Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

El Metronom, Fak untuk Aku: Tiga Mukti yang Membuat Ratusan Penonton Tertawa

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
12 Desember 2022
A A
Beranda Liputan Panggung
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Mukti meroasting Kepala Suku Mojok 

Saat tampil sebagai Mukti Metronom, lulusan SMAN 2 Banguntapan ini  membawakan candaan-candaan baru yang belum ia tampilkan sebelumnya. Mengulik lebih dalam tentang pengalaman hidupnya. Satu per satu tahapan dari saat SD, SMP, hingga SMA yang penuh kekonyolan.

Berkali-kali ia membuat suasana pecah karena merasa heran para penonton mau membayar mahal untuk pementasannya. Sesekali, dengan canda, ia memohon maaf kalau tidak sesuai ekspektasi.

Kadang memang bit yang ia lempar ke penonton sedikit melempem. Tapi dengan cerdiknya, Mukti bisa mengondisikan itu dengan spontanitas yang membuat tawa kembali memenuhi ruang. Ia bisa melakukan improvisasi dengan baik. Baik lewat diksi absurd maupun dengan laku panggungnya yang khas.

Ia juga komedian yang jeli membaca situasi. Beberapa penonton tak lepas dari amatannya dalam membuat bahan lelucon.  Kejelian Mukti teruji saat menyebut beberapa orang yang dianggapnya penting. Puthut EA, Kepala Suku Mojok, disebut pertama kali. “Salam roti bakar, Mas Puthut!”

Momen Mukti me-roasting Puthut EA terjadi dua kali. Pertama saat ia masih jadi Candra Mukti si pembawa acara dan kedua saat ia sudah menjadi sosok Mukti Metronom. 

Saat mendapat lemparan candaan dari Mukti di awal, Puthut EA yang duduk di samping saya tertawa. Hadirin bertepuk tangan. Tepuk tangan makin bergemuruh saat kepala suku Mojok berdiri memberi penghormatan ke semua hadirin.

Baca Juga:

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Stand Up Jogja x Fesmo 2025: Dari Humor Lokal ke Panggung Besar

Stand Up Jogja x Fesmo 2025: Dari Humor Lokal ke Panggung Besar

30 September 2025

Di situ saya melihat betapa dia sosok yang dihormati banyak orang. Dua ratus lebih pengunjung bertepuk tangan dan melambaikan tangan ke arahnya. Integritas dan dedikasi puluhan tahun di dunia kreatif, tidak luntur sedikit pun walaupun beberapa hari sebelumnya dia mendapat serangan membabi-buta di media sosial.

Sebelumnya, saat membuka Kanal Suara Politik di UGM, bahkan beberapa orang mengantre untuk berfoto dengannya sambil memberi salam, “Semangat, Mas Puthut!”

Tapi sebetulnya saat ada kasus dirisak di medsos, Puthut menunjukkan kualitas mentalnya. Tidak tampak sedikit pun raut muka cemas atau khawatir. Saya sempat menguping ketika dia ditanya oleh seorang kawan kenapa dia begitu biasa saja walaupun sedang menghadapi serangan.

Begini kira-kira jawabannya. “Orang kalau mau diangkat derajatnya memang harus melalui hal seperti ini. Lagian mereka yang membuli kan orang-orang yang tidak kenal. Orang-orang yang kenal kan tidak. Karena mereka tahu aku di dunia sebetulnya. Bukan di dunia citra dan maya.”

Di dalam pentas intinya, dia kembali ‘meroasting’ kepala suku. Ada-ada saja hal yang bisa ia kaitkan dengan roti bakar. Mulai dari endorse brand roti hingga Duta Roti Bakar Indonesia. 

Mendengar roastingan itu, lagi-lagi orang tertawa lepas, bertepuk tangan, dan menoleh ke arah Puthut EA. Lagi-lagi pula, dia melambaikan tangannya ke segala penjuru dengan senyum ramah namun takzim.

Di situ pula saya kagum, bagaimana seorang komika seperti Mukti, meroasting dengan kualitas yang baik, tanpa bermaksud menjatuhkan orang, dan di situ pula orang-orang memberi hormat pada sosok yang di-roasting.

Kejutan menutup pementasan

Selepas El Metronom menutup penampilannya, kejutan dihadirkan. Bukan Orkes Pensil Alis seperti yang saya kira. Melainkan band baru yang yang digawangi Mukti sebagai vokalis dan tiga rekannya. Ia namai grup itu dengan sebutan Z Band. Binasrul turut naik memegang posisi sebagai basis.

Iklan
El Metronom Mukti Entut stand up comedy
Penampilan kejutan Mukti bersama Z Band [Dok. Puthutea]

Mereka meluncurkan single pertama berjudul Bocah Pinggiran. “Tapi mohon maaf, penampilan kali ini lyp sync. Wes kesel soale dadi mc, opener, ditambah headliner,” ujar Mukti.

Lagu yang menurut Mukti baru direkam beberapa hari sebelumnya berkat bantuan salah satu personil band FSTVLST itu kemudian diputar. Mukti, Binasrul, dan kawan-kawannya lalu beraksi layaknya sedang tampil di sebuah konser sungguhan. Penonton pun menikmatinya, mengangkat ponsel sambil menyalakan lampu flash.

Setelah lagu itu dinyanyikan, mereka berpose dipanggung. Meminta fotografer untuk mengambil foto layaknya sebuah band kondang yang sedang melakukan konser akbar. “Yak, untuk kebutuhan Instagram,” ujarnya.

Penampilan El Metronom: Fak untuk Aku pun ditutup. Mukti mempersilahkan penonton yang mau berfoto dengannya untuk naik ke panggung satu per satu. Antrean panjang pun tercipta. Menunjukkan bahwa Mukti berhasil memuaskan mereka dengan penampilan yang prima dan memuaskan.

Mukti adalah komedian yang sudah melewati proses panjang. Lebih dari sepuluh tahun meniti karir sebagai komedian tunggal. Naik turun dari panggung ke panggung. Mulai dari penampilan yang hanya dihadiri dua orang hingga ratusan orang mau membayar mahal, bahkan menjual velg motor demi mendapat kesempatan menyaksikan show eksklusifnya. 

Malam yang menyenangkan. Candra Mukti, Mukti Entut, dan Mukti Metronom berhasil mengocak perut. Membuat IFI-LIP bergoyang. Berangkat tegang, pulang senang.

Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

Saksikan juga wawancara Kepala Suku Mojok Puthut EA dengan Mukti Entut

Halaman 2 dari 2
Prev12
Tags: Mukti EntutMukti MetronomPuthut EAstand up comedy
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur
Video

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Stand Up Jogja x Fesmo 2025: Dari Humor Lokal ke Panggung Besar
Video

Stand Up Jogja x Fesmo 2025: Dari Humor Lokal ke Panggung Besar

30 September 2025
Menjadi penulis jika ingin sejahtera maka jangan hanya fokus menulis MOJOK.CO
Ragam

Panduan untuk Calon Penulis agar Hidup Sejahtera, Karena Tak Cukup kalau Andalkan Royalti Saja

19 Januari 2025
Beda gaya komedi Jogja dan Jawa Timur, serta bagaimana pelawak tua seperti Marwoto bertahan di tengah gaya komedi modern MOJOK.CO
Seni

Beda Gaya Komedi Jogja vs Jawa Timur dan Upaya Pelawak Tua Susah Payah Mengikuti Pelawak Muda yang Dar Der Dor

11 Desember 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
keterwakilan perempuan mojok.co

Kunci Efektivitas Keterwakilan 30 Persen Perempuan

Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.