Rentetan Kematian Mahasiswa Jogja di Kos Sepanjang 2023, Tragedi Memilukan di Kota Pendidikan

Ilustrasi kematian mahasiswa Jogja (Mojok.co)

Rentetan kasus kematian mahasiswa Jogja di kos sepanjang 2023 menjadi perhatian. Baru-baru ini, seorang mahasiswa Jogja, L (20), meninggal di kos wilayah Pogungrejo, Mlati, Sleman, pada Sabtu (2/12/2023) siang. Korban sudah tak bernyawa selama enam jam sebelum akhirnya penjaga kos menemukannya.

Mulanya, penjaga kos mendapat kabar dari orang tua korban untuk mengecek kamar. Sebab, korban tidak menjawab saat keluarganya menghubungi.

Kejadian ini kembali menambah daftar kematian mahasiswa Jogja. Sepanjang 2023, tragedi kematian mahasiswa beberapa kali terjadi dan mengundang perhatian.

Selain itu, tragedi yang cukup mengejutkan menimpa mahasiswa UMY yang menjadi korban mutilasi setelah awalnya hilang pada 13 Juli 2023 silam. Selain itu, terdapat kasus mahasiswa yang meninggal saat berjuang untuk membayar UKT.

Namun, di antara rentetan kejadian itu, sejumlah mahasiswa mengalami kematian di kos. Tidak ada yang mengetahui kondisinya sampai penemuan korban dalam kondisi tidak bernyawa.

Pada Januari 2023, peristiwa pertama terjadi. Kamis (5/1) siang, EAR (22) seorang mahasiswi asal Kalimantan Barat ditemukan tak bernyawa di kosnya yang terletak di Tamanan, Banguntapan, Bantul. Berdasarkan keterangan Humas Polres Bantul, pacar korban merupakan saksi yang pertama kali menemukan jasad.

Sang pacar, memutuskan untuk mendatangi kamar kos EAR karena kekasihnya tak kunjung merespons saat dihubungi. Setibanya di lokasi, ia mendapati pintu kamar yang tidak terkunci. Setelah masuk, ia mendapati EAR dalam kondisi telungkup dan tidak sadarkan diri. Badannya sudah dingin dan pacarnya tidak merasakan denyut nadi.

Sebelumnya, pada Senin (1/1) seorang teman sempat mengantar EAR ke rumah sakit dengan keluhan sakit perut.  Menurut hasil otopsi luar tidak ditemukan luka-luka pada tubuh korban. Korban diperkirakan meninggal sudah 12 jam yang lalu karena badan sudah kaku dan dingin.

Mahasiswa Jogja ditemukan meninggal di kos setelah berhari-hari

Tragedi berikutnya terjadi pada Maret 2023. Mahasiswa Keperawatan UMY, UA (21) ditemukan meninggal dengan kondisi sudah membusuk pada Jumat (24/3). Diperkirakan, UA sudah meninggal 4-5 hari saat saksi menemukannya.

Saat itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UMY, Faris Al-Fadhat memaparkan bahwa UA sudah mengajukan surat izin sakit kepada dosennya sejak Senin (13/2). Sehari berselang, seorang temannya mendampingi untuk melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping.

UA masih sempat mengikuti perkuliahan kembali hingga Jumat (17/3). Namun, setelah itu kembali mengajukan izin sakit.

“Saat dihubungi pada 24 Maret 2023 oleh dosen pembimbingnya, UA sudah tidak membalas hingga akhirnya UA sudah ditemukan meninggal di kamar kosnya,” ujar Faris.

Menurut pemeriksaan, UA meninggal karena mengalami tuberculosis (TBC). Sebuah penyakit berbahaya yang menyerang paru-paru.

Meski pihak kampus mengaku sudah memonitor selama beberapa hari sebelumnya, namun kematian UA sempat tidak diketahui selama beberapa hari. Ia melewatkan kondisi kritis sampai meninggalnya seorang diri di kamar kos.

Kematian mahasiswa jogja.MOJOK.CO
Kematian mahasiswa membawa duka bagi orang sekitarnya (CA Creative/Unsplash)

Mahasiswa memutuskan mengakhiri hidup di kos

Tragedi kematian mahasiswa di kos berlanjut pada September 2023. Mahasiswa Fakultas Teknik UGM semester 5, AAS, ditemukan meninggal di kosnya yang terletak di kawasan Pogung, Sleman. Hasil visum di rumah sakit menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada jenazah.

Setelah penelusuran dilakukan, diketahui bahwa AAS meninggal karena bunuh diri. Saat itu, pihak UGM lewat Sekretaris Universitas, Dr Andi Sandi Antonius T.T, S.H., LL.M membenarkan kejadian bunuh diri yang dilakukan mahasiswa FT UGM.

“Memang benar telah terjadi kejadian bunuh diri yang menimpa salah satu mahasiswa FT UGM semester 5 atas nama AAS pada hari Sabtu 16 September 2023 dan pada malam jenazah korban telah dibawa ke RSUP Dr Sardjito. Dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada korban,” ungkap Andi melalui siaran tertulis, Minggu (17/09/2023).

Kasus serupa kembali terjadi pada Rabu (6/12) saat seorang mahasiswa berinisial SS ditemukan tak bernyawa di kos milik temannya yang terletak di Condongcatur, Sleman. SS meninggal dengan kondisi gantung diri. Sampai tulisan ini tayang belum ada keterangan terkait motif korban melakukan tindakan tersebut.

Anak muda semakin teralienasi

Mengenai kasus-kasus kematian mahasiswa Jogja di kos, sosiolog UIN Sunan Kalijaga Dr Muryanti menekankan pentingnya menciptakan relasi dan jaringan antar sesama mahasiswa. Menurutnya, kondisi yang terjadi belakangan tak lepas dari semakin terasingnya satu mahasiswa dengan yang lain. Hal ini tak lepas dari realitas dan karakter masyarakat di era digital.

“Masing-masing sudah fokus dengan dirinya sendiri. Anak muda saat ini menjadi rentan dan berada di situasi yang rumit karena tidak terkoneksi satu dengan yang lain. Semuanya tergantikan dengan perangkat digital. Saling terasing dan tidak ada kehangatan dari masyarakat,” ungkapnya.

Kondisi itu membuat banyak mahasiswa yang sedang sakit atau dalam kondisi buruk di kamar kos kecilnya tidak terdeteksi oleh sesama. Akibat paling fatalnya adalah kondisi sakit semakin parah tanpa ada yang bisa memberikan pertolongan.

Menurut Muryanti, hal serupa juga berlaku bagi kasus mahasiswa yang melakukan bunuh diri. Mereka tidak memiliki tempat bersandar dan jaringan pendukung di saat sedang mengalami tekanan psikologis.

“Kalau dalam tinjauan sosiologis, tindakan bunuh diri itu terjadi saat seseorang mengalami keterasingan dengan lingkungan. Tidak mampu mengendalikan diri dengan lingkungan. Sementara situasi kesendirian itu menambah stres seseorang,” paparnya.

Sehingga, menurut Muryanti, penting bagi mahasiswa untuk saling berinteraksi dan membangun relasi dengan sesama agar tercipta ruang untuk membangun kehangatan. Di samping itu, ketersediaan layanan pertolongan baik dari kampus maupun fasilitas publik perlu hadir lebih dekat dan terjangkau bagi mereka yang membutuhkan.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Pengrawit Mengungkap Misteri Suara Gamelan Tengah Malam yang Warga dan Pendatang Dengar di Jogja

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version