Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI, Brian Yuliarto, menegaskan bahwa masa perkuliahan merupakan “golden time” yang krusial bagi mahasiswa. Periode ini, menurutnya, adalah fondasi penting untuk membangun relasi, memperkaya ilmu pengetahuan, dan mengasah kemampuan analisis kaum muda.
“Sekarang yang mengalami masa kuliah, atau yang sedang berkuliah, semua harus bisa betul-betul memanfaatkan masa itu. Karena di situlah kalian akan membangun jaring, di situlah kalian akan membangun referensi yang kuat,” ujar Menteri Brian dalam sesi daring Inspirational Talk bertema “From Campus to The Nation: Shaping Oneself into a Impacting Leader” pada Kamis (24/7/2025).
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Tanoto Scholars Gathering (TSG) 2025 yang diselenggarakan Tanoto Foundation di Pangkalan Kerinci, Riau, pada 23-26 Juli 2025.
Menteri Brian menambahkan bahwa kemampuan analisis dan kedalaman pengetahuan menjadi pembeda utama antara individu yang unggul, pintar, dan yang biasa-biasa saja. Oleh karena itu, ia mendorong mahasiswa untuk membiasakan diri membaca buku dan referensi sebagai bagian tak terpisahkan dari pengembangan diri.
“Semua pemimpin besar dan orang-orang sukses di dunia ini adalah mereka yang gemar membaca buku,” tegasnya.
Pelajaran dari “Dutch Disease” dan 12 Kunci Sukses bagi Mahasiswa
Dalam kesempatan yang sama, Brian Yuliarto juga memaparkan visi strategis terkait kemajuan bangsa. Ia menjelaskan bahwa besarnya suatu bangsa tidak lagi diukur dari kekayaan sumber daya alamnya, melainkan dari penguasaan pengetahuan dan teknologi.
Ia bahkan mengingatkan akan fenomena Dutch Disease atau “kutukan kekayaan alam”, di mana negara dengan sumber daya alam melimpah justru gagal membangun industri kuat karena terlena dengan penjualan komoditas.
“Celakanya Indonesia pernah mengalami fase ‘oil boom’ akibat kenaikan harga minyak. Namun gagal mengonversi ekonominya dari berbasis sumber daya alam menjadi berbasis pengetahuan,” ungkapnya, menggarisbawahi pentingnya belajar dari pengalaman masa lalu.
Oleh karena itu, untuk mencapai kesuksesan, Mendiktisaintek memaparkan 12 kunci sukses yang dirangkum berdasarkan pengakuan 100 orang sukses di Amerika Serikat.
Kunci-kunci tersebut meliputi keinginan yang kuat, keyakinan, sugesti diri, pengetahuan khusus, imajinasi, perencanaan terorganisir, keputusan tegas, kerja keras, tekun, gigih, kekuatan kelompok, pikiran bawah sadar, otak sebagai pemancar dan penerima, serta “the sixth sense” dalam membangun intuisi untuk mengantisipasi kesempatan dan tantangan di bidang pendidikan, sains, dan teknologi.
Menteri Brian juga mengimbau mahasiswa untuk memiliki talenta yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mampu menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat. Ia meyakini bahwa masa depan Indonesia bertumpu pada sumber daya manusia yang unggul, kolaboratif, dan berintegritas.
“Kita butuh orang-orang pintar, yang menghasilkan terobosan dan berdampak mengubah kualitas hidup masyarakat. Bukan sekadar kompeten, tapi juga relevan dan kontributif,” tegasnya.
Kolaborasi Kemdiktisaintek dan Tanoto Foundation untuk Generasi Unggul
Program beasiswa Tanoto Foundation telah lama menjadi mitra strategis Kemdiktisaintek dalam menyiapkan generasi muda yang unggul. Selain dukungan pendidikan, program ini juga membina kepemimpinan, mendorong soft skills, dan memperkuat nilai integritas.
“Kehadiran Pak Menteri memberikan wawasan, penyemangat, dan sumber inspirasi bagi adik-adik mahasiswa untuk menjadi sosok yang memiliki ekosistem baik untuk berkembang. Karena masa depan tidak ditulis untuk kita, tapi ditulis oleh kita,” ujar Bernard Riedo, Member of Board Advisors of Tanoto Foundation.
Kolaborasi antara Kemdiktisaintek dan Tanoto Foundation juga meliputi penguatan literasi sains, dan pengembangan ekosistem kampus yang inovatif dan inklusif. Sinergi ini merupakan bagian dari upaya kolektif membangun Indonesia yang berdaya saing global, serta membentuk generasi pembelajar sepanjang hayat yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
TSG 2025 sendiri merupakan agenda yang mempertemukan para Tanoto Scholars dari seluruh Indonesia untuk mengembangkan jaringan dan bertemu dengan para pendiri serta pembina Tanoto Foundation. Dalam kesempatan ini, para Tanoto Scholars juga mempelajari praktik bisnis berkelanjutan dari para pakar di bidangnya.
Peluang Beasiswa TELADAN Tanoto Foundation 2026
Bagi mahasiswa semester pertama dari 10 perguruan tinggi mitra Tanoto Foundation, Program Beasiswa TELADAN telah dibuka. Perguruan tinggi tersebut antara lain IPB University, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Institut Teknologi Bandung, Universitas Hasanuddin, Universitas Mulawarman, dan Universitas Riau.
Selain beasiswa dan pelatihan kepemimpinan, penerima beasiswa TELADAN akan memperoleh berbagai dukungan untuk meningkatkan kepemimpinan dan soft skills, termasuk dukungan finansial tambahan untuk mengikuti kompetisi, konferensi, dan sertifikasi baik di dalam maupun luar negeri. Ada juga kesempatan mengikuti program pembelajaran jangka pendek, magang di jaringan industri mitra Tanoto Foundation, serta peluang mendapatkan dana riset dan melakukan penelitian kolaboratif.
Setelah lulus, Tanoto Scholars akan menjadi bagian dari jaringan alumni global Tanoto Foundation. Mulai tahun ini, mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) juga dapat mendaftar Program TELADAN, selama mereka terdaftar sebagai mahasiswa semester pertama di perguruan tinggi mitra.
Pendaftaran Program Beasiswa TELADAN dibuka mulai 1 Juli hingga 7 September 2025. Untuk informasi lengkap dan pendaftaran, kunjungi tautan berikut. ***
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Beasiswa Kuliah Santri dari Pemprov Jateng: Bisa di Kampus Dalam dan Luar Negeri, Lulus untuk Kuatkan Pendidikan Pesantren atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.
