Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

Penjual Jelaskan Alasan Warung Nasi Padang Semakin Murah dan Warteg yang Dianggap Jadi Mahal

UMR Jogja ikut berpengaruh.

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
6 Januari 2023
A A
Beranda Liputan Geliat Warga
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Warteg sebenarnya tidak semakin mahal

Setelah menemukan jawaban bahwa banyak warung nasi padang yang menjajakan menu murah, saatnya beralih ke warteg. Muhammad Kholid, seorang pengusaha warteg di Jogja yang Mojok hubungi berusaha menjawab anggapan tersebut.

Kemunculan warteg di berbagai penjuru tanah air berawal dari awal 1970-an. Warteg mulanya banyak hadir di Jabodetabek menyasar kalangan buruh pabrik. Sampai saat ini, menurut pengamatan Kholid, warteg paling menjamur memang di Jabodetabek dan Bandung.

Untuk para pengelolanya, selain dari Tegal, banyak juga yang berasal dari Brebes dan Pemalang. Daerah-daerah yang masih punya satu kesamaan dialek bahasa Jawa ngapak di pesisir utara bagian barat Jawa Tengah.

Keluarga Kholid sudah sejak awal 1990-an menggeluti usaha warteg. Orang tuanya pernah membuka warteg di sejumlah titik di Jabodetabek. Sebelum akhirnya mencoba peruntungan di Jogja pada 1998.

“Kalau saya memang agak kaget. Dulu di Jakarta memang warteg terasanya pilihan paling murah karena warung lain harganya di atas menu-menu kami,” kata lelaki kelahiran Tegal ini.

Warung Tegal Glagahsari. (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Buatnya, berdagang makanan di Jogja memang perlu mematok harga yang tidak terlalu tinggi. Apalagi jika hendak menyasar segmen pasar kalangan pelajar dan pekerja.

Baca Juga:

Belajar Bahaya Inflasi Pakai Bahasa Warteg MOJOK.CO

Belajar Bahaya Inflasi Pakai Bahasa Warteg Langganan yang Ketebalan Telur Dadarnya Semakin Berkurang dan Sayur Sop Terasa Hambar

17 September 2025
Bangku panjang warteg, tempat melamun nyaman yang jarang disadari MOJOK.CO

Bangku Panjang Warteg Tak Sekadar Tempat Duduk: Tempat Merenung Terbaik, Adu Nasib dan Saling Menguatkan

28 Agustus 2025

Soal harga yang perlahan naik karena laju inflasi dan kenaikan bahan baku, itu sudah pasti. Namun menurut Cholid sebenarnya warteg secara umum masih dicitrakan sebagai warung yang murah dan merakyat.

“Di Jakarta dan Bandung, sepengamatan saya warteg masih dianggap terjangkau. Di Jogja juga, cuma memang di sini pilihan makanan murahnya banyak. Ada warmindo dan warung padang tertentu yang murah-murah,” jelasnya.

Warteg dikenal dengan lauk dan sayuran yang beragam. Warung ini biasanya juga menyajikan menu nasi lengko khas Tegal. Sajian sehat yang isinya tahu goreng, tempe, tauge, mentimun, dan sejumlah elemen lainnya.

Seporsi makanan di warung milik Kholid biasanya berisi dua macam sayur dan satu jenis lauk. Jika menggunakan ayam, harganya saat ini Rp13 ribu. Nominal yang terjangkau dan tak jauh dengan warmindo dan warung padang kebanyakan.

Belakangan juga banyak berkembang waralaba warteg yang punya konsep sedikit mewah. Harganya memang sedikit lebih mahal ketimbang warung dengan konsep sederhana seperti milik Kholid.

“Brand warteg yang franchise lebih mahal memang. Tapi tentu mereka kan ada perhitungannya sendiri, beda sama yang kaya punya saya,” ujarnya.

Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sepiring Nasi Rendang dan Tumpukan Kaset Tua di Rumah Makan Padang Jaya 1977 . Baca informasi terbaru dari Mojok di Google News. 

Halaman 2 dari 2
Prev12
Tags: Nasi Padangwartegwarung Padangwarung tegal
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Belajar Bahaya Inflasi Pakai Bahasa Warteg MOJOK.CO
Esai

Belajar Bahaya Inflasi Pakai Bahasa Warteg Langganan yang Ketebalan Telur Dadarnya Semakin Berkurang dan Sayur Sop Terasa Hambar

17 September 2025
Bangku panjang warteg, tempat melamun nyaman yang jarang disadari MOJOK.CO
Kuliner

Bangku Panjang Warteg Tak Sekadar Tempat Duduk: Tempat Merenung Terbaik, Adu Nasib dan Saling Menguatkan

28 Agustus 2025
warung nasi padang asli, masakan padang.MOJOK.CO
Ragam

Sulit Mencari Masakan Padang di Jogja yang Pas bagi Lidah Orang Minang, Rendang Terasa Manis

15 Agustus 2025
Ilustrasi Pertama Makan Warteg Jogja, Kalap dan Menyesal karena Miskin (Unsplash)
Pojokan

Pengalaman Pertama Kali Makan di Warteg Glagahsari Jogja: Jadi Kalap dan Menyesal karena Dompet Merana Miskinnya Terasa

5 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
rekomendasi kado pernikahan mojok.co

Biar Nggak Mubazir! Ini Rekomendasi Kado Pernikahan Buat Pengantin Baru

Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.