membuatnya heran, di ruas Jalan Gedongan – Klangon ada ruas jalan yang bagus, tapi ada juga yang jelek. Misalmya, di perempatan Gedongan ke utara sekitar beberapa ratus meter, jalan mulus, tapi dari perempatan yang sama ke selatan jelek. 

“Kemudian nyambung lagi dari perempatan Klampis ke selatan bagus, terus jelek lagi. Saya nggak ngerti kok dulu nggak diterusin jalannya. Saat itu saya masih baru di sini,” katanya. 

Saya hampir berpamitan untuk pergi saat AKP Bowo menyampaikan hal penting lain. “Satu lagi, Jalan Gedongan Klangon, penerangannya kurang. Kalau malam jalannya gelap. Sudah jalannya rusak, gelap, jadi kerawanan pasti meningkat,” ujarnya.

Jalan Gedongan – Klangon, jalan yang sudah lama bermasalah

Persoalan kerusakan Gedongan – Tempel di ruas Jalan Gedongan – Klangon sudah jadi keluhan masyarakat sejak lama. Ini karena kerap terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa di ruas jalan tersebut.

Di laman E-Lapor DIY, misalnya ada masyarakat yang mengeluh persoalan jalan rusak di ini akhir tahun 2021. 

Informasi jalan rusak dan berlubang , kedalaman lubang ada yang hampir 30 cm ditambah lagi dengan cuaca hujan yang ekstrim kemungkinan akan melebar, tepat nya sepanjang jalan gedongan tempel ke selatan arah jalan provinsi wates(klangon) banyak jalan rusak mengakibatkan kecelakaan tunggal bahkan ada yang meninggal dunia.”

Aduan tersebut bertanggal 20 Desember 2021 yang kemudian mendapat respon dari Dinas PUP & ESDM DIY (Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral DIY) pada 22 Desember 2021. 

“Terimakasih atas informasinya, untuk ruas jl. klangon-tempel sudah dilakukan penanganan pemeliharaan di beberapa titik, namun memang belum bisa menjangkau semua. Untuk tahun depan jika tidak ada kendala sudah direncanakan untuk peningkatan jalan. Terimakasih.”

Di aplikasi yang sama, aduan yang hampir sama juga dikirimkan oleh masyarakat pada 17 November 2023.  Aduan yang dikirim oleh Muhammad Affif itu berbunyi, 

“Mohon untuk segera diperbaiki lubang-lubang yang berada di ruas Jl tempel – Gedongan. Sepertinya sudah lama belum dilakukan penambalan kembali bulan ini. Mengingat sekarang sudah memasuki musim hujan.”

Salah satu lubang di Jalan Gedongan – Klangon yang rawan terjadi kecelakaan. (Agung P/Mojok.co)

Dinas PUP & ESDM DIY (Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral DIY) merespon jika laporan tersebut sudah mereka teruskan ke bidang bina marta. 

Selamat sore, terimakasih atas informasinya. Laporan telah kami teruskan ke bidang bina marga agar dapat dilakukan tindaklanjut.

Jalan ma(w)ut yang nggak membuat tenang pekerja

Seorang kawan, Fajar (35) mengamini kondisi Jalan Gedongan – Klangon yang berbahaya dan setahunya sudah sering memakan korban jiwa. “Satu kata, ma(w)ut!! W-nya dikurung, Mas,” kata guru sejarah di Kulonprogo yang kerap menjadikan jalan tersebut untuk berangkat dan pulang kerja. 

Menurut Fajar, dinas terkait harusnya peduli lah karena kejadian kecelakaan di ruas jalan tersebut sangat sering terjadi. Bahkan dulu pernah ada anggota polisi yang kecelakaan karena lubang jalan. “Yang bikin heran, justru penambalan jalan itu swadaya. Yang saya tahu, ada Lazizmu sama orang Polsek, yang jadi pertanyaan dinas terkait, kepiye,” kata Fajar. 

Fajar juga mangkel karena soal penerangan jalan juga tidak merata. Banyak gelapnya. “Sebagai salah satu pengguna Jalan Gedongan Klangon, saya tentu saja takut. Apalagi kalau lewatnya malam hari dan hujan,” katanya. 

Yustina (35) mengungkapkan hal serupa. Kebetulan sesaat setelah kejadian YL yang jatuh dan terlindar truk, ia melewati jalan yang sama. “Daerah situ emang lobang jalannya bertebaran ada yg dalam juga, mana pas malem gelap banget. Sering lewat sini karena jalan pulang,” kata Yustina kepada Mojok.

Sebagai orang yang setiap hari melewati jalan tersebut, Yustina berharap pihak berwenang segera melakukan perbaikan secara merata. “Ini juga untuk kebaikan bersama, karena jalan itu jalan alternatif yang banyak masyarakat gunakan, juga banyak kendaraan besar lewat situ,” katanya.

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA Proyek Galian Jalan yang Selalu Saja Menyebalkan

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

 

Exit mobile version