Kunci Mahasiswa UGM Raih Juara Formula SAE di Eropa Dua Tahun Beruntun, Kalahkan 78 Pesaing dari Berbagai Negara

Ilustrasi Bimasakti Racing Team UGM yang juara di Italia (Ega/Mojok.co)

Komunitas mahasiswa UGM, Bimasakti Racing Team, pulang dari Italia membawa prestasi juara 1 Bussines Plan Presentation. Mereka bersaing dengan 78 tim lain dari berbagai universitas di dunia.

Tahun sebelumnya, mereka juga berhasil meraih prestasi serupa di Belanda. Catatan ini Bimasakti Racing Team menjadi yang tim Formula Student Indonesia pertama yang bisa meraih juara selama dua tahun berturut-turut.

Ajang yang mereka ikuti adalah Formula SAE. Sebuah kompetisi formula student inisiasi Society of Automotive Engineers (SAE) International yang cukup bergengsi di kalangan mahasiswa lintas negara. Komunitas mahasiswa UGM ini memang muncul sejak awal untuk berpartisipasi dalam ajang tersebut.

Berdiri sejak 26 November 2010, Bimasakti Racing Team langsung mempersiapkan diri untuk ajang Formula SAE tahun selanjutnya di Jepang.

Salah satu anggota Bimasakti, Novanda Havid bercerita kalau proses persiapan untuk ajang Formula SAE memang memakan waktu panjang. Perlombaan sendiri terdiri dari dua jenis yakni dynamic event dan static event.

“Intinya ajang ini itu pada dasarnya riset di bidang otomotif,” papar mahasiswa yang juga ikut melawat ke Italia ini.

Ada beberapa perlombaan di kategori dynamic event. Salah satunya skip pad yakni mobil melintasi suatu lintasan berkelok. Lalu ada endurance di mana beberapa mobil formula akan adu ketahanan di lintasan sirkuit yang cukup panjang. Selain itu, ada juga autocross saat mobil akan melaju dalam satu putaran lap dengan beberapa rintangan.

Jika dynamic event ciri khasnya adalah aktivitas mobil di sirkuit, static event lebih ke perihal perancangan mesin dan bisnis dari industri formula.

“Prestasi kami yang menonjol di static event. Kami seperti menemukan rancangan yang tepat, setelah melakoni beberapa kali ajang di berbagai negara,” kata Novan.

Merancang mesin hingga merencakan bisnis seperti tim formula profesional

Mulanya, Bimasakti Racing Team rutin mengikuti Formula SAE di Jepang. Namun, sejak 2020, mereka mencoba mengikuti pelaksanaan di Eropa. Tidak seperti Formula 1 dengan satu musim penuh bersamaan, ajang ini dihelat di beberapa negara sekaligus. Sehingga, setiap tim bisa memilih berkompetisi di mana.

Prestasi di Sirkuit Riccardo Paletti, Parma, Italia berhasil mereka dapatkan setelah melalui perlombaan yang ketat. Bimasakti UGM mengalahkan beberapa universitas unggulan tuan rumah seperti Università di Bologna dan Università degli Studi di Padova.

Kategori Bussines Plan yang jadi andalan ini menuntut setiap tim merancang perencanaan bisnis layaknya tim profesional. Mereka merancang berapa besar biaya yang perlu keluar untuk proses manufaktur, rancangan untuk memproduksi mobil secara masal, analisis perlombaan, hingga bagaimana melakukan pembiayaan tim balap sungguhan.

“Bahkan sampai mekanisme pembayaran pekerja, alat-alat, sampai teknis lainnya harus dihitung secara detail,” papar Novan.

Setelah proses riset dan perencanaan usai, mereka akan mempresentasikan rancangan di hadapan para praktisi profesional dari SAE International.

Mahasiswa UGM anggota Bimasakti Racing Team.MOJOK.CO
Bimasakti Racing Team di Sirkuit Riccardo Paletti, Parma, Italia (Dok. Bimasakti UGM)

Sementara itu, untuk mobil formula yang mereka ikutsertakan lomba, proses perancangannya dari awal, benar-benar dilakukan oleh tim internal komunitas. Tak heran jika proses riset dan manufakturnya memakan waktu yang cukup panjang.

Setelah itu kendaraan yang mereka rancang harus melalui tahap technical inspection untuk memastikan kelayakan dan keamanannya. Hanya kendaraan yang sudah lolos technical inspection yang bisa ikut serta di ajang Formula SAE.

Selain di kategori Bussines Plan, Bimasakti UGM Racing Team sebenarnya mencatatkan beberapa torehan yang cukup gemilang di nomor lainnya. Mulai dari Top 8 Overall, Top 5 Endurance, Top 6 Acceleration, Top 5 Skidpad, hingga Top 5 Autocross.

Saat semua mahasiswa UGM bisa berpartisipasi di ajang balap formula student

Di UGM, Bimasakti Racing Team merupakan salah satu komunitas bergengsi. Meski lahir di rahim Fakultas Teknik, ternyata mahasiswa UGM lintas jurusan bisa turut serta. Mengingat, selain divisi teknik yang fokus permesinan, ada departemen yang berkaitan dengan operasional dan perancangan bisnis.

Keikutsertaannya di ajang bergengsi internasional membuat peminat komunitas ini cukup banyak. Padahal, kebutuhan timnya terbilang cukup ramping. Novan yang berbagung di divisi operasional berujar bahwa pendaftaran di departemen tertentu bisa tembus 70 orang.

“Padahal yang kami butuhkan di divisi itu nggak sampai 10,” ungkapnya.

Di bagian operasional, mahasiswa UGM dari berbagai jurusan bisa mendaftar. Namun, di divisi teknis, biasanya komunitas mencari mahasiswa dengan profil spesifik. Di divisi teknis powertrain, biasanya kebanyakan merupakan mahasiswa S1 dan D4 Teknik Mesin.

“Lain cerita kalau di divisi electrical, itu biasanya dari Teknik Elektro, Elektronika dan Instrumentasi, dan beberapa jurusan lain yang linier dengan bidangnya,” ungkapnya.

Selain operasional, divisi yang biasanya berisi mahasiswa lintas jurusan termasuk sosial, ada di divisi static event. Perancangan bisnis juga memerlukan ide-ide cemerlang dari mahasiswa UGM Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Umumnya, mahasiswa UGM bisa aktif di komunitas ini dalam kurun 4 sampai 6 semester. Meniti jenjang dari anggota, koordinator, sampai supervisor. Kesinambungan antargenerasi menjadi penting lantaran banyak persiapan dalam proses menuju lomba.

Proses panjang itu memang layak terbayar dengan prestasi gemilang di Eropa. Bukan hanya meraih juara, tentu tim bisa berlibur sejenak, sebelum kembali ke bengkel untuk mempersiapkan prestasi di kompetisi mendatang.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sudah Tahu Gratifikasi, Dosen Pembimbing di Universitas Brawijaya Masih Titip Makanan ke Mahasiswa Skripsi dan Nggak Bayar

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version