Peneliti BRIN: Ketimbang PDIP, Demokrat Lebih Mungkin Gabung Koalisi Prabowo

partai demokrat mojok.co

Ilustrasi kader Partai Demokrat (Mojok.co)

MOJOK.CO Hubungan PDIP dengan Partai Demokrat kabarnya mulai mencair. Kemungkinan terjadinya koalisi antara kedua partai tersebut diklaim sangat terbuka lebar.

Kendati demikian, peneliti Ahli Utama BRIN Siti Zuhro menilai, Partai Demokrat lebih masuk akal gabung ke Koalisi Indonesia Maju. Berkoalisi bersama Gerindra dan Golkar, ketimbang ikut PDIP.

“Dari perspektif publik, opsi bergabung dengan Partai Gerindra yang lebih oke dan masuk akal,” kata Siti Zuhro, mengutip dari Antara, Minggu (10/9/2023).

Hubungan Partai Demokrat dengan PDIP kurang baik

Sejak keluar dari Koalisi Perubahan, partai pimpinan AHY ini belum menentukan arah koalisi mereka. AHY dalam pernyataan resminya minggu lalu menyebut hanya akan bergabung ke koalisi yang membawa semangat perubahan.

Beberapa pengamat pun menilai, ada tiga opsi bagi Partai Demokrat. Pertama, masuk koalisi PDIP untuk mengusung Ganjar Pranowo; kedua, gabung Koalisi Indonesia Maju mendukung Prabowo Subianto; atau ketiga, bikin poros sendiri—meski kemungkinannya amat kecil.

Terkait tiga opsi ini, Zuhro yakin Partai Demokrat sudah memiliki kalkulasi politik terkait dengan poros mana yang menguntungkan partai berlambang bintang mercy ini.

Peneliti ahli politik BRIN ini juga menilai, keputusan parpol untuk berkoalisi biasanya terjadi ketika chemistry antara ketua umum masing-masing partai sudah terhubung.

“Akan sulit dibayangkan koalisi bisa dibangun bila hubungan antara ketua umum tidak baik,” ujarnya.

Sementara yang kita tahu, dalam sejarahnya hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Partai Demokrat era SBY bisa dibilang sangat buruk.

Mungkin, tapi sulit

Lebih lanjut, Siti menilai kemungkinan merapatnya Demokrat ke koalisi PDIP bisa saja terjadi. Dinamika politik belakangan ini juga sering menunjukkan kejutan.

Namun menurut dia, hal itu akan sulit. Sebab, semuanya pasti membutuhkan proses untuk melakukan komunikasi politik dan berbagai penyesuaian. Sementara waktu untuk memutuskan pun sangat terkesan singkat.

Beda halnya jika Partai Demokrat merapat ke Gerindra. Kata Siti, Demokrat tidak terlalu memerlukan waktu yang lama dalam melakukan komunikasi politik dan penyesuaian dengan Prabowo.

“Apalagi komunikasi politik Demokrat dan Gerindra yang sudah terjalin lama, dan pengalaman kedua partai yang pernah berkoalisi di pemilu 2019 lalu,” pungkasnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Pakar Politik UGM: Peluang AHY Jadi Cawapres Masih Ada
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version