MOJOK.CO – Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum (Ketum) PSI dalam acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Deklarasi Politik PSI di Jakarta, Senin (25/9/2023) kemarin. Pengamat politik UGM Nyarwi Ahmad menyebut setidaknya ada lima dampak dan fenomena dari penetapan tersebut.
PSI dapat brand ambassador untuk Pemilu 2024
Pertama, Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) ini menjelaskan, bahwa PSI telah mendapatkan sosok brand ambassador yang potensial untuk mengarungi Pemilu 2024 mendatang. Seperti yang kita tahu, PSI ikut serta dalam Pemilu 2019. Namun, gagal lolos ke Senayan karena tidak adanya sosok potensial tadi.
“Bahkan [Kaesang] bisa mewarnai arah gerak PSI dalam Pilpres 2024, karena kita tahu memang PSI itu partai non-parlemen, tapi opini-opini cukup aktif,” kata Nyarwi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/9/2023).
“Saya lihat para tokoh yang ada di sana membangun opini-opini yang bisa memengaruhi arah, sikap, persepsi publik dan preferensi politik. Juga terkait orientasi sikap politik masyarakat dalam pemilu, baik pileg maupun pilpres mendatang, terutama pilpres,” imbuhnya.
Kaesang akan dongkrak suara PSI
Dampak selanjutnya adalah kehadiran Kaesang di PSI bisa mendongkrak suara partai itu di pemilu legislatif (Pileg) 2024. Bahkan, Nyarwi sudah mewanti-wanti parpol lain yang hanya punya parliamentary threshold kecil untuk berhati-hati dengan potensi PSI.
Artinya peluang dari partai-partai menengah yang selama ini cukup aman, akan semakin mendapatkan kompetitor yang cukup tangguh pada Pileg 2024 nanti.
“Saya kira perlu hati-hati karena PSI kemungkinan menjadi kompetitor baru yang sangat potensial, di mana PSI bisa mendapatkan, bukan hanya lolos parliamentary threshold, tetapi juga potensial mendapatkan kursi yang bisa cukup besar di parlemen,” ujar Nyarwi.
Banyak peluang dan jaringan politik
Dampak ketiga, yang masih berhubungan dengan dampak kedua, PSI sangat mungkin untuk mendapatkan banyak peluang dalam memanfaatkan jaringan politik dan pengaruh keluarga Jokowi.
“Saya kira PSI bisa mendapatkan banyak peluang untuk memanfaatkan jaringan politik dan pengaruh keluarga Presiden Jokowi. Ini yang kemudian ini bisa menjadi ruang baru bagi kiprah politisi muda untuk berkiprah di sana,” jelasnya.
Fenomena “selebritisasi politik”
Adapaun, dampak keempat, penetapan Kaesang sebagai Ketum PSI bisa dilihat sebagai fenomena selebritisasi politik. Seperti yang disampaikan dosen Komunikasi Politik UGM ini, selama ini Kaesang punya atribut yang mumpuni sebagai politisi muda.
Misalnya, ia merupakan tokoh yang populer dan punya banyak pengaruh. Posisinya sebagai anak presiden juga bisa dimanfaatkan oleh partai politik untuk menjadikannya “daya magnetik” atau mesin suara partai.
Karena Kaesang, jangkar politik Jokowi makin lebar
Namun, yang tak kalah penting dan menjadi fenomena kelima, kehadiran Kaesang sebagai Ketum PSI semakin menegaskan bahwa jangkar politik Presiden Jokowi semakin lebar dan semakin besar.
Seperti yang kita tahu, anak-anak Jokowi hingga menantunya yang berkiprah di dunia politik, semuanya merupakan kader PDIP. Alhasil, dengan demikian Kaesang telah memilih jalan yang lain.
“Kaesang bisa dipandang sebagai ketua umum partai baru yang kita lihat prospeknya cukup potensial. Dia akan menjadi penantang dari partai-partai yang sudah mapan di parlemen hari ini,” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Menelusuri Jejak Kaesang Pangarep, Baru Dua Hari Masuk Partai Langsung Jadi Ketua Umum PSI
Cek berita dan artikel lainnya di Google News