Gundukan Sampah di Ringroad Jogja Semakin Meresahkan, Kondisi Menahun yang Tak Hilang Sampai Baunya Ganggu Pengendara

sampah di ringroad jogja.MOJOK.CO

Ilustrasi sampah di Ringroad Jogja (Mojok.co)

Beberapa titik sepi Ringroad Jogja menjadi area pembuangan sampah ilegal, terparah ada di dekat Jalan Kaliurang. Kondisi ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir hingga menimbulkan bau tak sedap bagi pengendara.

Jalan melingkari Jogja ini memang cukup remang saat malam hari. Ada sejumlah titik tanpa penerangan. Di titik-titik itulah, tumpukan sampah terlihat mengotori area tepi jalan.

Saat saya mencoba berkeliling Ringroad Jogja, tumpukan sampah memang terlihat di berbagai area. Di Ringroad timur, sampah terlihat di pinggiran jalan meski ada plang pengumuman larangan membuang sampah sembarangan.

Namun, kondisi paling memprihatinkan terlihat di Ringroad Utara, tepatnya di area antara simpang empat Jalan Palagan menuju simpang empat Kentungan, Jalan Kaliurang. Area itu merupakan salah satu titik Ringroad Jogja yang ramai tapi tumpukan sampahnya cukup parah.

Salah satu area dengan sampah berserakan terlihat di selatan jalan, tak jauh dari sisi barat Underpass Kentungan. Area semak belukar yang remang itu penuh sampah berserakan meski tidak sampai menggunung.

Sampah tercecer di badan jalan Ringroad Jogja (Hammam/Mojok.co)

Di sisi utaranya, kondisi lebih parah. Saat saya melintas pada Senin (22/4/2024), sampah basah bekas olahan rumah tangga bahkan tercecer hingga badan jalan. Padahal, titik Ringroad Jogja itu merupakan area titik krusial yang sering dilintasi pengendara.

Kondisi sampah Ringroad Jogja yang sudah menahun

Moddie Alvianto, seorang warga Sleman yang kerap melintas saat hendak berangkat kerja mengaku sudah lama terganggu dengan tumpukan sampah di Ringroad antara Jalan Palagan dengan Jalan Kaliurang tersebut. Kondisi semakin parah saat jalan sedang padat dan ia harus bergerak lambat.

“Kalau terpaksa harus pelan itu baunya sangat mengganggu,” keluhnya.

Area penuh sampah di sisi utara Ringroad Utara Jogja pada Senin [22/4/2024] (Hammam/Mojok.co)

Senada, Ega Fansuri (33), warga Plemburan, sisi utara titik tumpukan sampah di Ringroad Utara Jogja itu merasa cukup terganggu dengan kondisi yang sudah terjadi cukup lama. Menurutnya, di titik sepi tersebut tumpukan sampah sudah ada sejak sebelum pandemi.

“Sebelum pandemi sudah ada, pandemi kayaknya bertambah tapi paling parah memang setelah ada permasalahan di TPA Piyungan. Orang yang bingung buang sampah jadi buang di situ,” tuturnya.

Titik sepi, minim penerangan, dan tidak ada pengawasan di Ringroad Jogja memang menjadi sasaran pembuang sampah tak bertanggungjawab. Ega berpendapat, biasanya orang membuang kantong berisi sampah pada saat malam hari dengan melemparnya dari kendaraan.

“Jujur sekarang levelnya sudah sampai menimbulkan bau tidak sedap,” keluhnya.

Penindakan dari Satpol PP

Di titik Ringroad antara Jalan Palagan dan Jalan Kaliurang tersebut, sudah terpampang jelas plang larangan membuah sampah dari Satpol PP Sleman. Kepala Satpol PP Sleman, Shavitri Nurmala Dewi, mengungkapkan pemasangan plang itu sudah dilakukan sekitar dua bulan lalu.

“Kami melakukan tugas penegakan perda terkait larangan membuang sampah sembarangan dengan memantau beberapa tempat yang jadi pusat tumpukan sampah,” paparnya kepada Mojok.

Saat sedang diawasi, memang tidak terjadi pembuangan sampah. Namun, jumlah petugas tidak sebanding dengan pelaku pembuang sampah sembarangan sehingga.

Shavitri menerangkan petugasnya beberapa kali menangkap basah pelaku pembuang sampah sembarangan. Mereka biasanya mengaku terkendala kesulitan membuang sampah.

Lebih lanjut, ia menyoroti beberapa unit usaha yang tidak melakukan pengelolaan sampah secara benar. Institusi atau unit usaha inilah yang sehari-hari memproduksi sampah dalam jumlah yang besar, seperti hotel, restoren, hingga warung makan.

“Ada kasus kasus usaha di Kota Jogja dan Bantul membuang ke Sleman. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa usaha-usaha di Sleman juga ada yang membuang keluar wilayahnya,” terangnya.

Lebih lanjut, mengingat penutupan permanen TPA Piyungan, menurut Shavitri kini masyarakat perlu lebih giat melakukan pemilahan sampah. Jika tidak, lingkaran tanpa ujung pembuangan sampah sembarangan akan menimbulkan tumpukan di titik-titik lain.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Cerita Saksi Mobil BMW Asal Surabaya Nyangkut di Sungai Trek Off Road Jeep Merapi Jogja, Wisatawan Nekat Berakhir Apes

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version