Rekam Jejak Predator Seksual di Fakultas Ilmu Budaya Unair, Mulai dari Voyeurisme hingga Fetish Kain Jarik

Rekam Jejak Predator Seksual di Fakultas Ilmu Budaya Unair, Surabaya mulai dari Voyeurisme hingga Fetish Kain Jarik. MOJOK.CO

ilustrasi - pelaku pelecehan di Universitas Airlangga, Surabaya. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Masih segar dalam ingatan saya soal kasus ‘fetish kain jarik’ yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair), Surabaya tahun 2020. Kali ini, nama FIB Unair kembali terseret kasus pelecehan seksual. Alumnusnya dicurigai merekam video sembarang orang di toilet. Diduga ia tidak beraksi sendiri dan kerap melakukan aksinya di area kampus dan mall area Surabaya.

Peringatan: Tulisan ini dapat memicu pengalaman traumatis, khususnya bagi penyintas kekerasan seksual. Mojok menyarankan kalian tidak melanjutkan membaca apabila dalam keadaan rentan.

***

Notifikasi di gawai milik Mica* tak berhenti berbunyi sejak Minggu (3/3/2025). Isinya berupa peringatan agar hati-hati dengan sosok bernama Jonathan Hamonangan Putra Manurung. Berdasarkan informasi yang beredar, ia kepergok melakukan tindakan pelecehan seksual.

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, alumnus mahasiswa Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) tersebut ketahuan merekam perempuan di toilet. Ia diduga menjual hasil videonya seharga ratusan ribu rupiah.

“Aku dapat forward chat dari teman-teman, karena pelaku berasal dari satu kampus dan fakultas yang sama denganku,” kata Mica melalui direct message X, Selasa (4/3/2025).

Oleh karena itu, Mica mengaku hanya membantu membagikan kasus tersebut sebagai pengingat orang-orang di sekitarnya, karena terduga masih berkeliaran. Tak hanya Mica, beberapa orang yang kenal dengan Jonathan perlahan-lahan mulai bermunculan dan mengungkap masalah yang sama. 

Merekam video diam-diam di toilet perempuan

Sebuah poster berisi foto Jonathan, ijazah, dan beberapa chat-nya tersebar di media sosial dengan judul besar “Pelaku Pelecehan Seksual Berkeliaran Bebas”. Alumnus mahasiswa Ilmu Sejarah FIB Unair itu diduga melakukan aksinya sejak tahun 2023.

Baru-baru ini, Jonathan diketahui masuk ke toilet perempuan yang ada di salah satu mall Surabaya. Ia kepergok merekam salah satu perempuan yang berada di bilik kamar mandi dengan pintu tertutup rapat. Sebagai informasi, orang yang sering melakukan tindakan tersebut bisa jadi memiliki kelainan seksual Voyeurisme.

Di mana penderitanya merasa bergairah ketika secara diam-diam mengintip orang lain yang sedang membuka baju, telanjang, atau berhubungan seksual.

Perempuan yang  mengetahui aksi Jonathan, kemudian melaporkan kejadian tersebut ke petugas keamanan. Saat gawai Jonathan dicek, ternyata petugas menemukan link g-drive yang berisi puluhan video tak senonoh. Ia pun diboyong oleh dua orang petugas untuk diintrograsi.

“Saya menyesal Pak, saya menyesal Pak,” ucap Jonathan berkali-kali dalam video yang diunggah oleh akun X, @micaatwt pada Selasa (4/3/2025).

Humas FIB Unair Surabaya, Nuri Hermawan membenarkan jika Jonathan merupakan alumnus Universitas Airlangga (Unair). Namun, Nuri belum bisa memberikan pernyataan apa pun mengenai tindakan lebih lanjut.

“Mohon ditunggu nggih, masih kami diskusikan dengan beberapa unit terkait,” ujarnya saat dihubungi Mojok, Selasa siang (4/3/2025).

Mencabut gelar Duta Berbakat FIB Unair

Sementara itu, Paguyubun Duta FIB Unair telah memberikan pernyataan sikap, mengingat Jonathan pernah mendapatkan gelar Duta Berbakat dalam acara Duta Utama FIB Tahun 2021. Ketua BSO Paguyuban Duta FIB Unair, Ilham Baskoro mengecam segala bentuk pelecehan seksual dan tindakan kriminal termasuk yang dilakukan oleh Jonathan.

“Perbuatan tersebut tidak hanya bertentangan dengan hukum dan moral, tapi juga mencederai nilai-nilai yang selama ini kami junjung tinggi, yaitu integritas, tanggung jawab, serta keteladanan sebagai representasi FIB Unair,” ucap Ilham melalui keterangan resmi, Senin (4/3/2025).

Ilham juga menjelaskan, Jonathan pernah menjadi Duta FIB Unair periode 2021-2022. Setelah masa jabatannya berakhir, ia tak punya hak maupun kewajiban dalam kapasitasnya sebagai duta mengingat perbuatannya melanggar norma.

“…maka kami secara resmi mencabut seluruh gelar yang diraih pada Pemilihan Duta FIB Unair 2021 dan keanggotaannya di Paguyuban Duta FIB Unair,” tegas Ilham.

Ilham berujar organisasinya melarang penggunaan atribut, penyebutan, pemanfaatan gelar yang berhubungan dengan Duta FIB Unair baik langsung maupun tidak langsung. Organisasinya juga berharap Jonathan diproses secara hukum. Apabila ada korban yang ingin bersuara atau merasa perlu dilindungi, dapat mengubungi instagram @satgasppkptunair.

Mojok sudah menghubungi Ketua Satuan tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), Myrtati Dyah Artaria pada Selasa pagi, untuk menanggapi kasus tersebut. Namun, hingga berita ini terbit Myrtati belum membalas pesan yang dikirim Mojok melalui WhatsApp.

Kasus fetish kain jarik di FIB Unair

Kasus pelecahan seksual yang terjadi di FIB Unair tak sekali terjadi. Unair pernah dengan tegas mengeluarkan mahasiswa bernama Gilang, bekas mahasiswa FIB Unair angkatan 2015, setelah terbukti melakukan tindakan kekerasan seksual. Kasus itu terkenal dengan nama “Fetish Jarik”.

Rata-rata korbannya adalah laki-laki dan berstatus sebagai mahasiswa rantau yang berkuliah di Surabaya. Untuk mencari korbannya, pelaku sempat menjadi Panitia Ospek PKKMB Amerta Unair dengan mengumpulkan kontak mahasiswa. 

Pelaku pun mengajak korbannya ke indekos melalui chat maupun tatap muka secara langsung. R, salah satu mahasiswa yang pernah menerima chat Gilang bercerita kepada saya, pelaku menggunakan dalih riset menggunakan kain jarik. 

Saat itu pelaku bilang kalau kakaknya sedang kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat, jadi meminta bantuan R untuk menjadi objek penelitian kakaknya. Mulanya, R mengiyakan apa yang diminta oleh pelaku dengan niat membantu. Namun, saat pelaku menjelaskan metode tersebut secara rinci, R jadi ragu.

“Metodenya rodok nggilani (agak menjijikkan). Dia bilang mbaknya ini cewek dan mbaknya itu yang bakalan ngebungkus aku dengan kain jarik, mbaknya udah nungguin di luar kosannya,” kata R yang akhirnya menolak ajakan tersebut.

Dalam video yang beredar di media sosial, Gilang membungkus korbannya dengan kain jarik seperti jenazah umat muslim usai dimandikan. Tak hanya itu, Gilang juga menggunakan lakban agar korbannya tak bisa bergerak. Setelah itu, ia menjilati seluruh tubuh korban. Setelahnya, Gilang meneror korban agar tak bersuara.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Dugaan Kekerasan Seksual di Fisipol UGM, Korban Lebih dari Satu atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Exit mobile version