MOJOK.CO – Beberapa tokoh Nahdlatul Ulama (NU) masuk dalam bursa bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024. Siapa saja mereka?
Bursa Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pemilu 2024 menarik perhatian dalam beberapa waktu terakhir. Nama-nama yang maju sebagai bakal Calon Presiden (Capres) di Pemilu 2024 sudah muncul, tapi nama-nama yang mendampingi sebagai bakal cawapres masih samar. Berbagai skenario memasangkan capres dengan sosok-sosok potensial pun beredar. Beberapa tokoh NU masuk dalam radar.
Munculnya tokoh-tokoh NU dalam survei capres dan cawapres menjelang pemilu bukanlah hal yang baru. NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia itu memang menjadi ceruk yang empuk untuk menggaet suara. Tidak heran, berbagai skenario memasangkan bakal capres dengan tokoh NU potensial kerap muncul menjelang pemilu demi memenangkan suara kader maupun simpatisan NU.
Lembaga Arus Survei Indonesia atau ASI menggelar survei mengenai tokoh-tokoh NU yang dinilai cocok untuk maju sebagai bakal cawapres. Survei berjudul “Preferensi Suara Nu dan Peta Elektoral Pilpres 2024 di Provinsi Jawa Timur” itu melibatkan 800 orang yang diambil secara multistage random sampling. Survei yang digelar di Jawa Timur pada 15-22 Mei 2023 itu mencatat ada tiga tokoh NU yang mengantongi suara tertinggi:
Mahfud MD
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengantongi suara hingga 19 persen menurut survei ASI. Di lembaga survei lain, namanya kerap disebut dalam daftar bakal cawapres, bahkan ada yang memasukkannya dalam daftar bakal capres potensial.
Belakangan santer terdengar, Mahfud akan mendampingi bakal capres dari PDIP Ganjar Pranowo di Pemilu 2024. DPP PDIP Puan Maharani belum lama ini mengungkapkan, Mahfud merupakan salah satu dari banyak nama yang sudah dikantongi sebagai bakal cawapres selain Erick Thohir, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan Airlangga Hartarto.
Khofifah Indar Parawansa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi salah satu tokoh wanita dari NU yang masuk bursa bakal cawapres. Melansir dari survei ASI, Khofifah mengantongi suara yang lebih tinggi di atas Mahfud MD atau sebanyak 26,2 persen.
Sosok Khofifah potensial karena mewakili tiga kelompok sekaligus yakni tokoh NU, gender perempuan, dan kepala daerah di Jawa Timur. Tidak heran namanya bisa menggaet banyak suara sekaligus. Apalagi rekam jejaknya sebagai Gubernur Jawa Timur meninggalkan nilai kepuasan di atas rata-rata.
Kabar terbaru yang beredar, mantan Menteri Sosial Republik Indonesia periode 2014-2018 itu masuk kandidat mendampingi Anies Baswedan dalam pertarungan Pilpres 2024. Namun hingga saat ini, baik dari pihak Khofifah maupun Anies belum mengumumkan informasi apapun terkait hal itu.
Muhaimin Iskandar (Cak Imin)
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau yang lebih akrab disapa Cak Imin menjadi tokoh dari NU yang mengantongi suara sebagai bakal cawapres paling tinggi. Dalam survei ASI angkanya mencapai 26,8 persen.
Cak Imin menjadi calon terkuat untuk mendampingi bakal capres Partai Gerindra yakni Prabowo Subianto. Namanya kemungkinan bakal menyingkirkan tokoh-tokoh lain yang seperti Menteri BUMN Erick Thohir. Wajar saja, partainya, PKB, merupakan bagian dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra yang ketuanya adalah Prabowo.
Selain ramai di bursa bakal cawapres, sebenarnya Cak Imin sempat masuk radar bursa bakal capres. Hanya saja di beberapa hasil lembaga survei, suaranya memang jauh di bawah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Mengutip data ASI, selain tiga sosok NU di atas, sebenarnya ada nama-nama NU lainnya yang cukup berpengaruh. Sosok-sosok itu adalah KH Ahmad Bahaudin Nursalim (Gus Baha) sebesar 24,1 persen, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) sebesar 15,6 persen, dan KH Ali Masykur Musa sebesar 12,4% persen. Lalu ada juga nama KH Muhammad Luthfi bin Yahya (Habib Luthfi) sebesar 11,9 persen, KH Yahya Cholil Staquf sebesar 6 persen, KH Said Aqil Siradj sebesar 4,3 persen, serta KH Marsudi Syuhud sebesar 3 persen.
Nasaruddin Umar
Selain tokoh-tokoh di atas, terbaru, nama Imam Besar Masjid Istiqal Nasaruddin Umar juga masuk dalam bursa cawapres Ganjar Pranowo. Kabar ini beredar karena Nasaruddin Umar sempat duduk bersama capres dari PDIP Ganjar Pranowo di Kota Manado dalam acara halalbihalal Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara di akhir Mei 2023. Namun, hingga saat ini partai berlogo banteng itu belum mengumumkan cawapres yang akan mendampingi Ganjar. Nasaruddin juga tidak pernah dihubungi oleh PDIP maupun PPP terkait hal ini.
Apabila PDIP benar memasangkan Ganjar dengan Nasaruddin, Analis Politik dan Akademisi dari Universitas Al Azhar Ujang Komaruddin mengungkapkan ada dua alasan yang mendasarinya. Dilansir dari suara.com, alasan pertama, PDIP memang mencari tokoh Islam berbasis masa NU. Alasan kedua, PDIP tidak mau mengambil risiko dengan memilih cawapres yang masih muda seperti Erick Thohir maupun Sandiaga Uno. Di sisi lain, para pengamat politik menilai, apabila Ganjar dengan Nasaruddin benar berpasangan, PDIP sama halnya mengambil pertaruhan besar karena elektabilitas rendah dan bahkan tidak masuk radar survei.
Kendati banyak tokoh NU yang masuk dalam bursa bakal capres dan cawapres, Ketua Pengurus Besar PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan, siapapun yang bertarung di Pemilu 2024 tidak boleh menggunakan identitas NU sebagai modal politik. Mereka harus memiliki kredibilitas prestasi, dan daya tawar sendiri ketika berpolitik.
“Politik identitas ini adalah politik yang mengedepankan identitas kelompok-kelompok primer, ini bisa berbahaya bagi integrasi masyarakat,” ujar dia seperti dikutip dari Antaranews.com, Kamis (25/5.2023).
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi