Gara-gara Kakek dari India, Suami Istri Buka Rumah Makan Nasi Biryani di Jogja

Nasi biryani khas India di Jogja. (Ilustrasi Ega Fansuri)

Berawal dari sulitnya mencari cita rasa nasi biryani yang pernah mereka nikmati, suami istri asal Yogyakarta membuka warung makan India. Sebagai “guru” seorang kakek asal India melalui channel YouTube-nya.

***

Kenangan umroh tahun 2019 memberikan kesan tersendiri bagi Dian (35). Salah satunya adalah kuliner yang ia santap selama ibadah tersebut, yaitu nasi biryani. Sepulang dari umroh, ia mencoba mencari menu serupa di Yogyakarta, tetapi ternyata sulit menemukan cita rasa yang sama seperti yang ia rasakan di Tanah Suci.

Ia lantas mencoba memasak sendiri. “Guru” pertamanya adalah seorang kakek asal India bernama Narayana Reddy, yang dikenal lewat kanal YouTube Grandpa Kitchen. Dari sanalah ia mulai belajar memasak nasi biryani.

“Saya suka nontonin YouTube Grandpa Kitchen, itu loh kakek dari India yang suka masak besar kemudian dibagi-bagi ke orang-orang yang nggak mampu. Salah satu yang ia bikin kan nasi biryani. Langkah-langkah memasaknya jelas, terus saya padukan dengan resep-resep yang saya lihat di Google,” kata Dian.

Siang itu, saya menjumpainya di restoran yang ia dirikan bersama suaminya, Alesha Biryani, Kamis (4/9/2025). Lokasinya agak nyempil di sebuah perumahan, tepatnya di Terakota Residence, Jl. Sumatera, Sonoraya, Sinduadi, Kapanewon Mlati, Sleman, Yogyakarta.

Dian dan Rangga, pemilik Alesha Biryani. Adanya peminat masakan India atau Timur Tengah membuatnya konsisten untuk menjual masakan khas India MOJOK.CO
Dian dan Rangga, pemilik Alesha Biryani. Adanya peminat masakan India atau Timur Tengah membuatnya konsisten untuk menjual masakan khas India. (Agung P/Mojok.co)

Sehabis menandaskan seporsi nasi lamb biryani dan satu set samosa, saya berbincang dengan Dian. Ia menuturkan, keahlian memasak nasi biryani awalnya hanya dinikmati keluarga terdekat. Suatu kali, ayahnya yang baru pensiun mengundang teman-temannya di rumah. Hidangan utamanya tentu saja nasi biryani buatan Dian.

Dari sajian menu nasi biryani saat arisan, mulai banyak pesanan

Begitu juga saat ibunya menjadi tuan rumah arisan, ia menyajikan nasi biryani sebagai menu utama. Ternyata banyak yang suka. Dari situ, keahlian Dian makin tersebar.

“Terus kenal sama dia, dan meminta saya untuk open PO (pre-order),” kata Dian sambil menunjuk suaminya, Rangga (33), yang juga dikenal sebagai foodgram dengan nama Mas Clink Kulineran.

Masakan mereka rupanya banyak diminati. Sampai kemudian, keduanya mendapat masukan dari salah satu pemilik restoran di Yogyakarta yang juga foodgram. “Kalian ini, makanan seenak ini kenapa wadahnya pakai thinwall, jadi terkesan murahan,” kata Rangga menirukan masukan tersebut.

Menurut Rangga, saat itu harga nasi biryani buatan mereka sekitar Rp25 ribu. Itu saja kadang masih ditawar. Ada yang membandingkannya dengan nasi kebuli di Jakarta yang hanya Rp10 ribu.

Namun, pemilik restoran itu meyakinkan mereka agar tidak takut memberi harga sesuai kualitas makanan. Kalaupun belum laku, lebih karena pasarnya belum terbentuk. “Kami tetap ragu, dengan harga Rp25 ribu saja pasarnya nggak ada,” kata Dian.

Nasi briyani di Alesha Briyani dengan kari kambing. (Agung P/Mojok.co)

Akhirnya mereka diajak kolaborasi pop-up di stan milik pemilik restoran tersebut, dengan mengganti kemasan dan menaikkan harga. Ternyata laris. Dari situ mereka makin percaya diri.

Pesanan online kian banyak. Sekaligus, muncul permintaan untuk makan di tempat. Mereka pun mencari lokasi yang bisa dijadikan rumah sekaligus tempat usaha. Akhir 2024, Dian dan Rangga menetap di lokasi sekarang.

Putuskan buka restoran dan perbanyak menu

Keduanya sadar, jika membuka restoran dine-in, tidak mungkin hanya mengandalkan nasi biryani saja. Mereka lalu mencoba kembali memasak ulang menu-menu dari YouTube Grandpa Kitchen.

Bagi yang belum tahu, kanal Grandpa Kitchen pertama kali muncul pada 2017 dan langsung jadi daya tarik dunia. Kini kanal tersebut memiliki sekitar 9 juta subscriber.

Sayangnya, Narayana Reddy meninggal dunia pada 27 Oktober 2019. Kanal ini kemudian dilanjutkan oleh cucu-cucunya.

Rangga dan Dian tidak sekadar menyalin resep seperti yang mereka lihat, tetapi juga melengkapi serta memodifikasi agar sesuai dengan lidah orang Indonesia, terutama warga Yogyakarta.

Kini, sajian di Alesha Biryani makin lengkap: dari yang awalnya hanya nasi biryani dengan kari daging sapi dan kambing, lalu berkembang dengan lauk kari ayam, nasi mandi, samosa, hingga beberapa menu lain.

“Menunya lainnya tetap mengarah ke India karena kan menyesuaikan dengan menu utamanya, nasi biryani,” kata Dian.

Jaga kualitas, cari bahan nasi biryani dari India

Dian dan Rangga paham menu mereka tergolong mahal jika dibandingkan dengan warung makan biasa, meski lebih murah dibandingkan restoran India lain di Yogyakarta.

Soal kualitas, meski tergolong rumahan, keduanya menjaga bahan-bahan dengan ketat. Beberapa bahkan masih didatangkan dari India.

Samosa, makanan ringan asal India berbentuk segitiga bersiai daging sapi/ayam serta kentang berbumbu rempah-rempah. (Dok. Alesha Biryani)

“Beras basmati harus kami datangkan dari India. Agak repot kalau barangnya lagi nggak ada. Beberapa rempah juga masih kami datangkan dari sana, seperti bawang bombay merah,” kata Rangga.

Rangga dan Dian mengungkapkan, pasar Alesha Biryani lebih banyak orang Indonesia. Namun, cukup banyak juga orang India yang sedang berlibur di Yogyakarta.

“Ada yang suka, ada juga yang merasa rempahnya kurang medok. Tapi dari review di Google, banyak yang suka,” ujar Rangga.

Mereka kemudian sadar, cita rasa biryani memang tidak tunggal. Saat bepergian ke Singapura, misalnya, mereka mendapati setiap restoran punya cita rasa berbeda-beda.

“Hampir semua cita rasanya beda. Jadi sangat mungkin di India pun cita rasa nasi biryani beda-beda, apalagi karakter wilayahnya kan juga berbeda,” jelas Rangga.

Secara harga, menu di Alesha Biryani cukup terjangkau. Satu set samosa dijual Rp22 ribu, sementara muhallabi (dessert) Rp15 ribu. Menu favorit seperti lamb biryani dijual Rp85 ribu, berisi pilihan kari sapi atau kambing plus satu potong ayam. Cukup untuk dimakan berdua.

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Bangku Panjang Warteg Tak Sekadar Tempat Duduk: Tempat Merenung Terbaik, Adu Nasib dan Saling Menguatkan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

Exit mobile version