Jobstreet: Aplikasi Lowongan Kerja yang Membatasi Penggunanya Melamar Kerja

Dulu, di bulan pertama memakai Jobstreet, saya sudah pernah melamar 200 lowongan.

Jobstreet: Aplikasi Lowongan Kerja yang Membatasi Penggunanya Melamar Kerja MOJOK.CO

Ilustrasi Jobstreet. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.CO – Tidak adanya fitur premium di Jobstreet untuk pencari kerja adalah bentuk pengertian pengembangnya bahwa penggunanya lagi cari uang.

Termenung lesu engkau melangkah

Dari pintu kantor yang diharapkan

Terngiang kata tiada lowongan

Untuk kerja yang didambakan

Sebelum ada situs pencari kerja Jobstreet, Iwan Fals memotret kondisi fresh graduate sekaligus job seeker pada masanya. Ketika mendengar lirik lagu “Sarjana Muda” yang dinyanyikan sang legenda, terbayang capeknya cari kerja di zaman itu. Sampai ada titik di mana sang sarjana merasa ijazahnya tak berguna.

Seorang pelamar kerja bisa wara-wiri dari kantor ke kantor bawa-bawa amplop cokelat berisi CV dan fotokopi ijazah yang dilegalisir. Panas-panasan di bawah terik matahari, mau jajan es dawet saja nggak ada duit karena belum dapat kerja.

Kini, lulusan baru bisa melamar kerja tanpa meninggalkan rumah. Cukup buka aplikasi Jobstreet, bikin akun, isi profil, upload resume. Tinggal ketik kata kunci di mesin pencari. Daftar lowongan kerja yang didambakan langsung muncul.

Di Jobstreet, kita bisa mencari lowongan pekerjaan berdasarkan daerah dan spesialisasi pekerjaan. Setelah muncul lowongan, melamar semudah menekan klik. Setelahnya kita bisa memantau proses lamaran. Kita juga bisa melihat berapa saingan kita di lamaran pekerjaan yang sama.

Tak jarang ditemukan satu lowongan diserbu ribuan pelamar. Itulah bukti betapa mudahnya melamar kerja di Jobstreet. Sekaligus jadi pembuktian statistik angka pengangguran di Tanah Air. Beberapa ada karyawan yang masih bekerja dan mencari pegangan sebelum resign dari kantornya.

Jobstreet hadir menjembatani kebutuhan recruiter dan job seeker. Dengan Jobstreet, pencaker (para pencari kerja) bisa melamar ratusan lowongan tanpa repot menyiapkan berkas ini-itu untuk dikirim ke perusahaan tujuan. Menghemat kertas berarti menyelamatkan jutaan pohon, sekaligus tidak ada dokumen lamaran yang menjadi limbah kantor departemen HR. Yang paling penting, menghemat tenaga job seeker, walaupun boros di paket data internet.

Jika ingin menyesuaikan zaman, Iwan Fals perlu merevisi lirik lagunya. Bahwa pria muda yang mengandalkan ijazah saat mencari pekerjaan tidak lagi terkena debu jalanan. Kini, ia sedang rebahan di kosan sambil scroll aplikasi Jobstreet di hapenya.

Di era ini, bejibun lowongan kerja yang didambakan. Tantangannya, tidak ketemunya kriteria yang dibutuhkan dengan spesifikasi pelamar pekerjaan. Dari mulai syarat usia maksimal yang tidak berpihak kepada yang lulusnya tidak tepat waktu, sampai sertifikat keahlian yang perlu didapatkan dengan ikut pelatihan seharga jutaan rupiah.

Sudah ratusan lamaran, tapi tidak kunjung ada panggilan. Itu sudah biasa bagi pengguna Jobstreet. Ketika mendapatkan notifikasi undangan wawancara kerja di Jobstreet, rasanya seperti menang lotre. Namun, ini lotre yang belum tentu ada hadiahnya, sebab tahap wawancara hanya awal dari rangkaian tes kerja.

Namun, dapat undangan wawancara adalah secercah harapan. Bahwa aplikasi ini memang legit dan bisa mempertemukan pencari kerja dengan HRD di perusahaan yang sedang buka lowongan. Tidak seperti situs kencan yang selalu berakhir di pesan, tanpa ada ketemuan.

Ketika masa transisi dari masa pandemi, beberapa orang kembali semangat mencari kerja. Banyak perusahaan mulai membuka lowongan pekerjaan lagi. Setelah tahun lalu, banyak dari kita menjajal investasi di berbagai platform. Dari mulai reksa dana, saham, kripto, sampai binary option. Ketika modal nyangkut dan aset habis karena loss, inilah waktunya cari uang lagi.

Membuat 200 lamaran di Jobstreet

Dulu, di bulan pertama memakai Jobstreet, saya sudah melamar 200 lowongan. Dari 200 lowongan itu, yang merespons lamaran hanya dua perusahaan. Sisanya, melirik saja tidak. Oh ya, di aplikasi ini, kita bisa melihat perusahaan mana saja yang sudah melihat job application kita.

Nah, setelah 200 lamaran, kita tidak bisa melamar lowongan kerja lagi. Ternyata pihak Jobstreet membatasi seseorang hanya boleh melamar pekerjaan 200 kali dalam sebulan. Bagaimana ini, LiNa?

Sementara itu, masih banyak lowongan kerja yang belum sempat dilamar. Iya, lowongan kerja di Jobstreet memang sebanyak itu.

Solusi yang diberikan Jobstreet untuk masalah ini adalah pengguna harus tunggu sampai bulan depan untuk bisa kembali melamar pekerjaan. Berbeda dengan aplikasi kencan yang membatasi pengguna untuk swipe kanan, tetapi menawarkan paket premium untuk swipe tanpa batas.

Tidak adanya fitur premium di Jobstreet untuk pencari kerja adalah bentuk pengertian pengembangnya bahwa penggunanya lagi cari uang, masa iya disuruh beli paket premium? Kenapa? Karena kita nggak punya uang!

Tips melamar pekerjaan di Jobstreet

Oya, ada satu tips bagi kamu yang sedang berjuang cari kerja lewat Jobstreet. Pokoknya, jangan sampai kamu nggak melengkapi profil supaya lebih mudah di-notice oleh HRD.

Kamu perlu tahu, profil lengkap bakal tampil di halaman awal. Ini sangat membantu karena profilmu pasti akan muncul di halaman awal. Nggak kepduli kamu sudah punya pengalaman kerja atau belum. Oleh sebab itu, lengkapi profil kalian mulai dari nama lengkap, kontak yang bisa dihubungi, kemampuan, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja (kalau ada).

Jika sudah lengkap, peluang profil kalian tampil di halaman pertama Jobstreet akan lebih besar. Buat kamu yang sudah punya pengalaman kerja tentu jadi makin besar di-notice oleh HRD.

Soal pendidikan terakhir, sepengalaman saya, banyak perusahaan yang nggal terlalu mempermasalahkan latar pendidikan terakhir. Banyak yang lebih suka fokus ke pengalaman kerja dan kelebihan yang akan kamu tawarkan kepada perusahaan.

Namun, ternyata, ada banyak perusahaan yang memandang pendidikan terakhir yang kamu cantumkan di Jobstreet sebagai bahan pertimbangan. Kayaknya banyak perusahaan ini nggak mau coba-coba dengan menerima kandidat yang tidak sesuai dengan lowongan.

Bisa jadi, para HRD yang “menjaring” di Jobstreet akan memprioritaskan pelamar yang sesuai dengan keahlian. Maka dari itu, kalau pendidikan terakhirmu sinkron dengan lowongan, biasanya akan lebih mudah tembus sampai fase wawancara.

Terakhir, pastikan nomor hapemu aktif dan jangan malas memeriksa email. Sepengalaman saya, HRD yang “menjaring” lewat Jobstreet akan menghubungi lewat hape. Oleh sebab itu, kalau lagi melamar pekerjaan lewat Jobstreet, usahakan jangan ganti nomor dulu. Biar gampang dihubungi.

Namun, ingat, banyak juga HRD yang aktifnya di email. Banyak dari kita yang masih malas untuk rajin memeriksa email. Yah, mungkin karena sudah terbiasa memakai WhatsApp atau aplikasi perpesanan lainnya. Jadi lupa untuk memeriksa inbox dari email. Padahal, bisa jadi, kesempatan kerja buat kamu dari Jobstreet nyantolnya di email.

BACA JUGA 7 Situs Lowongan Kerja Terpercaya untuk Pejuang Cuan dan ulasan menarik lainnya di rubrik KONTER.

Penulis: Haris Firmansyah

Editor: Yamadipati Seno

Exit mobile version