Warung Soto Sawah Ayam Kampung Bu Hadi masuk salah satu jajaran kuliner legendaris di Jogja. Bahkan, warung yang sudah eksis sejak 1950-an ini pernah disambangi dan dapat pesan khusus dari Presiden Soekarno.
Soto memang kuliner favorit orang Indonesia. Kehangatan dan kuah kaya rempahnya memang cocok jadi pengganjal perut di pagi hari. Seperti pada Jumat (23/02/2024) pagi, sebuah warung soto sederhana di Jalan Perumnas, Seturan, Sleman jadi tempat pilihan saya untuk mengisi amunisi sebelum bekerja.
Saat sedang menyantap soto yang gagraknya terasa seperti dari Jawa Timur karena pakai koya, saya teringat pengalaman berkunjung Soto Sawah Bu Hadi di Jalan Soragan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Racikan soto di sana, terasa begitu berbeda dengan yang sedang saya santap pagi itu. Pasalnya, Soto Sawah Bu Hadi menghadirkan bumbu yang indentik dengan Jogja yakni manis.
Kunjungan ke Warung Soto Sawah Bu Hadi jadi liputan yang unik karena sisi historisnya. Pada kunjungan beberapa waktu silam, saya agak heran dengan pajangan foto Presiden Soekarno yang terpajang persis di sebelah pintu masuk. Awalnya, saya kira itu hanya sekadar hiasan, tapi ternyata ada makna mendalam dari foto sosok yang katanya pernah mengunjungi cikal bakal warung ini.
Meski legendaris dan parkirannya penuh mobil, harga menu-menu di Soto Sawah masih relatif terjangkau. Seporsi soto ayam harganya Rp12 ribu dan soto sapi Rp14 ribu.
Soal cita rasa, kaldu ayamnya terasa nikmat dengan potongan ayam kampung kecil-kecil, tapi cukup memenuhi bagian atas sajian. Ada potongan perkedel kentang yang turut tersaji.
Selepas menandaskan sotonya, saya lantas berbincang dengan sosok Andri Nuryanto (35), pengelola Warung Soto Sawah Bu Hadi. Lelaki ini merupakan generasi keempat pengelola warung. Istrinya, Sri Warsiati, merupakan cucu dari Mbah Hadi yang namanya melekat pada soto ini.
“Tapi sebenarnya, soto ini sudah dirintis sejak mbah buyut kami, orang tua dari Mbah Hadi,” kata Andri.
Kunjungan Soekarno ke Warung Soto Mbah Hadi membawa pesan khusus
Mbah buyut tersebut bernama Kromoinangun. Sosok yang menurut cerita turun temurun sempat menyajikan soto ke Presiden Soekarno pada dekade 1950-an. Hal itu terjadi saat warung soto ini masih berupa gedek bambu di tengah sawah.
“Mbah Hadi bercerita kalau dulu Pak Karno pernah ke sini. Saat warungnya masih gedhek di tengah sawah,” kenangnya.
Menurut cerita yang ia dengar, pada dekade 1950-an dan sedang berada di Jogja, Sukarno melakukan perjalanan di sekitar Soragan. Ia lantas tertarik dengan sebuah warung yang benar-benar berdiri sendiri di tengah persawahan.
“Lalu katanya beliau mampir. Sempat mencicipi soto dan ngobrol singkat,” terangnya.
Sang istri, Sri Warsiati yang baru bergabung lantas menambahkan cerita. Neneknya pernah berujar bahwa proklamator kemerdekaan RI itu berpesan agar usaha ini perlu dikembangkan.
“Beliau juga berpesan agar resepnya diwariskan ke generasi selanjutnya,” terangnya. Pesan itu keluarganya pegang sampai melewati empat generasi.
Sri lantas menyayangkan, andai saja saya hadir jauh-jauh waktu, cerita lengkap bisa diceritakan oleh Mbah Hadi. Neneknya itu telah tutup usia pada awal tahun 2022 silam.
Memang sulit untuk memverifikasi hal tersebut lantaran tidak ada dokumentasi kunjungan di era itu. Namun, kisah kunjungan itu telah tersebar turun temurun di keluarga ini.
Presiden Jancukers juga pernah mengunjungi Soto Sawah
Selain kunjungan Sukarno yang terus terkenang di keluarga, sebenarnya banyak pejabat dan pesohor yang kerap menyicip Soto Sawah. Rano Karno, Andy F Noya, dan beberapa figure publik lain pernah berkunjung. Bahkan, Sri Sultan HB X sejak sebelum naik takhta, juga ia sebut menjadi pelanggan Soto Sawah.
“Dulu juga banyak menteri yang kalau ke Jogja, sering mampir soto. Bahkan Mbah Hadi dulu pernah dapat pesanan untuk mengirim soto ke para menteri saat sedang di Bandara Adi Sutjipto,” terang sang cucu. Menteri-menteri era Soeharto yang disebut pernah berkunjung di antaranya Ali Murtopo dan Amir Machmud.
Sebenarnya ada satu lagi sosok presiden yang pernah berkunjung ke Soto Sawah, puluhan tahun setelah lawatan Presiden Soekarno. Ia memang bukan presiden Indonesia atau negara lain. Melainkan sosok yang mendaku diri sebagai Presiden Jancukers.
“Iya, Mbah Sujiwo Tejo juga pernah berkunjung. Beliau presiden juga kan, tapi presiden yang lain,” ujar Andri terkekeh.
Kisah panjang yang telah dilewati Warung Soto Mbah Hadi membuat Andri dan Sri Warsiati ingin terus menjaga warisan ini. Termasuk, menjaga foto Presiden Soekarno, karena Mbah Hadi berwasiat agar foto itu terus terpajang selama warung bertahan.
Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Baca Juga Tahu Guling Mbah Joyo: Berani Tolak Ajakan Presiden Soeharto dan Kerabatnya Gara-gara Suka Mabuk
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News