Kesan Tak Terlupakan di Stasiun Banyuwangi Kota, Nginep Gratis Berhari-hari hingga Barang Hilang yang Lekas Kembali

Hal-hal baik di Stasiun Banyuwangi Kota MOJOK.CO

Ilustrasi - Hal-hal baik di Stasiun Banyuwangi Kota. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Terakhir kali saya ke Banyuwangi adalah pada awal 2022 silam. Selalu ada kesan mendalam setiap habis singgah dari sana. Sambil menunggu kereta arah Surabaya di Stasiun Banyuwangi Kota, saya merenungi, betapa selama di sana, saya selalu bertemu dengan orang-orang baik.

Kesan itu terus tertanam di kepala saya hingga sekarang. Banyuwangi ternyata tak melulu soal hal-hal supranatural nan menyeramkan.

Tiket kereta ke Stasiun Banyuwangi Kota terjangkau

Dari Surabaya, ada dua kereta yang mengantar penumpang hingga ke Banyuwangi. Yakni KA Sri Tanjung dan KA Probowangi. Setidaknya dalam rentang ketika saya masih sering riwa-riwi ke sana: 2020-2023.

Jika menggunakan KA Sri Tanjung dari Stasiun Wonokromo Surabaya menuju Stasiun Banyuwangi Kota, harga tiketnya di angka Rp88 ribu. Sementara KA Probowangi lebih murah sedikit.

Dulu, saya lebih sering menggunakan KA Probowangi. Tentu karena urusan harga yang lebih murah. Jika ngecek di KAI Access, memang harga termahalnya hanya Rp88 ribu.

Mungkin ada saja yang menyebut harga tersebut tidak murah-murah amat. Saya awalnya juga begitu.

Namun, setelah kereta tiba di Stasiun Banyuwangi Kota, saya akhirnya menyimpulkan kalau harga tiket tersebut rasa-rasanya tidak mahal-mahal amat, bahkan untuk ukuran “korea” seperti saya. Sebab, selama di sana, saya toh tidak keluar terlalu banyak uang karena kebaikan warga lokal.

Rumah singgah gratis di sekitar Stasiun Banyuwangi Kota

Dalam perjalanan ke Banyuwangi pada 2020, seorang teman memberitahu bahwa saya tak perlu susah mikir mau tidur di mana selama berada di Banyuwangi. Sebab, tidak jauh dari Stasiun Banyuwangi Kota—tinggal jalan kaki—ada sebuah rumah singgah yang disediakan gratis untuk para traveler.

Saya akhirnya memang menginap di rumah singgah tersebut. Rumah singgah itu menyediakan dua homestay, masing-masing untuk laki-laki dan perempuan. Lalu ada satu bangunan semacam aula pertemuan yang juga bisa digunakan untuk menginap jika memang tidak sedang digunakan untuk acara pertemuan.

Masing-masing homestay menyediakan kasur dan bantal yang empuk. Nyaman lah untuk istirahat. Juga kamar mandi yang bisa digunakan tanpa batasan.

Bahkan, di tahun 2020 itu, rumah singgah tersebut memiliki dapur umum di halaman depan homestay yang bisa digunakan oleh siapa saja. Saya memutuskan memasak di sana untuk menghemat pengeluaran selama tiga hari di Banyuwangi.

Hanya ingin memudahkan para traveler

Saya baru bertemu dengan si pemilik rumah singgah dekat Stasiun Banyuwangi Kota itu pada 2022, saat saya ke Banyuwangi untuk keperluan meliput.

Nama si pemilik rumah singgah gratis tersebut adalah Rahmat (43).

Dia bercerita, numpang tinggal di rumah singgah miliknya selama tiga hari terlalu umum. Katanya, ada yang sampai berminggu-minggu bahkan berminggu-minggu numpang tinggal rumah singgahnya. Biasanya dari orang-orang yang sedang dalam ekspedisi.

“Saya penginnya biar traveler-traveler ini nggak perlu bingung kalau ke Banyuwangi. Nggak usah mikir budget buat cari penginapan. Sudah cukup menginap di tempat saya saja. Apalagi bagi yang low budget,” ujarnya waktu itu.

Kebaikan Rahmat tidak lepas dari apa yang pernah dia alami di masa lalu. Liputan versi lengkapnya—khusus tentang Rahmat dan rumah singgahnya—sudah tayang di Mojok 2022 itu juga.

Rahmat sebenarnya menyediakan rental motor. Tidak jauh dari Stasiun Banyuwangi Kota dan rumah singgahnya. Harga sewa di tempatnya adalah Rp75 ribu per 24 jam. Dari situlah Rahmat mencari uang. Sementara rumah singgahnya memang dia niatkan selalu gratis untuk siapapun yang butuh tempat singgah.

“Saya niatnya menolong sesama (temen-temen traveler), nanti saya kan ditolong juga sama Tuhan, dikasih rezekinya dari mana saja,” katanya.

Kontak motor saya tertinggal dan dikirim ke Surabaya

Saya tak menampik kalau Rahmat adalah orang baik dan tulus ketika kontak motor saya tertinggal di rumah singgah.

Ketika KA Probowangi sudah melesat meninggalkan Stasiun Banyuwangi Kota menuju Surabaya, saya sudah memastikan tidak ada satu barang pun yang tertinggal.

Namun, ketika kereta sudah memasuki Waru, Sidoarjo, saya baru sadar kalau kontak motor saya tertinggal. Sial betul. Itu adalah satu-satunya kontak motor saya. Sementara kunci serepnya sudah hilang jauh lebih dulu.

Akhirnya, mau tidak mau, saya harus memanggil tukang kunci untuk membobol motor saya yang terparkir di Stasiun Wonokromo.

“Oh iya, Mas, ketemu (kontaknya). Samean kirim saja alamatnya, saya kirim ke sana,” begitu ucap Rahmat ketika saya hubungi lewat sambungan telepon beberapa saat kemudian.

Saat tukang kunci mencoba mengotak-atik motor saya, saya langsung menghubungi Rahmat. Memintanya mengecek apakah benar kontak saya tertinggal di rumah singgah atau tidak. Ternyata benar, tertinggal.

Saya meminta Rahmat mengamankannya untuk saya ambil di kemudian hari kalau saya ke sana lagi. Namun, Rahmat malah mengusulkan agar lekas dia kirim saja ke Surabaya. Dan benar saja, beberapa hari berselang, kontak itu tiba di kos saya.

Tak pernah kapok

Pengalaman-pengalaman baik itu, membuat saya tak pernah kapok ke Banyuwangi. Jika ada luang, saya selalu mengagendakan ke sana. Ternyata banyak memeori baik yang saya dapat di Banyuwangi: ibu-ibu pemilik warung yang baik, penambak belerang yang ramah, dan kenalan-kenalan baru yang luar biasa baiknya.

Saya menikmati momen-momen ketika kereta tiba di Stasiun Banyuwangi Kota, berhari-hari di sana, dan khususnya ketika menunggu keberangkatan kembali ke Surabaya: suasana sore di stasiun itu indah sekali. Saya tercenung lama untuk menggambarkan seberapa indah suasana yang saya alami itu. Tapi saya tak kunjung menemukan kalimat yang tepat.

Semoga Anda juga pernah mengalaminya. Sekali lagi, semoga. Pengalaman orang kadang memang tidak perlu sama. Setiap orang punya perjalanannya masing-masing.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Pilihan Hidup Para Penambang Belerang di Kawah Ijen Banyuwangi atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

Exit mobile version