MOJOK.CO – Lenovo Ideapad Slim 3 ini adalah laptop paling worth it di kelasnya. Fiturnya berlimpah di kelasnya, harganya terjangkau, dan cocok untuk segala jenis penggunaan.
Oktober 2020 menjadi momen purnatugas laptop Asus saya setelah empat tahun menemani masa-masa kuliah yang penuh cerita. Laptop legendaris itu akhirnya saya alih tugaskan ke kakak sulung saya yang laptopnya sudah kelewat kuno untuk 2020 meskipun sudah ada beberapa komponen yang di-upgrade dengan SSD 500GB dan penambahan RAM sampai 12GB. Sebetulnya, secara spesifikasi, masih oke. Prosesornya Intel Core i7 generasi keempat ditambah VGA Nvidia.
Beberapa minggu sebelum memberikan laptop Asus tersebut, saya mencari pengganti yang tepat untuk kebutuhan desain grafis ringan dan menulis konten. Spesifikasi yang saya butuhkan nggak muluk-muluk, yang penting sudah SSD, baterai awet, panel layar IPS, dengan rentang harga Rp7 sampai Rp8 jutaan. Perkara RAM, saya pikir nggak masalah kalau memang nantinya dapat yang 4GB selama laptopnya punya dua slot RAM supaya bisa di-upgrade.
Setelah menyimak tulisan dan video ulasan, saya memiliki dua opsi laptop untuk dibeli. Laptop pertama adalah Acer Swift 3 dan yang kedua ialah HP 14s. Acer Swift 3 punya spesifikasi AMD Athlon 300U, SSD 256GB, layar IPS, dan mempunyai fitur keamanan fingerprint dengan harga Rp6 jutaan. HP 14s harga lebih murah, di kisaran Rp4 jutaan dibekali prosesor Intel Celeron, layar SVA, dengan kapasitas SSD sebesar 512GB. Kedua laptop sama-sama punya kapasitas RAM 4GB.
Saya langsung tancap gas ke toko elektronik idola warga Bandung, yaitu Istana BEC. Namun sayang, saya cuma menemukan Acer Swift 3. Itu saja kebanyakannya hanya ada seri yang masih hard disk. Untuk HP 14s, rata-rata toko sudah kehabisan stok. Saya pribadi nggak mau ambil pusing buat membeli dari toko online karena terlalu riskan ketika pengiriman barangnya.
Mau nggak mau, saya memutuskan mencoret dua opsi itu dan kembali browsing mencari laptop. Upaya itu agaknya membawa secercah harapan setelah menemukan Lenovo Ideapad Slim 3 yang secara spesifikasi dan harganya melebihi ekspektasi saya.
Dengan harga Rp7,2 juta, saya sudah mendapatkan RAM sebesar 8GB dengan konfigurasi dual channel, layar IPS Full HD+, prosesor AMD Ryzen 3 4000 Series, dan SSD sebesar 512GB. Wah, mantap sekali!
Minggu berikutnya, saya kembali ke tempat yang sama dan untungnya, salah satu toko resmi Lenovo di sana masih punya sisa satu stok dengan spesifikasi dan harga persis seperti yang diulas di internet. Seperti gayung bersambut, tanpa tedeng aling-aling, saya langsung beli Lenovo Ideapad Slim 3 itu.
Sebelum menceritakan pengalaman menggunakan Lenovo Ideapad Slim 3, ada satu fitur yang bikin saya kesengsem sama laptop ini. Fitur yang dimaksud adalah performance setting yang bisa diatur lewat software Lenovo Vantage.
Pada software tersebut, Lenovo menawarkan tiga pengaturan performa yang bisa digunakan untuk mengoptimalisasi kinerja prosesor melalui Quiet Mode, Intelligence Mode, serta Performance Mode dengan asumsi laptop digunakan pada kondisi baterai penuh tanpa di-charge.
Kembali ke soal pengalaman memakai Lenovo Ideapad Slim 3 selama hampir setahun, rasanya laptop satu ini mampu menunjang kebutuhan sesuai tiga skenario yang telah saya ungkapkan di atas. Bagi saya, software Lenovo Vantage nggak sekadar gimmick tapi sangat berguna buat saya memanfaatkan kemampuan prosesor agar lebih tepat guna.
Sebagai contoh, ketika sedang fokus menulis konten dan hanya menggunakan aplikasi Microsoft Word sambil browsing dan mendengarkan lagu, saya selalu menggunakan pengaturan Quiet Mode. Penggunaan preset tersebut sangat berguna jika kamu adalah tipikal yang malas bawa charger dan mager buat cari colokan seperti saya.
Dengan skenario seperti itu, saya bisa menggunakan Lenovo Ideapad Slim 3 selama kurang lebih delapan jam dengan sisa baterai sebanyak 23 persen. Durasi pemakaian yang panjang dari sebuah laptop berprosesor AMD ini adalah angka yang mengejutkan buat saya. Mengingat laptop dengan prosesor AMD terkenal boros baterai.
Lucunya, ketika menggunakan Intelligence Mode sembari melakukan desain grafis ringan dengan aplikasi Photoshop yang lumayan berat, konsumsi baterainya ternyata nggak beda jauh dengan Quiet Mode dan paling-paling cuma beda tiga persen lebih rendah. Padahal dari sisi performa, perbedaannya lumayan signifikan antara Quiet Mode dengan Intelligence Mode yang mestinya sih bikin baterai lebih boros.
Kemudian pada skenario Performance Mode dari Lenovo Ideapad Slim 3, saya beberapa kali mengujinya dengan user yang seorang content creator kepada teman maupun kakak saya sendiri. Kawan saya sendiri adalah seorang pembuat konten yang biasa menggunakan ketiga aplikasi Adobe pada waktu yang sama dengan After Effects maupun Premiere.
Dalam kondisi baterai yang sama namun dengan cara yang lebih brutal, Lenovo Ideapad Slim 3 ini dapat digunakan selama empat jam. Meski jadinya lemot karena nggak memakai charger, hasil itu cukup gila buat ukuran laptop yang punya spek pas-pasan untuk content creation.
Setelah digunakan oleh saya maupun pengguna yang punya kebutuhan komputasi berat, saya bersyukur Lenovo Ideapad Slim 3 masih bisa bertahan tanpa ada penurunan performa gila-gilaan. Lewat Lenovo Ideapad Slim 3 ini, agaknya AMD berhasil mengubah citra mereka yang sudah kadung dicap sebagai prosesor rewel. Dari beberapa artikel yang saya baca di internet, banyak yang mengatakan kalau kemajuan AMD ini sukses bikin kompetitornya keder.
Saya merasa beruntung memiliki Lenovo Ideapad Slim 3. Beberapa minggu terakhir, ketika kakak sulung saya memutuskan untuk mengganti laptop Asus-nya dengan laptop Lenovo yang seperti saya pakai, dia justru mendapat seri yang hanya memiliki RAM sebanyak 4GB. Setelah saya cari tahu penyebabnya di forum, ternyata seri laptop yang sama dengan milik saya ini sudah cukup jarang dijual dalam kondisi full specs.
Singkat kata, Lenovo Ideapad Slim 3 ini adalah laptop paling worth it di kelasnya. Fiturnya berlimpah di kelasnya, harganya terjangkau, dan cocok untuk segala jenis penggunaan. Karena dengan rentang harga segitu, jarang ada laptop yang mau memberikan spesifikasi penuh dengan konfigurasi RAM dual channel.
Teruntuk para penggemar Intel garis keras, sesekali, coba pakai Lenovo prosesor AMD seri Ryzen tanpa perlu melihat generasinya. Saya jamin, kalian tidak akan menyesal dan puas dengan kemajuan besar yang dibuat AMD.
BACA JUGA Jatuh Cinta dengan Laptop Lenovo ThinkPad, Laptop yang Kayak Kotak Makanan dan ulasan gadget lainnya di rubrik KONTER.