Hampir seperlima dari seluruh kampus di Provinsi DIY berada di Kapanewon atau Kecamatan Depok. Empat PTN top Jogja, juga ada di kecamatan ini. Sayangnya, fakta tersebut tak terlalu menjadi perhatian sejumlah mahasiswa Jogja.
Pada Rabu (20/3/2024), Mojok sempat membuat riset kecil-kecilan terhadap sejumlah mahasiswa baru yang tengah berburu takjil di Masjid Kampus UGM. Mojok ingin menguji, seberapa paham mereka mengenai kecamatan yang menjadi lokasi kampus mereka tersebut.
Mahasiswa UGM angkatan 2023 bernama Farisi (18), mengaku kalau dia kurang familiar dengan kata “Kecamatan Depok”. Depok, dalam benak Farisi, adalah nama kota di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan. Bahkan, ia baru tahu kalau tempatnya berkuliah, yakni UGM, berada di Kecamatan Depok.
“Baru sekarang ngeh kalau UGM ada di Depok,” tawa mahasiswa asal Bogor ini, di sela-sela santap buka puasanya kemarin.
Hal senada juga disampaikan Maulida (19), mahasiswa UNY angkatan 2022. Bedanya, ia tahu dan paham kalau Depok adalah nama salah satu kecamatan di Kabupaten Sleman. Namun, ketika saya menyebut fakta bahwa Seturan-Condongcatur-Babarsari-Demangan (SCBD), Pakuwon Mall, dan Stadion Maguwoharjo letaknya di Kecamatan Depok, ia cukup kaget.
“Aku enggak ngulik sampai kecamatannya, sih. Ya, tahunya itu Sleman gitu aja,” ujarnya.
Wajar jika sebagian besar mahasiswa yang Mojok tanyai kurang mengetahui soal eksistensi Kecamatan Depok. Sebab, kata ganti dari kabupaten dan kota lebih sering dipakai untuk menyebut lokasi tertentu, ketimbang menggunakan nama kecamatan.
Padahal, kalau diulik lebih jauh, Kecamatan Depok, tempat mereka kuliah ini, boleh dibilang lebih “kota pendidikan” ketimbang si kota pendidikan, yakni Jogja itu sendiri.
Ada 25 kampus di Kecamatan Depok, 4 di antaranya PTN top
Berdasarkan data Kemendikbud Ristek, per 2023 lalu Provinsi DIY total memiliki 145 kampus. 51 di antaranya berada di Kota Jogja, 41 ada di Kabupaten Sleman, 31 lagi ada di Kabupaten Bantul, satu kampus di Kabupaten Gunungkidul dan tiga kampus lain berlokasi di Kabupaten Kulonprogo. Dari data tersebut, terlihat jelas bahwa konsentrasi pembangunan kampus terfokus di provinsi bagian tengah, yakni Jogja dan Sleman.
Sementara itu, di Kecamatan Depok terdapat 25 kampus. Padahal, melansir laman resmi Slemankab.go.id, luas wilayah Kecamatan Depok hanya 35,5 kilometer persegi. Dengan demikian, itu hanya meliputi 6 persen dari total keseluruhan luas wilayah Sleman, dan setara setengah luas wilayah Cangkringan–kecamatan terluas di kabupaten tersebut.
Bisa kalian bayangkan, ada 25 kampus di wilayah seluas 35,5 kilometer persegi. Itu sama saja ketika kalian berkendara berkeliling Kecamatan Depok, setidaknya kalian bakal menjumpai satu kampus per 1 kilometernya.
Nah, berikut adalah 25 kampus yang tersebar di Kecamatan Depok. Fyi, empat PTN top, termasuk UGM, ada di kecamatan ini. Antara lain:
1.Universitas Gadjah Mada (UGM)
2.Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
3.Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
4.Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta
5.Universitas Islam Indonesia (UII), kampus Demangan Baru, Depok
7.Universitas Sanata Dharma (USD)
8.Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY)
9.Universitas Amikom Yogyakarta
10.Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)
11.Universitas Proklamasi ’45 (UP45)
11.STIE YKPN
12.STIE Solusi Bisnis Indonesia (SBI)
13.STIE Pariwisata “API”
14.STIKES Wira Husada Yogyakarta
15.STIKES Guna Bangsa Yogyakarta
16.STIKES Panti Rapih
17.STIKOM AKINDO Yogyakarta
18.Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA
19.Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA
20.STPI Bina Insan Mulia Yogyakarta
21.Sekolah Tinggi Agama Kristen Marturia Yogyakarta (STAK Marturia Yogyakarta)
22.Politeknik API Yogyakarta
23.Politeknik Kesehatan Permata Indonesia
24.Akademi Pariwisata STIPARY
25.Institut Pertanian Yogyakarta
Alasan Kecamatan Depok banyak kampus
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terdapat banyak kampus Kecamatan Depok. Salah satunya eksistensi UGM.
Tak dimungkiri, sebagai peletak fondasi berdirinya kampus-kampus di Indonesia, keputusan buat membangun UGM di kawasan Bulaksumur, Kecamatan Depok, turut merangsang pembangunan kampus lain di sekitarnya. Terbukti, setelah UGM menyusul USD (PTPG Sanata Dharma) yang dibangun tepat di samping UGM. Kemudian UAJY, yang membangun gedung kuliah tepat di samping USD; lalu terbentuknya UNY di tengah-tengah mereka, yang merupakan pecahan dari UGM, dan kampus-kampus lain yang lokasinya berdekatan.
Sementara itu, penelitian Rony Gunawan Sunaryo (2004) berjudul “Penataan Ruang Publik yang Memadukan Pola Aktivitas dengan Perubahan Fisik Kawasan (Studi Kasus: Kawasan Tambakbayan‐Babarsari)” menemukan, berdirinya UPN Veteran pada awal 1990an yang bebarengan dengan pembangunan Ring Road Utara, turut memicu pembangunan kampus lain di kawasan Babarsari-Seturan, Kecamatan Depok.
Setelahnya, pada 1995, STIE YKPN berdiri tak jauh dari UPN Veteran. Wilayah Babarsari-Seturan pun berubah jadi kawasan yang padat. Kampus-kampus lain kemudian berdiri dari yang sebelumnya hanya areal persawahan. Hingga akhirnya, wilayah ini jadi kota metropolitan yang tak pernah mati.
Lokasi Kecamatan Depok yang berada di tengah-tengah DIY, ditambah dengan izin alif fungsi lahan yang mudah, kata Rony, jadi faktor pendorong lain yang membuat pihak lain gampang dan senang bikin kampus di daerah ini.
Selain itu, di Depok sangat minim potensi wisata jika dibanding dengan kecamatan-kecamatan lain, seperti Turi, Cangkringan, atau daerah-daerah DIY bagian selatan. Makanya, alih fungsi lahannya mayoritas dimanfaatkan buat pembangunan pusat hiburan, komersial, dan pendidikan.
Selain kampus, banyak objek vital berdiri di sini
Selain pusat pendidikan dan tempatnya kampus-kampus negeri di Jogja, Kecamatan Depok juga memiliki beberapa bangunan vital. Seperti Bandar Udara Adisucipto, Stadion Maguwoharjo, hingga Kantor Polda DIY. Bangunan-bangunan mewah seperti Pakuwon Mall Jogja dan Ambarukmo Plaza juga ada di sini.
Alhasil, tak mengherankan jika Kecamatan Depok jadi wilayah terpadat seantero Sleman. Berdasarkan data BPS 2021, jumlah penduduk kecamatan ini mencapai 131 ribu jiwa atau 11 persen dari total populasi Kabupaten Sleman. Ini bisa bertambah lantaran ada puluhan ribu mahasiswa luar daerah yang datang tiap tahunnya.
Maka, tak heran jika ada wacana buat menjadikan Kecamatan Depok sebagai kabupaten sendiri di DIY. Meski, kalau menukil penelitian Pangky Febrianto (2014) berjudul “Analisis Kelayakan Pemekaran Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Menjadi Kota”, Kecamatan Depok belum memenuhi standard untuk berdiri sendiri sebagai kabupaten.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News.