Iuran Sampah di Pasar Condongcatur Sleman bikin Pedagang Tombok, Bayar Terus tapi Pemkab Ogah Urus

Ilustrasi - Retribusi sampah bikin kesal pedagang Pasar Condongcatur, Sleman. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Retribusi sampah di Pasar Condongcatur, Sleman, membuat para pedagang kesal batin sekaligus tombok. Pasalnya, gara-gara retribusi yang bermasalah tersebut, para pedagang harus mengeluarkan iuran dua kali dengan jumlah yang cukup besar.

***

Kunjungan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Sleman nomor urut 2, Danang Maharsa, ke Pasar Condongcatur menjadi kesempatan bagi para pedagang untuk menyampaikan keluh kesah mereka.

Rombongan Danang tiba di lokasi pada Kamis (7/11/2024) sekitar pukul 07.35 WIB. Pasangan Harda Kiswaya itu langsung menyambangi satu persatu lapak pedagang.

Agenda utama Danang sebenarnya untuk melakukan penyemprotan pada tempat pembuangan sampah (TPS) di sisi belakang Pasar Condongcatur, Sleman. Agar baunya tidak menguar dan mengganggu para pedagang di sekitar lokasi.

Namun, sepanjang lorong pasar, nyaris semua pedagang mengeluhkan satu hal yang sama pada Danang. Yakni, persoalan retribusi sampah yang dinilai bermasalah.

Retribusi sampah bikin kesal pedagang Pasar Condongcatur, Sleman MOJOK.CO
Danang Maharsa saat mengunjungi Pasar Condongcatur, Sleman. (Aly Reza/Mojok.co)

Bayar iuran sampah, tapi sampah disuruh bawa pulang sendiri 

“Kami ini kan retribusi ditarik terus, Mas. Tiap bulan naik terus. Sekarang tarikannya sampai Rp58 ribu. Sementara sampahnya kami disuruh bawa pulang sendiri,” ujar Trinarti (30), salah satu pedagang daging ayam potong.

“Wong sampah bayar kok sampahnya disuruh bawa pulang sendiri,” begitu sahut pedagang-pedagang lain yang juga menyimak keluhan Trinarti.

“Itu uangnya (retribusi) terus ke mana? Kalau sampah nggak diurus, kalau kami bawa pulang sampah sendiri-sendiri, ya uangnya dikembalikan ke kami,” timpal pedagang lain lagi.

Situasi tersebut membuat pedagang Pasar Condongcatur, Sleman, harus mengeluarkan uang dua kali. Sebab, jika sampah dibawa pulang dan dibuang di TPS sekitar tempat tinggal mereka, maka mereka harus membayar iuran kebersihan lagi sebesar Rp100 ribu. Sementara mereka tetap berkewajiban setor retribusi untuk pasar.

Danang Maharsa mendengar keluhan dari para pedagang. (Aly Reza/Mojok.co)

“Harapan kami, kalau memang tetap bayar retribusi, sampahnya ya beh dibuang di sini (TPS pasar). Kalau sampah dibawa pulang sendiri, masa kami harus bayar terus?,” begitu lah harapan dari pedagang lain, Sundari (40).

TPS Pasar Condongcatur Sleman yang tergembok

Danang lantas menuju area belakang Pasar Condongcatur, Sleman, lokasi TPS berada. Namun, kondisi TPS tergembok.

“Instruksi dari dinas (Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Sleman) harus ditutup kayak gini. Karena kemarin-kemarin kalau nggak ditutup, itu banyak orang luar buang sampah di sini,” tutur Yos (40), mewakili pihak kebersihan Pasar Condongcatur, Sleman.

“Padahal ini TPS khusus untuk pedagang pasar,” sambungnya saat dihampiri Danang.

Danang Maharsa saat mengecek TPS yang tergembok. (Aly Reza/Mojok.co)

Danang lantas langsung menelepon pihak dinas terkait. Tak lama kemudian, TPS yang sudah lama tutup itu dibuka oleh Yos. Danang dan rombongannya lalu menyemprotkan cairan untuk menghilangkan bau sampah di TPS.

Cairan itu berfungsi, jika kelak TPS sudah penuh sampah tapi belum terangkut, paling tidak baunya tidak menguar dan mengganggu pedagang di sekitar TPS.

Menanti solusi untuk pedagang Pasar Condongcatur Sleman

Atas persoalan tersebut, Cawabup Sleman nomor urut 2 itu berkomitmen untuk segera membereskannya jika nanti terpilih menjadi Bupati Sleman.

Penanganan akan berfokus pada pengelolaan sampah yang tepat hingga penyelesaian masalah retribusi, sehingga para pedagang tidak lagi merasa terbebani. Danang menegaskan, dia dan Harda punya komitmen besar untuk mewujudkan “Sleman Tuntas Sampah”.

Penyemprotan TPS di Pasar Condongcatur, Sleman. (Aly Reza/Mojok.co)

“Ini nanti nggak cuma di Pasar Condongcatur, masalah sampah di seluruh Sleman akan kami cari solusinya, kami akan komunikasi dengan dinas-dinas terkait untuk menemukan jalan keluar terbaik. Karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak,” tegas Danang.

Danang menutup kunjungannya dengan sarapan di sebuah warung makan yang nyempil di salah satu sudut Pasar Condongcatur, Sleman. Di sana, dia mencatat berbagai aduan pedagang dan masyarakat. Catatan itu, kata Danang, akan dia rumuskan menjadi kebijakan yang berpihak pada masyarakat Sleman.

“Salah satunya tadi ada pedagang yang cerita takut pasar akan kalah saing dengan pusat belanja modern. Tapi menurut saya pasar akan tetap beroperasi dengan segmennya sendiri,” ucap Danang.

Di antara yang bisa dilakukan agar pasar tradisional tak kehilangan peminat yakni bagaimana menjaga kebersihan pasar (termasuk di dalamnya manajemen pengelolaan sampah) hingga menjaga stabilitas harga di pasar.

Pada momen kunjungan Danang itu, para pedagang di Pasar Condongcatur, Sleman, memang tak segan menyampaikan uneg-uneg mereka dengan leluasa. Mereka menginginkan kebijakan yang berpihak kepada orang-orang kecil seperti mereka.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Sukamto Vs Danang Maharsa, Siapa Paling Serius Naikkan Gaji Guru Honorer di Sleman?

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version