Harga open BO di Jogja dianggap termahal di Indonesia. Demi membuktikannya, Mojok menghubungi sejumlah penjaja jasa prostitusi online, konsumen, hingga lembaga yang memberikan perhatian pada pekerja seks.
***
Sudah jadi rahasia umum bahwa open BO atau prostitusi online semakin marak di kota-kota besar Indonesia. Kehadirannya, perlahan menjadi pilihan lelaki hidup belang ketimbang mendatangi lokalisasi. Lebih privat dan praktis.
Namun, banyak yang tidak mengira bahwa Jogja muncul sebagai kota dengan rata-rata tarif open BO tertinggi di Indonesia. Saya cukup heran ketika membaca riset CNBC Indonesia yang menyebut tarif rata-rata Jogja adalah Rp1,375,000 untuk durasi pendek yakni satu jam atau satu kali ejakulasi. Jogja mengungguli Jakarta, Surabaya, Semarang, dan rata-rata nasional.
Sementara untuk durasi panjang yang umumnya enam sampai dua belas jam, rata-rata tarif open BO di Jogja mencapai Rp14 juta. Pada riset yang sama, tarif di Jakarta hanya Rp8.845.000.
Rasa penasaran membawa saya menelusuri beberapa platform yang biasanya digunakan para penjaja prostitusi online ini. Namun, beruntung sebelum itu saya berhasil berbincang dengan Ciko*, seorang konsumen jasa open BO di Jogja.
Ia mengamini bahwa harga jasa prostitusi di tempatnya tinggal dulu tergolong mahal. Namun, di antara jasa dengan tarif tinggi selalu ada yang terjangkau jika cermat mencari.
Ciko pertama kali mencoba menggunakan jasa tersebut pada 2018 silam. Platform pilihannya adalah Twitter lantaran banyak tersebar akun-akun yang menawarkan beragam tipe layanan. Mulai dari durasi cepat, panjang, maupun kesepakatan tertentu antara penyedia jasa dan konsumen.
Kaget tarif open BO Jogja semahal itu
Lewat Twitter, ia mengetik beberapa kata kunci di kolom pencarian. Hanya dalam hitungan detik, puluhan bahkan ratusan unggahan penawaran jasa open BO di Jogja langsung muncul. Rata-rata yang tercantum adalah foto dengan wajah tersensor dan lokasi.
“Harga biasanya tidak langsung tercantum. Ketika menanyakan baru muncul,” katanya.
Ketika mendapat jawaban dari beberapa akun, Ciko mengaku kaget lantaran tarif yang dipatok jauh di atas estimasinya. Rata-rata ia mengaku mendapatkan penawaran seharga Rp800 ribu hingga Rp1 juta.
“Saat itu bahkan ada yang Rp1 juta,” paparnya.
Merasa tidak sesuai, Ciko akhirnya mengubah kata kunci penelusuran dengan mencantumkan nominal harga. Saat itu dana yang ia alokasikan sebesar Rp300 ribu.
Namun, jumlah postingan yang muncul dengan harga tersebut bisa terhitung jari. Ia langsung mengirim pesan ke salah satu akun dan membuat janji.
Malam harinya, ia meluncur ke sebuah hotel melati tak jauh dari Jalan Malioboro. Saat datang, seorang perempuan muda sudah menunggu di depan kamar.
“Selain harga yang membuat kaget ternyata usianya,” ujarnya.
Setelah berbincang dengan pelaku open BO Jogja, ia mendapati bahwa usia perempuan itu masih 17 tahun. Perempuan itu berasal dari Gunungkidul.
Beda media sosial, beda karakter pemberi jasa open BO
Pada beberapa pengalaman selanjutnya, ia mengaku mulai mencoba beragam platform lain seperi MiChat dan Facebook. Menurutnya, setiap aplikasi punya kecenderungan yang berbeda-beda.
Di Facebook misalnya, Ciko bisa menemukan variasi yang lebih murah. Begitu pula di MiChat. Twitter menurutnya lebih eksklusif dan banyak yang mematok harga tinggi.
“Di Twitter kalau menurut pengamatanku itu lebih penyedia jasanya lebih muda dan harganya relatif tinggi-tinggi,” paparnya.
Kendati begitu, banyak penipuan lewat aplikasi Twitter dan MiChat. Ciko berujar pernah punya pengalaman apes lantaran penipu yang mengatasnamakan jasa open BO menyebarluaskan foto profil Twitter-nya.
Motifnya pelaku meminta uang muka terlebih dahulu. Ketika konsumen enggan, maka pelaku mengancam akan menyebarluaskan chat dan foto.
“Benar, fotoku diposting sama akun itu. Untungnya memang tidak menyebabkan keramaian apa-apa,” keluhnya.
Menelusuri harga open BO di Twitter dan Facebook
Biasanya, akun Twitter yang menawarkan open BO cenderung tidak menyertakan nomor WhatsApp untuk dihubungi. Ada yang menyertakan kontak namun jumlahnya hanya sedikit. Mayoritas komunikasi berlangsung lewat direct message aplikasi tersebut.
Saya mencoba menanyakan tarif ke lima akun Twitter penyedia jasa open BO Jogja dengan pengikut di atas seribu. Dari lima akun tersebut, hanya dua di antaranya yang menyediakan kontak WhatsApp. Mayoritas menjajakan spesifikasi lengkap mulai dari usia, warna kulit, tinggi dan berat badan, hingga pantangan-pantangan yang harus pelanggan patuhi.
Ada sejumlah pantangan yang umum seperti enggan bermain tanpa pengaman. Namun ada juga yang unik karena menyertakan perkecualian untuk pelanggan dari luar negeri dan Indonesia Timur.
Penawaran tarif dari akun-akun Twitter tersebut cukup beragam. Untuk durasi pendek dengan satu kali ejakulasi tarifnya berkisar antara Rp600-700 ribu. Tarif tersebut sudah termasuk biaya kamar atau populer dengan istilah “include”.
Durasi bisa disepakati antara penyedia jasa dan pelanggan. Namun paketnya biasanya satu jam, dua jam, enam jam, hingga dua belas jam. Untuk durasi panjang antara enam hingga dua belas jam tarifnya jutaan. Untuk tarif 12 jam paling, dari kelima akun tersebut paling tinggi harganya Rp5 juta. Artinya, harganya lebih dari dua kali lipat UMP DIY.
Ada pula paket durasi panjang yang mematok jam antara pukul 22.00-07.00 dengan tarif Rp2,5 juta. Untuk tarif pada dasarnya begitu bervariasi. Beberapa akun pun menawarkan opsi kesepakatan harga untuk durasi tertentu.
Sementara di Facebook, promosi biasanya berlangsung lewat unggahan di grup-grup tertentu. Berdasarkan informasi dari Ciko, saya lantas menghubungi delapan kontak pada promosi di sebuah grup prostitusi online.
Baca halaman selanjutnya…
Hingga sampai 7 juta…..
Penawaran jasa beragam
Harganya relatif lebih terjangkau. Ada yang hanya mematok tarif Rp300 ribu per jam. Namun, ada satu penyedia jasa yang mematok tarif Rp7 juta untuk durasi 12 jam. Padahal untuk durasi pendek sekali ejakulasi, perempuan ini hanya memasang biaya Rp350 ribu.
Selain itu, penjaja lewat Facebook ternyata usianya berkisar di antara 25-30 tahun. Sementara temuan di Twitter, usianya berada di rentang 20-25 tahun.
Untuk penawaran melalui Facebook yang menyertakan kontak, saya mencoba melakukan kroscek ke aplikasi GetContact. Terbukti akun-akun tersebut diberi nama open BO Jogja atau istilah-istilah yang merujuk kepadanya.
Para penjaja jasa ini juga punya cukup banyak penawaran jasa selain berhubungan badan. Ada yang menawarkan jasa cuddle care tanpa hubungan seks. Selain itu ada juga yang menyediakan penawaran sebagai pacar sewaan.
Untuk jasa pacar sewaan, ada yang memasang tarif Rp500 ribu untuk durasi setengah hari dan Rp800 ribu untuk sehari penuh. Pacar sewaan bisa dibawa untuk menghadiri berbagai acara seperti kondangan, nonton film, bahkan dugem. Syaratnya, tidak ada aktivitas seksual dan semua biaya selama bepergian ditanggung pelanggan.
Pekerja seks online relatif tertutup
Sayang, baik dari Facebook maupun Twitter, para penjaja jasa enggan untuk memberi keterangan lebih lanjut saat saya menyampaikan maksud untuk wawancara. Namun, ternyata ada kecenderungan yang lebih tertutup dan ekslusif dari pelaku prostitusi online ketimbang pekerja seks di beberapa titik prostitusi terlokalisasi di Jogja.
Hal itu dibenarkan oleh Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jogja, Budhi Hermanto. Selama ini, Budhi berupaya menjangkau para penjaja open BO Jogja untuk memberikan penyuluhan maupun pendampingan kesehatan.
“Sejauh ini saya akui belum bisa menjangkau mereka. Lumayan susah untuk kami dekati,” kata Budhi saat saya wawancarai Selasa (12/9/2023).
PKBI Jogja, menurut Budhi, sudah rutin memberikan pendampingan kesehatan untuk mengawal pencegahan penyakit menular seksual kepada pekerja seks di Sarkem dan Parangkusumo. Di sana, para pekerja lebih terbuka untuk mendapat bantuan kesehatan.
Padahal penjaja open BO juga mengalami kerentanan seperti pekerja seks pada umumnya. Selain rentan terhadap PMS, kekerasan, pekerja seks juga rentan mengalami tekanan mental.
Tekanan mental para pekerja seks
Berdasarkan temuan di lapangan, Budhi acap kali berjumpa dengan pekerja seks yang mengalami tekanan mental. Terutama ketika terkena PMS.
“Ketika mereka menganggap aman-aman saja, terus tes dan terbukti positif penyakit itu sering mengalami tekanan mental,” paparnya.
“Selain itu, pekerja seks sering mengalami tekanan karena mereka ingin keluar namun tidak punya alternatif karena skill yang minim,” imbuhnya.
Kondisi itu membuat PKBI menyediakan layanan konseling bagi para pekerja seks, di samping memfasilitasi dari segi kesehatan reproduksi. Budhi berharap ke depan bisa menjangkau lebih para pekerja seks yang menjajakan jasa open BO.
Sebab, belakangan ini trennya memang banyak peralihan menuju prostitusi online. Sedangkan sektor ini sulit sekali untuk mendapat pengawasan dari lembaga-lembaga yang punya perhatian seperti PKBI.
Di lapangan, Budhi mendapati keluhan para pekerja seks lokalisasi yang pelanggannya berkurang. Ia juga mengaku mendapat cerita mengenai pekerja seks yang memilih beralih untuk menawarkan secara daring ketimbang menetap di tempat terpusat.
Ke depan, ia berharap lembaga dan instansi yang punya perhatian terhadap isu ini bisa segera menjangkau para pelaku jasa. Risiko open BO di Jogja terbilang cukup besar tanpa pengawasan dari segi kesehatan dan keamanan.
Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Pengalaman Saya Memesan Jasa Open BO
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News