Shin Tae Yong Tanpa Pemain Naturalisasi Jadi Pelatih Biasa Aja yang Tak Kelihatan Hebatnya

Ilustrasi - Shin Tae Yong tanpa pemain naturalisasi di Timnas Indonesia dalam Piala AFF 2024 kayak pelatih amatir. (Mojok.co)

Laga baru berjalan 20 menit. Namun, Ifan (25) memilih mematikan siaran streaming di ponselnya. Dia tak tahan melihat permainan Timnas Indonesia dalam laga perdana Piala AFF atau ASEAN Cup 2024 kontra Myanmar pada Senin (9/12/2024) malam. Baginya, tim asuhan Shin Tae Yong cenderung kebingungan di lapangan.

Pada akhirnya Timnas Indonesia memang menumbangkan Myanmar lewat gol semata wayang Asnawi Mangkualam. Hanya saja, ada rasa ganjal di hati Ifan. Rasanya tidak puas terhadap permainan Timnas Indonesia malam tadi.

“Rasanya kayak nonton Liga 1. Nggak nyeni blas,” tutur pemuda Semarang yang memang cukup menggilai Timnas Indonesia.

Standar ke Timnas Indonesia sudah terlalu tinggi

Sebelum Piala AFF 2024 bergulir, Timnas Indonesia memang sudah melakoni serangkaian laga internasional. Tidak tingkat ASEAN lagi, tapi sudah level Asia. Termasuk di antaranya adalah Kualifikasi Piala Dunia 2026.

“Hasil di laga-laga tersebut sebenarnya kurang memuaskan. Imbang, kalah, dan baru sekali menang waktu lawan Arab Saudi. Tapi mainnya enak banget dilihat,” tutur Ifan.

Di setiap laga internasional, terutama yang masuk kalender FIFA seperti Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae Yong memang mengerahkan seluruh amunisi terbaiknya. Nama-nama seperti Rizky Ridho, Calvin Verdonk, Marten Paes, Thom Haye, hingga Jay Idzes akan mengisi skuad Merah Putih.

Timnas Indonesia di laga perdana Piala AFF 2024 MOJOK.CO
Timnas Indonesia di laga perdana Piala AFF 2024. (Dok. PSSI)

Keberadaan mereka, bagi Ifan, membuat lini per lini Timnas Indonesia terasa aman saja bagi penonton. Tentu ada perasaan deg-degan kalau lawan negara-negara berat. Tapi Ifan sebagai penonton tetap merasa percaya diri.

“Ini hanya sekadar suara penonton ya. Mainnya lebih enak, ngalir, dan spartan kalau skuad Timnas Indonesia dilengkapi pemain naturalisasi. Tanpa mengenyampingkan peran-peran pemain lokal seperti Rizky Ridho atau Marselino,” ujar Ifan.

“Masalahnya, tidak semua pemain lokal punya visi bermain seperti Ridho atau Lino,” imbuhnya.

Shin Tae Yong tanpa pemain naturalisasi kayak pelatih amatir

Komentar lebih kasar dilontarkan oleh teman Ifan, Robi (26). Baginya, Shin Tae Yong tanpa pemain naturalisasi justru terlihat seperti pelatih amatir. Nggak ada power-nya.

“Tapi kan bukan salah Shin Tae Yong. Masalahnya ada di kualitas pemain Liga 1 yang mayoritas mengisi skuad Timnas Indonesia untuk AFF,” kata Robi.

Robi sekaligus melempar ungkapan sinis pada pengamat sepakbola yang selalu mencari-cari kesalahan Shin Tae Yong. Pengamat yang selalu mempermasalahkan keberadaan pemain-pemain keturunan di tubuh Timnas Indonesia, karena dianggap mendiskreditkan potensi-potensi pemain lokal yang bermain di Liga 1.

“Memang AFF cocoknya buat melatih pemain-pemain lokal kita biar lebih berkembang. Masalahnya, di mata pengamat bola yang benci Shin Tae Yong itu, piala AFF itu penting banget. Padahal cuma piala kelas tarkam ASEAN,” sambung Robi.

Robi benar-benar geram karena kualitas gelaran AFF di laga perdana Myanmar vs Indonesia terlihat memprihatinkan. Siaran buruk. Gaya bermain pemain Myanmar pun tidak lebih dari level tarkam: main kasar.

Padahal, secara usia, mereka lebih senior dari pemain-pemain Timnas Indonesia yang rata-rata berusia 22 tahun ke bawah. Hanya beberapa saja yang terbilang senior, seperti Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan.

Tidak hanya dari Ifan dan Robi, komentar bernada serupa juga dilontarkan oleh netizen di media sosial, terutama di X.

Timnas Indonesia nggak sejelek itu di Piala AFF 2024

Pundit sepakbola Indonesia, Justinus Lhaksana alias Coach Justin justru berkebalikan dari komentar dua penonton Timnas Indonesia di atas. Coach Justin mengaku tidak kecewa sama sekali dengan permainan Timnas Indonesia yang di laga perdana Piala AFF 2024 dianggap jelek.

“Karena gua nggak berekspektasi lebih tentang tim ini. Pertama, diisi pemain muda. Kedua, diisi pemain Liga 1,” ungkapnya usai siaran langsung Live Reaction di kanal YouTube Justinus Lhaksana.

Coach Justin menilai, pada dasarnya Timnas Indonesia yang bermain semalam sudah paham atas instruksi atau apa yang diinginkan oleh Shin Tae Yon. Hanya saja, eksekusinya masih jelek: passing jelek, dribbling teralu jauh, terlalu textbook sehingga tidak ada surprising element.

“Tapi kalau dibilang jelek, ya nggak juga,” ujar Coach Justin.

“Ada beberapa momen di mana kita bermain cukup bagus. Hanya babak pertama yang nggak konsisten. But that’s ok. Ini match pertama,” imbuhnya.

Lebihi harapan Shin Tae Yong

Dalam konferensi pers seusai laga, Shin Tae Yong mengatakan, apa yang dipertontonkan oleh Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan di lapangan sudah melebihi harapannya.

“Kami tidak punya cukup waktu untuk mempersiapkan diri dan juga tidak ada laga uji coba yang memadai sebelum kompetisi ini dimulai. Jadi, menurut saya, performa para pemain sebenarnya lebih baik dari yang saya harapkan,” ujarnya kepada awak media di Myanmar.

Shin Tae Yong tanpa pemain naturalisasi di Timnas Indonesia dalam Piala AFF 2024 kayak pelatih amatir. (Dok. PSSI)

Baginya, laga pertama selalu sulit. Namun, anak asuhnya yang berisi pemain U-22 justru mampu menumbangkan Myanmar yang diperkuat skuad utama.

Lebih lanjut, Shin Tae Yong memang tidak menarget tinggi dalam turnamen dua tahunan tersebut. Dia hanya ingin memberi pengalaman bagi para pemain muda Indonesia. Memberi kesempatan mereka untuk mengeluarkan potensi terbaik masing-masing.

“Kami ingin mempersiapkan diri untuk turnamen-turnamen berikutnya Khususnya Kualifikasi Piala Asia U-23 dan SEA Games tahun depan,” tegas pelatih asal Korea Selatan itu.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Timnas Indonesia Memang Kalahan, tapi Lawan Rakyat Sih Negara Ini Menangan

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

 

 

 

 

Exit mobile version