Pawai #SuarakanCintamu di CFD Jakarta: Upaya ‘Campaign’ Tekan Angka Golput

Pawai #suarakanCintamu di CFD Jakarta untuk ajak anak muda agar tidak golput di Pemilu 2024. (Dok. Campaign)

‘Campaign’, startup pengembang aplikasi kampanye sosial, Campaign #ForABetterWorld, berupaya menurunkan angka golput dengan menggelar pawai #SuarakanCintamu di Car Free Day (CFD) Jakarta pada Minggu (04/02/2024). 

Memulai perjalanan dari Dukuh Atas ke Bundaran HI, Campaign berhasil melibatkan masyarakat umum, para pegiat media sosial, serta anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk meneriakkan pentingnya partisipasi aktif dalam Pemilu.

Pentingnya untuk tidak golput pada Pemilu 2024

Dohardo Pakpahan, Kepala Bagian Hubungan Antar Lembaga Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, menyoroti pentingnya partisipasi aktif dalam proses demokrasi. 

“Bayangkan, untuk mendukung pelaksanaan Pemilu, negara telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar. Sehingga apa jadinya kalau anggaran yang besar itu tidak kita pertanggungjawabkan untuk menjadikan pemilih yang cerdas untuk memilih pemimpin berkualitas, sejalan dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia dan hati nurani kita? KPU RI berharap, pawai ini dapat menyadarkan masyarakat khususnya generasi muda untuk tidak golput,” ujarnya dalam siaran pers yang Mojok terima, Minggu (4/2/2024)

Dohardo juga mengajak masyarakat untuk menjaga integritas dan ketertiban dalam Pemilu serentak 2024, sesuai dengan prinsip-prinsip Luber Jurdil. Selain merugikan negara, golput juga memberikan dampak yang signifikan terhadap perempuan.

Wandha Dwiutari, content creator dan presenter, menekankan bahwa Pemilu adalah kesempatan bagi perempuan untuk memilih pemimpin yang mewakili suara mereka. “Dari total 204 juta pemilih pemilu pada 2024, sekitar 102,58 juta di antaranya adalah pemilih perempuan. Suara ini dapat digunakan untuk merealisasikan kebutuhan perempuan. Perempuan tahu permasalahan apa yang kerap dihadapi, seperti masih tingginya kasus kekerasan seksual, kesenjangan pendidikan, dan masih banyak lagi. Dengan Pemilu, kita dapat memilih siapa yang akan mewakili suara perempuan,” ungkapnya.

Campaign, startup pengembang aplikasi kampanye sosial, mengajak anak muda Indonesia untuk tidak jadi golput dalam Pemilu 2024 MOJOK.CO
Campaign, startup pengembang aplikasi kampanye sosial, mengajak anak muda Indonesia untuk tidak jadi golput dalam Pemilu 2024. (Dok. Campaign)

Golput tidak hanya berdampak pada kualitas demokrasi, tapi juga lingkungan

Mohamad Bijaksana Junerosano, founder Waste4Change, menambahkan bahwa golput tidak hanya merugikan kualitas demokrasi, tetapi juga berdampak pada masa depan lingkungan, khususnya pengelolaan sampah di Indonesia.

“Dari segi lingkungan, golput jelas bukan pilihan yang bijak. Melihat permasalahan sampah saat ini, kita butuh pemimpin yang punya perhatian khusus pada pengelolaan sampah yang baik. Seperti bagaimana praktik kebijakan mendaur ulang sampah di level rumah tangga. Saat ini, memang sudah ada peraturan pemerintah yang mengatur tentang pengelolaan sampah. Namun, pada praktiknya, sampah masih tertimbun di TPA, bahkan di sembarang tempat, seperti di sungai. Dengan berpartisipasi dalam pemilu, kita tidak akan memilih pemimpin yang abai terhadap lingkungan,” ujarnya.

‘Campaign’ berkolaborasi dengan 31 komunitas sosial, bergerak untuk mengurangi angka golput. “Melalui program #SuarakanCintamu, kami mengadakan berbagai kegiatan, dari webinar untuk memberdayakan generasi muda hingga pawai di CFD,” kata Laras Sabila Putri, Marketing & Communications Manager Campaign.

Pentingnya peran serta generasi muda untuk demokrasi

Menurutnya, Campaign juga menginisiasi tantangan digital yang telah diikuti oleh lebih dari 5.000 orang dan terus bertambah. Dengan cara se-simple mengunggah foto di aplikasi Campaign #ForABetterWorld, masyarakat tidak hanya menekankan pentingnya partisipasi generasi muda dalam demokrasi, tetapi juga secara otomatis berdonasi untuk komunitas sosial yang membutuhkan, tanpa biaya sepeserpun.

“Kami yakin, bersama, kita dapat menciptakan perubahan positif untuk masa depan yang lebih baik,” ungkap Laras Sabila Putri.

Campaign membuka peluang berkolaborasi dengan seluruh komunitas sosial dari berbagai isu untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar. Komunitas akan dibantu dengan amplifikasi yang lebih masif serta dipertemukan dengan donatur untuk mengatasi permasalahan sosial. (***)

Penulis: Agung Purwandono

Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA Golput Iki Dudu Perkara Keren, sing Ana Malah Nyebahi

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

 

Exit mobile version