Dugaan Polisi Lakukan Kekerasan pada Pagar Nusa Sukoharjo, Padahal PN Sudah Tertib dan Damai

Oknum Polisi Diduga Lakukan Tindak Kekerasan pada Pencak Silat Pagar Nusa Sukoharjo MOJOK.CO

Ilustrasi - Oknum Polisi diduga lakukan tindak kekerasan pencak silat Pagar Nusa Sukoharjo. (Mojok.co)

Anggota perguruan pencak silat Pagar Nusa (PN) diduga menjadi korban kekerasan oleh oknum Polisi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Kejadian yang lantas memantik kekecewaan dan tanda tanya.

Pasalnya, saat ini perguruan silat–terutama Pagar Nusa–sudah mulai mengupayakan terciptanya situasi yang damai dan kondusif, dari yang selama ini tercitrakan sebagai organisasi atau komunitas yang kerap diidentikkan dengan kerusuhan.

Kronologi dugaan kekerasan oknum Polisi pada anggota Pagar Nusa Sukoharjo

Pada Sabtu, (7/9/2024), Pengurus Cabang Pagar Nusa Sukoharjo tengah melakukan kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan pembaiatan 375 anggota baru Pagar Nusa Sukoharjo.

Namun ketika acara selesai, rombongan anggota Pagar Nusa diduga mendapatkan tindak kekerasan dari pihak aparat: memukul, menginjak-injak, hingga menembakkan gas air mata. Padahal, Nabil Haroen, Ketua Umum Pagar Nusa menyebut bahwa anggotanya dalam keadaan tertib.

“Sebelum memasuki lokasi acara, naluri saya tergerak untuk memantau situasi di sekitar. Dua kali saya berputar, mengamati dan memastikan bahwa segala sesuatu berjalan tertib,” ungkap Gus Nabil, sapaan akrabnya, dalam rapat terbatas Pagar Nusa di kediaman Ketua PCNU Sukoharjo, Minggu (15/9/2024) pukul 00.57 WIB.

“Sepanjang acara, saya menyaksikan langsung bagaimana teman-teman Pagar Nusa dengan penuh kedisiplinan mengikuti setiap rangkaian kegiatan,” imbuhnya.

Namun, selepas acara, Gus Nabil justru mendengar berita mengejutkan. Ada pengerahan aparat keamanan (Polisi) dalam jumlah besar, seakan-akan ada ancaman besar yang harus segera dihadapi. Hal ini, kata Gus Nabil, tidak sesuai dengan situasi di lapangan yang ia saksikan sendiri.

“Oleh karena itu, dalam sambutan saya, saya katakan dengan tegas, menyenggol anggota saya, berarti menyenggol saya. Karena mereka adalah bagian dari keluarga besar saya,” beber Gus Nabil dengan nada tegas.

Beberapa hari setelahnya, laporan-laporan mulai masuk ke Gus Nabil. Video-video beredar menunjukkan tindakan kekerasan oknum Polisi terhadap anggota PN. Bukti video-video itu pun sudah Mojok terima.

Tangkapan layar video diduga kekerasan oknum Polisi pada perguruan silat Pagar Nusa Sukoharjo. (LBH PP Pagar Nusa)

Kenapa serang Pagar Nusa?

Gus Nabil tentu menyayangkan kejadian ini. Sebab, menurutnya saat ini perguruan silat (apapun) perlahan mulai akur dan damai. Tidak seperti sebelumnya yang saling bermusuhan. Namun, kok justru mendapatkan tindakan kekerasan yang sebenarnya tak begitu jelas juga apa alasannya.

Ia mengungkapkan, sebenarnya selama ini hubungan Pagar Nusa dengan Polri terjalin dengan baik. Hubungan Ketua Umum Pimpinan Pusat PN dengan Kapolri, Ketua PN Jawa Tengah dengan Kapolda, serta hubungan-hubungan lainnya menjadi bukti nyata kalau perguruan silat dan aparat selalu berusaha menjalin sinergi positif.

“Namun, mengapa arogansi seperti ini bisa terjadi? Apakah ini hanya dialami Pagar Nusa, atau juga perguruan pencak silat lain di berbagai daerah?,” ungkap Gus Nabil penuh tanda tanya.

Ia khawatir jika hal ini terus berlanjut, maka pencak silat akan perlahan-lahan punah. Para orang tua akan takut mengizinkan anak-anak mereka berlatih pencak silat. Entah karena takut mendapat tindak kekerasan dari Polisi, atau bisa jadi sudah tak percaya lagi dengan pencak silat karena diidentikkan sebagai biang kerusuhan.

“Tidak salah jika saya pernah berkata, Pencak Silat seperti orang asing di rumahnya sendiri. Warisan agung yang lahir dari bumi Nusantara ini, yang seharusnya dijaga dan dilestarikan, malah terpinggirkan di tanah kelahirannya sendiri,” tutur Gus Nabil. Terbaca perasaan tak habis pikir dari caranya bicara.

“Apakah kita akan membiarkan pencak silat tenggelam dalam kenangan tanpa sempat memperjuangkan martabatnya?” pungkasnya.

Belum ada pernyataan dari Polisi

Beredar desas-desus, tindakan aparat tersebut diduga bermula dari kericuhan anggota Pagar Nusa dengan sekelompok warga di sekitar Taman Pakujoyo, Sukoharjo. Polisi lalu datang mencoba mengamankan yang berujung melakukan tindak kekerasan pada anggota pencak silat di bawah naungan PBNU tersebut.

Namun, hingga saat ini, belum ada pernyataan yang jelas dari pihak Kepolisian Sukoharjo. Hal ini seperti dibenarkan oleh  Tim Lembaga Badan Hukum (LBH) PP Pagar Nusa, Ahmad Muzakka.

“Belum ada (pernyataan dari pihak Kepolisian Sukoharjo), Mas,” terang Muzakka ketika Mojok hubungi pada Sabtu (15/9/2024) malam WIB.

Hingga saat ini, Tim LBH dari PP Pagar Nusa masih mencoba mendalami kejadian ini. Karena dari kabar yang beredar, ada lima titik yang menjadi lokasi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum Polisi terhadap anggota PN.

“Saat ini masih kami coba telaah, kami dalami di kelima titik itu,” ungkap Muzakka.

Tim LBH PP Pagar Nusa menegaskan masih akan mendalami dan mengerjakan analisa hukum, pendapat hukum, serta langkah-langkah hukum yang akan diambil.

Penulis: Muhammad Ridhoi
Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Bagi Saya, Polisi yang Baik Hati Hanya Ada di Lagu Slank

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

 

Exit mobile version