Gaji Pertambangan Baru 3 Jutaan Dikira Kaya, Langsung Jadi Sasaran Pinjam Duit Teman sampai Sulit Menolak

Ilustrasi kerja pertambangan (Ega/Mojok.co)

Gaji pertambangan nggak seketika langsung banyak duit. Masalahnya, banyak yang mengira orang kerja di bidang tersebut dompetnya langsung tebal dalam waktu cepat.

Sehingga, lulusan SMA seperti Kholik* (21), pada tahun pertama bekerja di tambang batubara langsung jadi sasaran pinjam duit dari teman-temannya. Padahal, pada tahun pertama ia masih berproses dengan gaji pertambangan sekitar Rp3,5-4 juta.

Setahun setengah selepas lulus SMA, ia dapat kerja sebagai operator alat berat di sebuah kontraktor pertambangan di Kalimantan Timur. Segera, setelah lolos fase medical check up, Kholik berangkat ke kawasan pemusatan latihan.

Selama di pemusatan latihan tiga bulan, ia dan rekan-rekan seangkatannya menjalani fase latihan fisik,mental, dan materi dasar pertambangan.

Setiap hari Kholik bangun pagi jam 4 untuk latihan fisik singkat. Selepas salat subuh, latihan fisik kembali digenjot hingga sekitar jam 7 pagi. Baru setelahnya ada materi di dalam ruang kelas.

“Tapi nanti selesai materi sore, fisik lagi, pokoknya bikin stress juga saat itu,” tuturnya.

Mentas dari pemusatan latihan, ia berangkat ke site pertambangan di luar pulau Jawa. Saat itu, statusnya adalah sebagai pemagang kerja pertambangan.

“Di kontrak awal itu durasinya satu tahun. Gajinya belum terlalu besar, sekitar Rp3,5-4 juta,” tuturnya.

Kerja di pertambangan langsung dapat tekanan dari teman dan keluarga di kampung

Sebenarnya, gaji yang ia dapat di tahun pertama sudah bersih. Sebab, Kholik dapat fasilitas makan dan tempat tinggal gratis.

“Tapi ya tetap saja uang segitu belum banyak,” kelakarnya.

dunia pertambangan.MOJOK.CO
Ilustrasi. Area pertambangan (Dominik Vanyi/Unsplash)

Kholik mengaku memahami jika orang tuanya, terkhusus bapaknya, bangga ia bisa masuk di bidang pekerjaan yang cukup menjanjikan secara materi dalam jangka panjang. Namun, terkadang ia jadi terbebani ketika sang bapak cerita-cerita ke saudara tentang pencapaiannya.

Saat sedang cuti, ia jadi terpikir untuk membawa oleh-oleh bagi keluarga besarnya. Termasuk, para sepupunya yang masih kecil-kecil.

Di rumah pun, terkadang teman-teman sekolah memandang seolah ia sudah sukses. Padahal, sebenarnya gaji pertambangan yang ia dapat pada tahun pertama tidak jauh lebih tinggi dari temannya yang bekerja di pabrik atau tempat lain.

“Sampai kalau aku nongkrong bareng, rokoknya kok murah, pada ketawa,” kelakarnya.

“Pada bilang, ‘kerja di pertambangan kok rokoknya nggak berkelas’,” imbuhnya tak henti tertawa.

Mengira gaji pertambangan langsung besar, teman-teman pada utang seenaknya 

Menghadapi hal semacam itu, Kholik mengaku mencoba santai saja. Mau menjelaskan soal gaji pertambangan sebenarnya pun, terkadang ia mengaku gengsi.

Namun, hal yang lebih merepotkan baginya selain perkara rokok adalah teman yang mulai berdatangan untuk meminjam uang. Nominalnya, seringkali cukup besar.

“Ya banyak yang pinjam, mulai dari ratusan sampai sejuta setengah paling besar,” tuturnya.

Di satu sisi, gajinya juga sudah keluar untuk berbagai kebutuhan pribadi. Di sisi lain, ia kadang merasa tidak enak karena teman-temannya sudah telanjur menganggapnya berduit.

Parahnya, ia mengaku masih satu dua kali meminta uang ke orang tua pada tahun pertama kerja. Orang tuanya pun sempat mempertanyakan ke mana gajinya pergi.

“Jujur nggak enak sampai pernah minta ke orang tua lagi karena uang habis,” curhatnya.

Kebanggaan bak pisau bermata dua

Kholik mengakui, sudah jadi kebiasaan baginya dan rekan-rekan untuk membagikan unggahan kebanggaan kerja di pertambangan lewat media sosial. Namun, ia tidak menyadari kalau dampaknya akan sedikit menyusahkan dirinya.

Amin (25), seorang sarjana dari PTN di Jogja yang dua tahun terakhir berkarier di pertambangan batubara juga mengakui bahwa banyak operator baru yang kelewat ekspresif dalam menyalurkan kebanggaan mereka.

“Biasa lah bikin status di media sosial menunjukkan seragam tambang. Bahkan, ada juga yang sampai bikin video uang gaji,” tuturnya.

Ia mengakui, bahkan para operator di bagian produksi yang lulusan SMA, bisa bergaji lebih besar dari para sarjana di pertambangan. Umumnya, hal itu terjadi bagi para operator senior yang memaksimalkan jam kerja dan lembur.

Tahun pertama para teknisi dan operator lulusan SMA biasanya masih berstatus pemagang kerja. Namun, jika sudah dapat kontrak kerja tetap, baik Kholik maupun Amin menyebut gaji pertambangan bulanan termasuk bonus dan upah lembur mereka bisa belasan juta.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Lulusan SMA Dapat Kerja Pertambangan, Gaji Belasan Juta Bikin Tak Ingin Kuliah dan Pandang Sebelah Mata Sarjana

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Exit mobile version