Pernikahan putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dan Erino Gudono bukan hanya memberikan kebahagiaan pada keluarga mereka. Di balik pagar tempat akad berlangsung, orang-orang turut merayakannya dengan cara sederhana.
***
Trauma perseteruan PSIM-Persis Solo melebur di pernikahan Kaesang
Dari kejauhan seorang lelaki tampak terengah-engah mengayuh sepedanya. Ia tidak ingin melewatkan sebuah momen yang ingin disaksikannya secara langsung. Sepeda itu ia hentikan tepat di seberang pintu masuk Hotel Royal Ambarukmo.
“Sudah sampai belum ya Mas rombongannya?” tanyanya seketika. Lelaki itu ingin memastikan apakah rombongan Kaesang dan keluarga sudah datang. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang dan lelaki itu beruntung rombongan yang ingin ia saksikan belum memasuki area Hotel Royal Ambarrukmo.
Lelaki bernama bernama Muhammad Sobari (62) itu datang dari Baciro, Kota Yogyakarta. Ia penasaran dan ingin melihat langsung suasana pernikahan anak bungsu Presiden Jokowi.
“Senang presiden dapat mantu orang Jogja. Mas Kaesang bagus dia. Ganteng,” ujarnya antusias.
Baginya ini spesial karena ada banyak cerita-cerita tentang hubungan Jogja-Solo yang tak selalu mulus. Kaesang, baginya, jadi simbol yang memutus cerita lama yang kadung dipercaya sebagian orang ini.
“Saya ini sebetulnya ada trauma juga dengan Solo,” katanya seketika.
Ia memegang dadanya dan berucap bahwa sakitnya kadang masih terasa sampai sekarang. Sekitar dua puluh tahun lalu, ia pernah terlibat insiden saat mendukung tim PSIM melawat ke kandang Persis Solo.
Saat perjalan pulang, ia dihadang suporter. Dadanya dijejak. “Meh semaput. Trauma saya sama kejadian itu,” katanya.
Sejak saat itu, meski kediamannya dekat dengan Stadion Mandala Krida, ia memilih menghindar dari hiruk pikuk sepak bola. Namun hari ini ia senang. Melihat Solo dan Jogja menyatu dalam pernikahan yang menjadi perhatian mata hampir seluruh rakyat Indonesia.
Usai melihat sekitar, Sobari langsung menyesuaikan diri dengan puluhan orang lain yang sudah sejak pagi memadati trotoar di seberang lokasi upacara akad nikah Kaesang Pangarep dan Erina Sofia Gudono.
Kedatangan para penonton ini bahkan lebih dini ketimbang saya dan sejumlah rekan wartawan. Media center tempat para awak media meliput dibuka sejak pukul delapan pagi. Sedangkan wartawan mulai bisa melakukan registrasi pukul sembilan. Saya dan beberapa wartawan, baru menginjakkan kaki di sana pukul sepuluh.
Saat berjalan memasuki hotel, pemandangan para penonton di trotoar seberang jalan memang menarik perhatian mata saya. Mereka sudah siap jauh sebelum para pewarta yang mengabarkan acara akad ini hadir.
Maka ketika selesai registrasi di media center saya langsung memilih keluar. Tentu setelah menyantap sajian prasmanan Gudeg Yu Djum yang sudah disediakan panitia penyelenggara. Selepasnya, saya keluar, meninggalkan ruang teduh nan penuh makanan.
Di seberang saya langsung penasaran dengan dua ibu-ibu yang nyaman duduk lesehan di trotoar. Posisi mereka tepat di bawah banner ucapan selamat pada Kaesang dan Erina.
Senang anak presiden dapat orang Jogja
Seorang ibu bernama Nur Siami (45) dengan ramah mempersilahkan saya duduk di sebelahnya. Ia datang sejak pukul sembilan pagi bersama satu anak dan adiknya yang bernama Emi Sukartini (39). Mereka datang dari Kotagede, Yogyakarta berboncengan menggunakan motor Honda Scoopy yang kini terparkir di trotoar jalan.
Mereka rela berpanas-panasan bersama banyak orang lain. Harapannya cuma satu, bisa melihat rombongan Pak Jokowi melintas. Barangkali jendela mobil dibuka dan mereka bisa melihat senyumnya.
“Pengennya sih, bisa masuk. Tapi kami orang biasa, di sini saja nggak papa. Syukur bisa melihat pas calon mempelai datang,” kata Emi sumringah.
Baginya, ini momen sekali yang sayang jika dilewatkan. Entah kapan lagi ada anak presiden yang menikah dengan orang Jogja. Relasi Jogja-Solo yang tercipta di sini, juga menambah kesan istimewa buat mereka. Seperti yang dirasakan Sobari tadi.
“Ini momen sekali. Mungkin terjadi lagi, tapi nggak tahu kapan,” sambar Emi antusias.
Di jalan raya, kendaraan semakin ramai. Ketika konvoi patwal mengawal beberapa mobil pejabat melintas hendak masuk arena, pandangan mereka terpaku ke sana. Menikmati, hal yang mungkin terlihat biasa bagi orang lainnya.
Bukan hanya penonton di pinggir jalan yang terlihat antusias. Para pengendara motor, juga terlihat merekam momen saat melewati Hotel Royal Ambarukmo.
Mereka awalnya khawatir, kalau akan diusir dari seberang jalan ini. Tapi nyatanya mereka dipersilahkan. Meski diawasi secara ketat oleh aparat Polisi dan TNI yang bersiaga. Ada satu personil, barangkali setiap dua meter di sekitar area acara.
Kaesang dan Erina di mata warga
Penonton semakin ramai memadati pinggir jalan. Sampai terasa berdesak-desakan. Padahal siang semakin terik menjelang pukul dua belas siang dan rombongan mempelai belum kunjung tiba.
Kendati begitu, ibu-ibu di sini tampak gembira. Setiap ada Patwal melintas mereka akan bersorak, “Iki..iki ketok e rombongane,” mengira Patwal itu mengawal keluarga presiden. Yang ternyata tentu bukan.
Beberapa ibu-ibu yang heboh itu merupakan warga sekitar Kampung Ambarukmo. Ada Yumi, Yani, dan Yanti yang masing-masing usianya sudah kepala enam. Mereka kalan kaki beberapa ratus meter ke sini, berharap mendapat sudut terbaik untuk menikmati akad nikah Kaesang dan Erina.
Walaupun bisa menonton secara lebih jelas lewat siaran langsung di YouTube maupun beberapa stasiun televisi, mereka mengaku ingin merasakan atmosfer langsung. Meski harus berpanas-panasan dan hanya bisa menikmati dari seberang jalan.
“Kaesang itu ganteng, humble, kelihatan tidak sombong. Pokoknya anak-anak Pak Jokowi itu baik-baik kalau menerut saya,” kata Yumi semangat.
Yani lalu menyahut. Menyebut bahwa Erina perempuan idaman. “Wah kemarin aku tuh lihat di TV pas lagi acara siraman. Ayu tenan. Pantes dia ikut Puteri Indonesia.”
Obrolan-obrolan ini membuat suasana menunggu berpanas-panasan terasa guyub dan menyenangkan. Mereka juga antusias ketika ada beberapa repoter stasiun televisi yang menghampiri.
Sudah sekitar dua jam mereka menunggu. Tanpa bekal makanan atau jajan untuk mengganjal perut. Tapi tenaga mereka terlihat masih kuat. Lanjut usia tak menghalangi antusiasme menikmati hajatan ini.
Sambil menunggu, mereka sibuk menerka-nerka siapa pejabat yang ada di mobil-mobil dinas yang melintas. Mereka menantikan Ganjar Pranowo hadir juga. Tapi beberapa orang lain lalu menimpali kalau Ganjar tidak datang pada acara akad kali ini.
Saya lalu berujar kalau tadi sudah melihat Menteri BUMN Erick Thohir hadir di Pendopo Ambarukmo sekitar pukul sepuluh. Tiba-tiba, Yanti menimpali kalau dia begitu mengidolakan sosok Menteri sekaligus pengusaha itu.
“Saya ngefans sama Pak Erik Tohir karena beliau pintar, humble, pribadinya bagus,” ujarnya.
“Tapi Pak Ganjar tetap nomor satu,” sambungnya riang. Disambut tawa teman-temannya. Para ibu-ibu ini ternyata mengaku tergabung dalam Relawan Teman Ganjar di daerah tempat mereka tinggal.
Momen kebersamaan itu membuat waktu terasa cepat. Sampai akhirnya rombongan mempelai lelaki tiba di area hotel sekitar pukul 12.30. Saat momen kedatangan itu, saya sudah kembali ke area media center. Namun dari bagian terbuka di lantai dua, saya melihat orang-orang yang saya ajak berbincang masih setia berdiri di seberang. Menunggu sampai akhirnya rombongan keluarga Presiden Jokowi datang.
Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono