MOJOK.CO – Poco X3 GT boleh menang harga, tapi saya tetap memilih Realme GT Master Edition berkat desain elegan rancangan Naoto Fukasawa.
Perlu saya tegaskan sejak awal bahwa Realme GT Master Edition dan Poco X3 GT bukan seri terbaik dari masing-masing brand. Realme GT di Indonesia adalah Master Edition yang mengusung Snapdragon 778G, bukan varian utama dengan Snapdragon 888. Poco membawa seri X-nya dengan prosesor MediaTek Dimensity 1100, bukan F3 GT dengan Dimensity 1200. Yah, meski bukan yang terbaik, hape murah pasti diminati.
Saya sendiri nggak pengin terlalu fokus sama prosesor. Selama tidak diajak gaming, sebenarnya asal operasi hape masih smooth ya tidak masalah. Nah, gimana soal all-rounder, daily driver, dan value to money? Simak penjelasannya berikut.
Layar: Realme GT Master Edition lebih mewah dan lebih unggul!
Layar kedua hape ini sama-sama mengusung refresh rate 120Hz. Asyik jika diajak memainkan game yang mendukungnya. Realme GT Master Edition menghadirkan touch sampling 360Hz, panel Super AMOLED dengan kecerahan hingga 1000 nits, tetapi masih menggunakan kaca Gorilla Glass 5.
Sementara itu, Poco X3 GT sudah hadir dengan kaca Gorilla Glass Victus, tetapi touch sampling masih mentok di 240Hz dan panel IPS LCD. Bukan sesuatu yang signifikan jika tidak digunakan untuk gaming dan hidupnya selalu indoor. Di sini, Realme unggul karena sudah siap bertarung di segala kondisi.
Perbedaan panel layar membuat letak sensor sidik jari juga berbeda. Realme GT Master Edition ada di bawah layar, sedangkan Poco X3 GT di samping. Bukan masalah, sih, yang penting sama-sama ada. Keduanya hape mengandalkan punch hole untuk menaruh lensa kamera selfie, Poco X3 GT di tengah, Realme GT Master Edition di kiri. Saya sih lebih suka si Poco karena hapenya jadi simetris.
Memori: Sama saja
Realme GT Master Edition dan Poco X3 GT sama-sama hadir dengan RAM 8GB (yang bisa diekspansi lagi sebesar 5GB dengan meminjam memori internal) dan memori internal berjenis UFS tanpa kehadiran slot MicroSD. Realme memboyong dua varian (128GB dan 256GB), sedangkan Poco X3 GT menyediakan 8GB, 128GB, dan 256GB. Saya sendiri tidak bermasalah dengan kapasitas yang ditawarkan karena sudah lebih dari cukup.
Kamera: Poco X3 GT kalah, tetapi nggak jadi dealbreaker
Selanjutnya, kamera. Kedua hape ini sama-sama mengusung tiga lensa belakang. Spesifkasi masing-masing: lensa utama quad Bayer 64MP yang mendukung resolusi video hingga 4K, lensa ultrawide beresolusi 8MP, dan lensa macro 2MP.
Peletakan kameranya sama, yaitu di kiri hape. Bedanya ada di resolusi lensa selfie. Realme GT Master Edition dengan 32MP, sementara Poco X3 GT cuma setengahnya, yaitu 16MP. Secara angka, keduanya sudah lebih dari cukup. Secara kualitas, saya merasa puas dengan sampel dari kedua hape yang beredar di dunia maya.
Baterai: Realme cukup oke, tapi Poco lebih unggul
Lanjut ke baterai. Keduanya sama-sama menghadirkan daya pengisian yang spektakuler, Realme GT Master Edition mencapai 65W, tapi Poco X3 GT unggul tipis dengan 67W. Baterai Poco sudah berkapasitas 5000mAh. Maklum, hape ini kan rebrand dari Redmi Note 10 Pro 5G versi Cina.
Sebaliknya, Realme GT Master Edition masih berkepala empat, alias 4300mAh seperti Oppo Reno6 5G. Sebenarnya, angka ini nggak kecil, mengingat Redmi 4X saya yang prosesornya berfabrikasi 14nm saja bisa bertahan lebih dari 13 jam dengan sekali pengisian penuh ketika baru dipakai. Namun jelas, Poco lebih unggul.
Desain: Realme lebih oke, tapi yang versi koper, ya!
Ingat, Poco adalah rebrand Redmi. Bodi hapenya memang elegan, tapi sayang berbahan dasar plastik. Bodi belakangnya, khususnya di posisi lensa kamera, sedikit memperkuat kesan GT, dan sudah dilindungi IP53.
Sayangnya, untuk bodi yang lebih tebal sekitar 1mm dibandingkan Realme GT Master Edition varian warna daybreak blue dan kurang lebih sama tebalnya dengan varian warna voyager grey (alias si koper), Poco X3 GT nggak punya port 3.5mm terpisah. Sebagai gantinya, Poco menghadirkan konverter dari USB-C.
Poin ini cukup menjadi dealbreaker bagi saya yang membutuhkan ponsel dengan kemampuan mendengarkan musik melalui headset kabel, sekaligus dicas secara bersamaan. Ya maaf.
Bagaimana dengan Realme? Indonesia hanya akan menerima varian warna daybreak blue dengan bodi berbahan kaca atau voyager grey yang tampil seperti koper.
Ya, varian koper ini menjadi varian yang banyak ditunggu-tunggu karena didesain oleh desainer legendaris asal Jepang, yaitu Naoto Fukasawa. Berbahan kulit vegan, dicetak dengan tekstur koper, dan dibubuhkan tanda tangan Pak Naoto di sana. Sangat menggiurkan.
Bagaimana dengan varian daybreak blue? Terlihat sekali miripnya dengan Oppo Reno6. Biasa saja.
Performa: Skor benchmark boleh beda, tapi….
Terakhir, performa. Dari sisi CPU, baik Snapdragon 778G maupun Dimensity 1100 sama-sama mengandalkan empat inti ARM Cortex-A78 dan empat inti Cortex-A55. Snapdragon mengusung konfigurasi 1-3-4 dengan clock speed yang lebih rendah dari Dimensity dengan konfigurasi 4-4. Untuk memuntahkan performa terbaik tanpa terhalang oleh throttling, Realme GT Master Edition menggunakan sistem pendingin vapor chamber ketika Poco X3 GT juga punya. Mereka menamainya Liquid Cooling 2.0.
Anehnya, meskipun di atas kertas seharusnya prosesor Poco sedikit lebih unggul, skor CPU di AnTuTu versi 9.1.0 yang dibukukan menurut hasil pengujian kanal YouTuber Cupu justru tertinggal sekitar enam persen dari Realme GT Master Edition menurut hasil pengujian kanal TechBar.
Skor GPU-nya yang mengagetkan. Poco X3 GT unggul sekitar 35 persen dari Realme GT Master Edition. Namun, seperti biasa, benchmark bukan segalanya dan user experience tetap lebih penting. Untuk itu, mari kita siksa dua hape ini dengan memainkan salah satu game populer terberat saat ini, Genshin Impact.
Keduanya sama-sama bisa diajak memainkan Genshin Impact dengan pengaturan tertinggi di Highest -60fps. Menurut hasil pengujian YouTuber Cupu, Poco X3 GT membukukan perbedaan frame rate yang signifikan di low load dan high load, yaitu antara 30fps dan 50fps.
Hasil pengujian Jagat Review yang diunggah sehari sebelum peluncuran menunjukkan hal serupa dan saya kira tidak akan berubah secara signifikan karena hal ini juga terjadi pada Mi 11 Lite menurut kanal Golden Reviewer. Sekadar informasi, Mi 11 Lite adalah hape Xiaomi dengan ukuran mirip Realme GT Master Edition dan prosesornya Snapdragon 780G, hanya berbeda fabrikasi dengan 778G (5nm untuk 780G dan 6nm untuk 778G). Jadi ya, mirip-mirip saja.
Harga: Bertanding ketat nan sengit
Nah, sekarang mari bandingkan harganya. Realme GT Master Edition dijual dengan harga normal Rp5 juta untuk varian 8GB/128GB dan Rp5,3 juta untuk varian 8GB/256GB. Sebagai perkenalan, tentunya ada potongan sebesar Rp300 ribu yang cukup menggiurkan. Jika dilihat kembali, hape ini jelas lebih murah dibandingkan Oppo Reno6 5G yang dibanderol Rp8 juta dengan prosesor MediaTek Dimensity 900, memori internal 128GB, dan layar 90Hz.
Poco X3 GT sendiri hadir dalam tiga pilihan warna, yaitu stargaze black, cloud white, dan wave blue. Hape ini dijual dengan harga Rp4.399.000 untuk varian 8GB/128GB dan Rp4.799.000 untuk 8GB/256GB. Selama masa pemesanan, harganya jadi Rp4.199.000 untuk 8GB/128GB dan Rp4.599.000 untuk 8GB/256GB.
Harga dua hape ini sebetulnya nggak beda jauh. Saya sendiri akan memilih Realme GT Master Edition varian voyager grey hasil desain Pak Naoto itu. Hape ini jelas tampil beda dan akhirnya saya bisa merasakan lagi tekstur kulit langsung dari bodi ponsel tanpa harus membeli casing tambahan.
BACA JUGA Poco X3 NFC, Hape Kelas Menengah Paling Recommended dan ulasan gadget lainnya di rubrik KONTER.