Setelah lulus menyesal karena ijazah enggak laku
Selaiknya mahasiswa lain yang merasa “salah jurusan”, kuliah Adib pun juga serasa hambar. Nyaris tak ada hal-hal istimewa yang bisa ia rasakan. Selama kuliah pun ia menjadi mahasiswa yang biasa-biasa aja, enggak aktif di komunitas maupun organisasi apapun.
Namun, soal perkuliahan, mahasiswa Malang ini tanggung jawab betul. Meskipun kuliah modal “asal isi” di SNBP, ia tetap berusaha menyelesaikan kuliahnya. Tercatat Adib lulus kuliah setelah sembilan semester. Nilainya juga enggak bagus-bagus amat, tapi cukup buat bikin dia dan orang tuanya berbangga.
Sayangnya, kehidupan setelah lulus tak semudah yang ia bayangkan. Apalagi Adib lulus di masa-masa setelah pandemi Covid-19, saat di mana banyak orang berbondong mencari pekerjaan lagi setelah sebelumnya kena PHK.
“Jadi saingannya makin banyak waktu itu,” jelas Adib.
Celakanya, lulus dengan ijazah S1 Bahasa dan Sastra Perancis bikin dia kalah saing. “Bukan apa-apa, kalau cari kerja sesuai bidangnya sangat bisa, tapi lowongannya yang dikit. Sementara kalau mau bersaing di industri, pasti lulusan Sastra Perancis bakal kalah dengan lulusan lain.”
Meskipun kini sudah nyaman bekerja di salah satu perusahaan agen travel di Cilacap, Adib merasa menyesal karena membuang empat tahunnya untuk hal yang kurang ia minati. Seandainya saat SNBP ia tak usil, mungkin jalan hidupnya bakal lain.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News