MOJOK.CO – Sejak beberapa tahun terakhir Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong Ratu Kalinyamat menjadi pahlawan nasional. Ia ingin perjuangan tokoh perempuan asal Jepara itu dikenal dan menjadi inspirasi.
Ratu Kalinyamat merupakan sosok penting bagi masyarakat Jepara. Dilansir dari Solopos, ia berjasa dalam membudayakan seni ukir yang hingga saat ini menjadi andalan utama ekonomi Jepara. Di sisi lain, putri dari Raja Demak Trenggana itu menjadi satu-satunya pemimpin wanita pada abad ke-16 yang mampu mengonsolidasikan sejumlah kerajaan di nusantara untuk menyokong poros maritim.
Melihat peran Ratu Kalinyamat yang begitu penting, sudah sejak lama Rerie, panggilan akrab Lestari Moerdijat, ingin menjadikan sosok tersebut sebagai pahlawan nasional. Dilansir dari Kompas, ia pernah mengajukan Ratu Kalinyamat untuk diangkat menjadi pahlawan pada 2009 sebelumnya. Namun, permintaannya ditolak karena sosok itu dianggap tokoh fiktif. Padahal, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Pembangunan III periode 1978-1983 Daud Jusuf pernah memugar makam Ratu Kalinyamat. Fakta ini menunjukkan bahwa Ratu Kalinyamat bukanlah tokoh fiktif.
Guna membuktikan perjuangan Ratu Kalinyamat bukanlah tokoh fiktif, masyarakat Jepara menginisiasi riset akademis yang didukung oleh pemerintahan setempat. Berkaca dari pengalaman itu, Lestari merasa penting membangun kearsipan nasional. Apalagi sejarah Ratu Kalinyamat dapat menginspirasi dan memperkuat bangsa Indonesia sebagai negara maritim.
“Pekerjaan rumah kita masih banyak. Tidak hanya bagaimana membangun poros maritim, lebih dari itu bagaimana membangun bank data, kearsipan nasional yang lengkap terkait keberadaan kita sebagai bangsa maritim untuk melestarikan semangat kemaritiman setiap anak bangsa,” kata Lestari di Seminar Nasional Dharma Samudera Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia, Selasa (17/1), seperti dikutip dari Kata Kini.
Siapa Ratu Kalinyamat?
Ratu Kalinyamat begitu berjasa bagi masyarakat Jepara. Di bawah kekuasaannya, seni ukir Jepara berkembang hingga menjadi pusat perdagangan di Pulau Jawa yang melayani ekspor-impor. Seni ukir yang hingga saat ini menjadi kekuatan ekonomi warga Jepara itu memadukan ukiran Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina. Pada saat pemerintahannya, Jepara menjadi daerah yang sejahtera.
Ratu Kalinyamat menjadi satu-satunya pemimpin perempuan yang mampu mengonsolidasikan sejumlah kerajaan di nusantara untuk membangun poros maritim. Ia membangun pakta pertahanan dengan Cirebon, Banten, Palembang, Aceh, Malaka, serta Tidore untuk menyerang Portugis. Ratu Kalinyamat mengirimkan armada perangnya ke Malaka pada 1551 dan 1574 guna menggempur Portugis.
Pada serangan pertamanya, sebanyak 40 kapal yang berisikan kurang lebih 5.000 orang prajurit terlibat. Sayangnya, kepungan pada saat itu gagal. Tidak patah semangat, Ratu Kalinyamat mengirimkan lagi armadanya pada 1574 ke Malaka, setidaknya 300 kapal berlayar. Sebanyak 80 kapal di antaranya berawak hingga 15.000 prajurit pilihan. Atas patriotisme dan semangatnya yang tinggi, bangsa Portugis menyebutnya sebagai “Rainha de Jepara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame” alias “Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani”.
Penulis : Kenia Intan
Editor: Amanatia Junda
BACA JUGA Menyusuri Jejak Cinta Kalinyamat, Ratu Pemberani dari Jepara