MOJOK.CO – Indikator Politik Indonesia baru saja merilis hasil survei terkait sosialisasi bakal calon presiden (bacapres) untuk Pemilu 2024. Hasilnya, jagoan PDIP Ganjar Pranowo menjadi bacapres yang paling sering muncul di baliho, spanduk, maupun stiker.
Sebagai informasi, survei ini diikuti 1.200 responden di 10 provinsi melalui metode wawancara langsung. Nama eks Gubernur Jawa Tengah itu pun jadi bacapres yang paling banyak nampang di baliho, spanduk, dan stiker, dengan persentase sebesar 42,1 persen.
“Ganjar paling banyak terlihat di spanduk/baliho/stiker. Kemudian Prabowo dan Anies,” tulis survei Indikator dalam rilis resminya, Senin (2/10/2023).
Adapun, bacapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto yang menempati urutan kedua mendapat persentase 37,7 persen. Sementara Anies Baswedan 30,3 persen.
Ganjar juga sering muncul di platform digital
Selain paling sering muncul di baliho, Ganjar Pranowo ternyata juga paling kerap muncul di portal berita online. Menurut survei yang sama, wajah Ganjar lebih sering terlihat dengan 29,1 persen, kemudian wajah Prabowo dengan 26,2 persen dan Anies yang cuma meraih 23,8 persen.
Untuk media sosial, lagi-lagi pola yang hampir sama muncul. Ganjar Pranowo dan wajah Prabowo Subianto lebih sering responden lihat daripada wajah Anies Baswedan di media sosial.Â
Ganjar punya persentase 37 persen, dan Prabowo 34,1 persen. Sedangkan Anies, hanya dilihat sebanyak 28,8 persen.
Di platform televisi, survei indikator menemukan bahwa posisi Ganjar dan Prabowo berganti. Melalui televisi, Prabowo lebih sering responden lihat dengan 58,5 persen, diikuti Ganjar 56,9 persen, dan Anies 51,1 persen.
Baliho adalah metode usang
Sebelumnya, Mojok pernah menulis laporan bahwa kampanye via baliho sebenarnya sudah usang. Bahkan, selain usang ia juga tidak ramah lingkungan.
Di era digitalisasi, metode kampanye terbaik adalah melalui platform digital, media sosial, misalnya. Sebab, dalam banyak studi bahwa pemasangan wajah politisi di baliho tak terlalu berpengaruh pada tingkat keterpilihan. Terlebih, ia malah bisa bikin masyarakat muak.
Baliho sendiri sebenarnya juga masuk kategori sampah visual, terlebih pemasangannya yang asal-asalan di ruang publik. Ia bisa merusak estetik hingga membahayakan pengendara karena mengganggu konsentrasi. Sampah hasil pembakarannya pun juga menyebabkan emisi karbon yang cukup besar.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Simulasi Denny JA Jika Pilpres Hanya Dua Poros: Prabowo-Ganjar Menang Mutlak
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News