Grup WA jurusan kuliah menjadi bagian tak terpisahkan dari mahasiswa—selain grup-grup kecil seperti grup kelas. Grup WA jurusan itu menjadi ruang untuk bertukar informasi satu sama lain.
Saya akhirnya terpanik mengulik fungsi grup WA jurusan kuliah dari beberapa narasumber karena menyadari satu hal: selama delapan tahunan, grup WA jurusan kuliah saya (Sejarah Peradaban Islam (SPI) UIN Sunan Ampel Surabaya), ternyata menjadi ruang yang unik.
Di SPI ada seorang teman dari Ponorogo, Jawa Timur. Namanya sangat sohor di SPI dan fakultas kami (Adab dan Humaniora). Maklum, sejak oreintasi mahasiswa baru, tingkah kocaknya memang sangat mencolok.
Itulah yang membuatnya kemudian dipanggil “Maskot”. Sebab, jika orang ngomongin soal SPI—khususnya angkatan kami (17)—orang pasti langsung tertuju ke teman asal Ponorogo itu.
Pengingat malam Jumat
Selain relijius, Maskot (kita panggil saja begitu) memang njawani banget. Dulu semasa kuliah, dia nyaris tidak pernah abses mengirim pesan pengingat di tiap malam Jumat. Bunyinya kira-kira begini:
“Di malam Jumat Kliwon yang penuh berkah ini marilah kita doakan keluarga, leluhur, guru, dan teman-teman yang sudah mendahului kita menghadap Allah SWT semoga mendapat tempat yang baik di sisi-Nya dan semoga bangsa Indonesia tetap dalam ampunan dan rohmat-Nya. Mari kita sambut Malam Jumat ini dengan sholawat dan bacaan surat Yasin, semoga dengan barokah malam Jumat dan sholawat kita semua mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW di Yaumil Qiyamah Allahumma Sholli ‘ala Sayyidina Muhammad 😇🙏🙏🙏..”
Pesan itu rutin dia kirim di grup WA jurusan kami setiap malam Jumat. Tinggal mengubah keterangan pasaran hari saja, misalnya: Jumat Wage, Jumat Legi, Jumat Pon, Jumat Pahing.
Hingga saat inipun, kala kondisi grup WA jurusan kuliah kami sudah singup, seperti tidak ada penghuninya sama sekali, Maskot tetap istikamah mengirim pesan tersebut.
Saya lalu mencoba bertanya pada tiga orang, bagaimana kondisi grup WA jurusan kuliah mereka? Dari jawaban-jawaban mereka, saya rangkum dalam beberapa poin berikut:
#1 Grup WA jurusan: sumber info kuliah dan kegiatan
Dalam rentang semester 1-6, grup WA jurusan kuliah cenderung normatif. Jadi pusat berbagi informasi penting seputar perkuliahan.
Misalnya, jadi tempat mahasiswa bertanya nomor WhatsApp dosen, info jadwal mata kuliah, info libur, tempat tanya bagaimana cara pinjam buku di perpus, tanya ada yang punya buku tertentu yang bisa dipinjam atau tidak.
Selain itu, bagi mahasiswa yang tergabung organisasi mahasiswa, grup WA bisa menjadi medium mereka untuk berbagi informasi kegiatan/acara yang organisasi mereka adakan.
Baca halaman selanjutnya…
Setelah lulus isinya info loker nggak jelas dan pamer pencapaian
#2 Berisi info random hingga perang stiker lucu
Masih dalam rentang semester tersebut, grup WA jurusan seiring waktu menjadi lebih santai. Biasanya dipakai mahasiswa-mahasiswa usil: membagikan hal-hal di luar urusan kuliah.
Misalnya, foto teman saat tertidur di kelas. Bahkan foto saat tidur dengan pose terjelek di kospun bisa dibagikan di grup.
Ada juga yang suka membagikan video-video random dari Instagram. Kadang memang video yang benar-benar random, kadang video kejadian tertentu di lokasi tertentu yang dekat dengan mahasiswa.
Misalnya, kalau dalam konteks Surabaya: video Tunjungan Plaza kebakaran, video banjir di sejumlah ruas jalan, dan lain-lain.
Grup WA jurusan kuliah juga tak luput menjadi tempat untuk saling “membully” kalau ada klub tertentu yang kalah. Misalnya, jika di grup ada fans MU, maka ketika MU kalah, langsunglah jadi bahan bully-an. Begitu juga dengan klub-klub lain seperti Barca, Real Madrid, dan lain-lain. Setelahnya, grup akan menjadi medan perang stiker lucu.
#3 KKN hingga informasi horor skripsi dan wisuda
Memasuki semester 7 ke atas, suasana agak tegang terjadi di grup WA jurusan kuliah. Mulai dari persoalan KKN hingga yang paling horor adalah info-info seputar skripsi.
Apalagi, ada grup WA kuliah yang adminnya—si mahasiswa admin—suka banget bagi-bagi data progres skripisan sejurusan. Ada yang habis sempro, dikirim di grup dengan ucapan selamat. Ada yang baru kelar sidang fotonya dikirim di grup. Lebih-lebih yang wisuda.
Info itu tentu saja memberi tekanan tersendiri bagi mahasiswa yang judul saja belum punya. Ditambah, kadang kaprodi menitip pesan berisi data nama-anam mahasiswa yang tak kunjung skripsian padahal sudah menjelang semester 14.
#4 Info pernikahan, momongan, dan kematian
Pada akhirnya, ketika mayoritas penghuni grup sudah berhasil merampungkan kuliahnya, grup WA jurusan lambat-laun menjadi tak riuh lagi. Tapi bukan berarti tidak ada informasi yang masuk lagi. Karena informasi tetep datng silih berganti.
Informasi yang mengisi grup di masa-masa setelah lulus didominasi tiga hal: undangan nikah sekaligus foto pernikahan salah satu penghuni grup, ucapan selamat kala seorang penghuni grup baru saja memiliki momongan, hingga kabar kematian (bisa kematian salah satu penghuni grup atau kematian orangtua dari penghuni grup).
#5 Grup WA jurusan kuliah jadi tempat pamer pencapaian dan info loker
Dari tiga narasumber dan pengalaman saya sendiri, bertahun-tahun setelah kuliah rampung, info loker seolah menjadi pesan wajib yang harus dikirim ke grup.
Info loker apapun. Tidak melulu harus relevan dengan jurusan atau gelar sarjana. Sebab, sepertinya si pengirim tahu, gelar sarjana tak mesti bisa memudahkan mencari kerja. Si pengirim sekaligus tahu, bagi orang yang sudah kelamaan nganggur, info loker apapun bisa digasak demi pemasukan.
Salah satu narasumber malah punya kesan ganjel dan sebal pada grup WA jurusannya. Pasalnya, tidak hanya membagi info loker, tapi grupnya juga menjadi wadah untuk adu pencapaian.
Misalnya, kalau ada yang ikut tes CPNS, maka minta bantuan doa di grup. Atau kalau berhasil bekerja di perusahaan atau institusi ternama, lalu membagikan info itu di grup demi mendapat atensi.
Kalau grup WA jurusanmu, bagaimana situasinya?
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Mahasiswa Semester Tua Pura-pura Wisuda padahal Belum Lulus, Demi Senangkan Orangtua Foto Bareng di Kampus atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan
