EzraTahun sudah berganti 2025. Tapi masih ada rasa sakit yang terbawa dari 2024. Rasa sakit yang lahir dari kegagalan CPNS hingga menjadi bulan-bulanan orang tua sendiri yang menganggap PNS sebagai profesi prestisius.
Itulah yang Ezra (29) alami, ketika banyak orang menyambut pergantian tahun dengan hati bungah.
Baru dianggap “menjadi orang” kalau berstatus PNS
Sejak lulus kuliah dari salah satu kampus di Jawa Barat, orang tua Ezra memang berharap dia bisa menjadi PNS. Maklum, di keluarga besarnya, PNS seolah adalah puncak karier seseorang.
Kata Ezra, seseorang di dalam keluarganya baru dianggap “menjadi orang” ya kalau sudah menyandang status Pegawai Negeri.
Pemuda asal Majalengka, Jawa Barat, itu sebenarnya punya cita-cita sendiri. Namun, apa boleh buat. Dia pun ingin terlihat “berharga” bagi keluarganya sendiri.
Ezra tak berkenan cerita banyak soal apa yang dia kerjakan selepas lulus kuliah. Yang jelas, pada Agustus 2024 lalu, dia mencoba peruntungan mengikuti seleksi CPNS, seperti yang orang tuanya mau.
Kegagalan jadi PNS yang menyakitkan
Serangkaian keruwetan untuk mengikuti seleksi CPNS Ezra jalani. Namun, nasib baik memang sedang tidak berpihak kepadanya.
“Nilai SKD saya sebenarnya di atas ambang batas (passing grade). Cuma, saya nggak masuk perankingan tiga kali formasi. Itu membuat saya nggak bisa masuk ke tahap selanjutnya (SKB),” tutur Ezra saat membagi ceritanya pada saya, Jumat (27/12/2024).
“Ya akhirnya belum rezeki lah di CPNS 2024 ini,” imbuhnya.
Sebenarnya, jika hanya soal gagal CPNS saja, Ezra masih bisa legowo. Sayangnya, persoalannya tidak sesimpel itu.
Kegagalan Ezra itu membuatnya menjadi “bulan-bulanan” orang tuanya sendiri. Ezra memang menyebut begitu: “jadi bulan-bulanan”.
Bagian detailnya seperti apa, Ezra urung menceritakan. Yang bisa dia ceritakan, dia habis dibandingkan-bandingkan orang tuanya sendiri dengan orang lain.
“Dibandingkan sama teman seangkatan saya yang sudah pada “jadi orang”. Dibandingkan juga sama anak rekan kerja orang tuaku. Karena walaupun usianya lebih muda dari saya tapi si anak itu, walaupun nggak PNS, tapi minimal PPPK lah,” beber Ezra.
Hal-hal baik di sebuah kafe
Perlakuan orang tuanya itu membuat Ezra merasa dikucilkan keluarganya sendiri. Dia merasa tak berguna. Rasanya begitu sakit di dada sebelah kiri.
Persis setelah momen dibanding-bandingkan itu, Ezra memutuskan keluar rumah sejenak untuk menenangkan diri dan menjernihkan pikiran. Dia menuju sebuah kafe tidak jauh dari rumahnya.
“Saya ngopi dulu lah. Ambil duduk di dekat barista kafe. Syukurnya, si barista itu bisa diajak ngobrol,” ungkap Ezra.
Ezra juga bertemu dengan teman dekatnya. Menumpahkan hal buruk yang baru saja dia alami. Ezra merasa perlu ada orang yang tulus mendengarnya, di saat orang tuanya sendiri saja menganggapnya tidak berguna.
“Alhamdulillan, mereka (barista dan teman dekat) ngasih semangat. Saya dapat insight hal-hal baik dari mereka,” katanya.
Usai dari kafe itu, Ezra mencoba menata mentalnya kembali, mencoba tetap percaya diri. Dan itulah yang membuat Ezra tetap berani menaruh mimpi-mimpi di kepalanya untuk dia wujudkan kelak kemudian hari.
Dunia belum berakhir
Ada dua hal yang akhirnya Ezra pahami dari kegagalannya menjadi PNS.
Satu, selalu ada orang-orang baik di sekelilingnya. Orang-orang yang benar-benar peduli dan selalu ada buatnya ketika dalam situasi sulit. Bukan yang justru menjadikannya bulan-bulanan saat tengah mengalami kegagalan.
Dua, istilah keluarga tanpa ikatan darah memang benar adanya. Dia beruntung memiliki seorang teman yang memberinya “rasa keluarga”, ketika keluarga yang jelas-jelas sedarah justru tak bisa menghadirkan rasa itu.
“Gagal jadi PNS itu bukan berarti dunia berakhir. Masih ada banyak kesempatan lain yang perlu kucoba. Begitu juga yang saya pahami,” ucap Ezra.
Menjelang pergantian tahun dari 2024 ke 2025, Ezra lalu mencoba mendaftar beberapa pilihan hidup yang akan dia ambil di 2025.
Dia mencari-cari informasi beasiswa LPDP. Ezra ingin lanjut S2, untuk memperbesar peluang kariernya di masa mendatang. Selain itu, Dia juga menyisir informasi-informasi seputar lowongan kerja: dari freelance atau pekerjaan di perusahaan swasta.
Ezra tak mau tunduk begitu saja, meski mentalnya sudah diluluhlantakkan oleh orang yang seharusnya menjadi penguatnya.
Ah, rasa sakit itu mungkin akan terbawa dan terus bertambah seiring waktu. Tapi mengutip penggalan puisi Aku Tak Pernah Benar-Benar Pulang – Aan Mansyur: Setiap hari tumbuh retakan baru di tubuhku. Kuterima seluruh seolah kelak terbit matahari lain dari sana. Ribuan matahari.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: ‘Tahun Berganti, Tapi Nasib Kami Nggak Kemana-mana’ – Kekecewaan Buruh Jogja yang Kena PHK Sepanjang 2024 atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.