Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

Makhluk Tuhan Paling Necis

Adi Surya Samodra oleh Adi Surya Samodra
22 November 2017
dalam Liputan
A A
Beranda Liputan
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

[MOJOK.CO] “Tulisan ini dipersembahkan untuk kamu-kamu yang penasaran, kenapa sih di beberapa agama tertentu umatnya selalu tampil modis ketika pergi beribadah?”

Kenecisan dalam berpakaian tidak hanya berlaku saat ketemu sama gebetan saja, dalam beberapa agama di Indonesia, tampil necis adalah satu kebiasaan ketika menghadap Tuhan. Tulisan ini dipersembahkan untuk kamu-kamu yang penasaran, kenapa sih di beberapa agama tertentu umatnya selalu tampil modis ketika pergi beribadah?

Mau pakai kemeja atau hoodie? Mau pakai sneaker atau sepatu AP Boots? Mau pakai sandal Fipper atau Swallow? Yang jelas pasti dipikirin, agar pantas menyembah apa yang mereka sembah dan mereka percayai. Yang disembah sama yang dipercayai aja dipikirin, apalagi masa depanmu, Dik.

Monica Kasihana Dewi termasuk yang peduli dengan penampilan ketika ke rumah ibadah. Untuk gaya berbusana, mahasiswa semester 7 sebuah perguruan tinggi swasta di Yogya ini, Kasih, begitu panggilannya, tergolong kaum SWAG alias single woles anti-galau. Ups, SWAG aslinya akronim dari style with a little bit gangsta alias bergaya, keren, dan asyik. Gaya itu erat kaitan dengan para penyanyi hiphop. Yoyoyoi!

“Aku lebih suka terlihat SWAG, keren, kasual gitulah. Kalo urusan warna aku nggak masalah sih, cuma untuk motif, aku nggak suka yang terlihat glamour, terlihat bling-bling gitu,” kata Kasih, “cuma bukan berarti aku nggak akan memakai barang atau pakaian yang seperti dress, aku tetap memakainya untuk beberapa acara.”

Kasih sudah menggemari dan memakai gaya busana SWAG sejak SMP. Atas nama kenyamanan dan menjadi diri sendiri, Kasih memilih gaya SWAG. Referensinya datang dari penyanyi yang tenar lewat album Bintang Kehidupan, the one and only Nike Ardilla.

Baca Juga:

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Penyesalan ikuti kata kating/senior kampus yang aktif organisasi mahasiswa. Ngopa-ngopi dan diskusi, lulus tak punya skill MOJOK.CO

Muak sama Kating Kampus yang Suka Ajak Ngopa-ngopi, Cuma Bisa Omong Besar tapi Skill Kosong!

24 September 2025

“Kok kamu bisa kenal Nike Ardilla?” tanya saya.

“Dari majalahnya mamaku. Kebetulan juga setiap Sabtu malam bapakku pasti nyetel lagu lawasan. Nah, di situ juga aku mulai minat mengenal sosoknya,” kata Kasih.

Di era ‘90-an, Nike Ardilla adalah ikon berbusana. T-shirt yang dipadupadankan dengan celana jeans, sepatu kets, jaket, aksesoris sederhana, dan tanpa make-up menjadi ciri khasnya. Kesan tomboi yang fenimin menjadi kekuatan gaya berbusana Almarhum Nike.

“Biasanya kamu ke tempat ibadah mengenakan apa sih, Sih?”

“Kadang dress batik. Tapi, lebih sering kemeja dan jeans. Jadi, aku punya prinsip, ke tempat ibadah jangan kayak pergi dolan (main) pakaiannya.”

Ia belajar untuk berpakaian bersih, rapi, dan sopan dari orang tuanya. Kasih tahu, ada juga orang yang menganggap aneh kebiasaan berpakaian necis ke rumah ibadah. Menurutnya, karena Tuhan suka dengan keindahan, maka berbusana terbaik adalah upaya menyenangkan hati Tuhan.

“Kecuali,” ia menambahkan, “kalau demi hal tersebut terjadi, mereka harus boros dan lain-lain. Itu beda lagi.”

Sama-sama gemar tampil trendi, Yo Handry punya pilihan lain. Yo juga masih mahasiswa, baru semester 1. Kegemarannya berbusana street style, nama gaya yang tidak boleh diterjemahkan semena-mena menjadi “gaya anak jalanan”.

Iklan

“Street style biasanya cenderung ada hitamnya, dan hitam adalah warna netral, jadi mudah dipaduin dengan baju warna lain. Street style tuh cenderung terlihat mengikuti fesyen terkini. Gaya berpakaian street style juga simpel, tapi tetap stylish.” Panjang lebar Yo menjelaskan.

Kesukaan Yo ini muncul sejak SMA. Instagram menjadi wadah PDKT Yo dengan gaya busana itu. “Street style aku tahunya pas zaman medsos lagi meledak-ledak. Dan kebetulan aku lihatnya di Instagram.”.

Tentang sosok yang menginspirasi gaya berbusananya, Yo terinspirasi oleh Justin Livingston. Ia adalah sosok asal Amerika yang mengasuh blog Scout Sixteen. Blog itu memberikan inovasi-inovasi tentang gaya hidup populer. Yang bikin Yo suka dengan blog ini, Mas Livingstone ini tidak terpaku pada satu model saja, kadang ia menciptakan model berpakaiannya sendiri.

Ketika ke rumah ibadah, Yo biasa menggunakan kaus kasual atau hoodie Woodpecker serta sepatu sneakers seri Yezzy merek Adidas. Pokoknya, sopan nggak harus kemeja. “Asalkan jangan yang robek-robek karena sekarang lagi tren celana robek yang diameternya lebar banget.”

“Kenapa sih kok orang orang harus berpenampilan necis waktu ibadah?”

“Kan kita ke rumah Tuhan. Jadinya ya harus mempersembahkan yang terbaik dari kita buat Tuhan. Salah satunya berpakaian rapi.”

“Bukan karena nyari jodoh nih?”

“Bukan dong. Tapi, mungkin ada beberapa yang kayak gitu.”

“Kamu tergolong yang beberapa itu? Hahaha.”

“Untuk sekarang sih belum masuk golongan itu.”

Vincen, yang juga mahasiswa—kini ia semester 4, juga suka gaya kasual. (Semua mahasiswa kok seleranya sama?) Vincen mengenal gaya berbusana kasual sejak duduk di bangku SMA karena pergaulan dan Instagram. Hmmm, untuk up to date dan OOTD, Instagram adalah kunci~

OOTD Vincen ke tempat ibadah terdiri dari kemeja, jeans, dan sneaker.

Pemahaman Vincen tentang berpakaian rapi ke tempat ibadah didapatkannya sejak kecil. Tempat berkenalannya ialah Sekolah Minggu. Di tempat itu, Vincen diajarkan kalau mau bertemu Tuhan, ya harus rapi.

“Aku mau bertemu Tuhan, ya (berpakaian) rapi. Rapi kan berkerah, celana panjang itu sudah menunjukkan. Okelah. Standar rapi: celana panjang, berkerah, terus sepatu. Ya (tahu) dari guru-guru Sekolah Minggu, kalau ke tempat ibadah harus berpakaian rapi. Saudara, orang tua, keluarga (juga) begitu. Teman-teman ke tempat beribadah selalu pakaian rapi. Kalau nggak rapi kan dinilai nggak niat ke tempat ibadah,” jelas Vincen.

Siiip, Bhaaang~

Tags: fesyengerejaibadahInstagramkasualMahasiswanecisnike ardillastreet styleswag
Adi Surya Samodra

Adi Surya Samodra

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Penyesalan ikuti kata kating/senior kampus yang aktif organisasi mahasiswa. Ngopa-ngopi dan diskusi, lulus tak punya skill MOJOK.CO
Kampus

Muak sama Kating Kampus yang Suka Ajak Ngopa-ngopi, Cuma Bisa Omong Besar tapi Skill Kosong!

24 September 2025
beasiswa kuliah. MOJOK.CO
Ragam

Kuliah Modal Beasiswa, tapi Malah “Durhaka” ke Orang Tua: Dulu Dibanggakan, Kini Menyakitkan

17 September 2025
3 Keunggulan Tinggal di Kos Campur yang Jarang Disadari Banyak Orang Mojok.co
Pojokan

3 Keunggulan Tinggal di Kos Campur yang Jarang Disadari Banyak Orang

8 September 2025
Muat Lebih Banyak
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.