Bus Sugeng Rahayu memang menjadi andalan penumpang Jawa Timur, tapi soal kenyamanan masih perlu dipertanyakan. Pasalnya, armada-armadanya kerap mengalami kecelakaan. Maka dari itu, beberapa penumpang beralih ke bus lain. Misalnya, bus Eka yang harganya tak jauh berbeda.
#1 Keselamatan lebih terjamin dengan bus Eka
Bukan rahasia umum lagi kalau sopir sopir bus Sugeng Rahayu seperti “berkendara menuju alam baka” alias suka ugal-ugalan di jalan. Ia bahkan sering mendapat julukan dari penumpang sangking seringnya mengalami kecelakaan. Ada yang menamainya “bus setan”, “bus hantu”, hingga “sumber bencono” alih-alih nama aslinya dulu yakni Sumber Kencono.
2023 lalu, Mojok pernah mewawancarai Budi (33) yang sudah menjadi penumpang setia bus Sugeng Rahayu selama 15 tahun lebih. Lebih-lebih saat ia harus kuliah dari Surabaya ke Solo menggunakan bus tersebut. Menurut pengalamannya, sopir bus tersebut memang sering ngebut tanpa aturan.
“Aku ini dibilang religius ya nggak terlalu, tapi tiap naik Sugeng Rahayu pasti ingat Tuhan. Banyak-banyakin zikir.” ujarnya.
Dua tahun berselang, pengalaman serupa masih dialami Eka, bahkan ia merasa sang sopir tak takut sama sekali dengan hukum. Alih-alih, memaknai tugasnya untuk membawa penumpang dengan selamat, baik sopir maupun kernet seolah menyepelekan nyawa seseorang.
“Kernet sama sopirnya cuawak, aparat polisi saja sampai dibencadain dan mereka kalau ngomong slengekan,” kata perempuan asal Surabaya itu, yang masih kesal saat mengingat pengalaman pertamanya naik bus tersebut.
Oleh karena itu, saat perjalanan kembali dari Jogja-Surabaya, ia memilih berganti bus walaupun harus merogoh kocek lebih sedikit. Yang penting keamanannya terjaga. Dari banyak pilihan bus, akhirnya ia memilih bus Eka. Bukan mentang-mentang karena nama panggilannya kebetulan sama, tapi dilihat dari segi harga, bus Eka masih terjangkau.
“Sugeng Rahayu itu memang paling murah, aku bayar Rp130 ribu. Sebenarnya nggak jauh beda dengan bus Eka yang harganya Rp150 ribu dan sudah dapat makan,” ucapnya
#2 Fasilitas bus Eka lebih nyaman
Eka tak menyesali keputusannya saat beralih dari bus Sugeng Rahayu ke bus Eka, sebab dari segi fasilitas pun tak mengecewakan. Dibandingkan bus Sugeng Rahayu, ia lebih nyaman menggunakan bus Eka.
Baca Halaman Selanjutnya
Bunyi bus Eka nggak “glodak-glodak”
“Busnya bagus, ada sekat pemisah sopir sama penumpang. Ada pintu kacanya juga. Sedangkan kalau di bus Sugeng Rahayu pas jalan itu aku sampai terasa gronjalannya, bunyi ‘glodak, glodak’ sepertinya dari mesin busnya juga sudah remek hehe,” kelakarnya.
Selain itu, bus Eka juga menyediakan colokan listrik di setiap bangku penumpang sehingga Eka bisa mengisi daya gawainya sewaktu-waktu. Sedangkan, saat di bus Sugeng Rahayu ia tak bisa mengisi daya gawainya.
“Di beberapa bangku memang tersedia tapi lokasinya di atas, dekat dengan lampu. Apesnya, aku dapat bangku yang nggak ada colokan,” ucapnya.
Alhasil, Eka sempat khawatir saat baterai gawainya tinggal 2 persen. Sementara bus yang dinaikinya saat itu masih berada di Solo. Masih lama untuk tiba di Jogja. Eka juga baru tahu kalau perjalanan dari Surabaya ke Jogja menggunakan bus terhitung lama jika dibandingkan dengan kereta api.
Dan selama 9 jam perjalanan itu, Eka mengaku cukup bosan, sementara ia harus menyimpan baterai gawainya untuk menghubungi temannya yang sudah menunggu lama di Terminal Giwangan, Jogja. Akhirnya, ia hanya bisa menatap jendela bus Sugeng Rahayu dan mengamati sang sopir.
#3 Sopirnya nggak anomali
Di sisi lain, Eka memang tak bisa istirahat dengan nyaman saat menaiki bus Sugeng Rahayu. Setiap 5 menit tersirap, ia selalu terbangun. Alasannya seperti di awal tadi, sopirnya yang tak bisa santai saat menyetir. Berbeda sekali saat ia menaiki bus Eka.
“Sopir dan kernet busnyjua baik banget, ramah. Jadi pas aku nggak ambil paket makanan, uangku dikembalikan,” kata Eka.
Sementara, saat naik bus Sugeng Rahayu, Eka sempat mengamati orang yang duduk di sebelahnya harus cekcok dengan sang kernet. Saat itu, sang kernet meminta bayaran untuk tiket bus, tapi lupa tidak memberikan uang kembalian.
“Aku liat orang yang duduk di sebelahku harusnya dapat uang kembalian setelah bayar tiket bus, tapi ternyata uangnya nggak dikembalikan sama kernetnya. Sampai ibu-ibu yang ada di sebelahku tadi harus menagih uang kembaliannya,” tutur Eka.
Yang jelas, menurut Eka, bus Eka masih lebih baik ketimbang bus Sugeng Rahayu baik dari segi harga, fasilitas, dan jaminan keselamatan.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Bus Eka Surabaya Jogja Lahir untuk “Menebus Dosa” Tragedi Maut 1981, 30 Tahun Lebih Mengaspal Tak Berkhianat Soal Waktu atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.
