AHY Kalau Beli Action Figure Bilang ke Annisa Pohan Cuma Rp100 Ribu Padahal Rp1 Juta Nggak, Ya?

Mini workstation Mas AHY nggak berlebihan, kok. Pas buat politisi yang gesit.

AHY Kalau Beli Action Figure Bilang ke Annisa Pohan Cuma Rp100 Ribu Padahal Rp1 Juta Nggak, Ya? MOJOK.CO

AHY Kalau Beli Action Figure Bilang ke Annisa Pohan Cuma Rp100 Ribu Padahal Rp1 Juta Nggak, Ya? MOJOK.CO

MOJOK.COMini workstation milik Mas AHY nilainya lebih dari Rp200 juta. Masih kecil itu kalau dibandingkan setup streamer atau Youtuber.

Dua tahun terakhir ini, saya sedang asyik membangun setup kerja. Lagi asyik mencari referensi, saya menemukan twit Iman Sjafei. Iman mengunggah ruang kerja Mas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Cakep betul ruang kerja Ketua Umum Partai Demokrat itu. Mas AHY menyebutnya “mini workstation”.

Ini baru mini, gimana kalau versi maksi-nya, ya….

Saya, sih, takjub sama setup dari ruang kerja Mas AHY. Namun, fokus pertama saya malah ke untaian kabel yang nggak rapi. Iya, manajemen kabel mini workstation Mas AHY masih berantakan.

Alat produksi Mas AHY sudah sangat oke. Jadi sayang aja kalau manajemen kabelnya kurang rapi. Gimana ya, setup ini kalau dikirim ke rubrik Setup Show Off-nya Gaptech ID, nggak cuma bisa langsung masuk, tapi bisa menang mudah.

Coba itu Zoom H6-nya ditambahi mikrofon tambahan yang dipasang di stand mic. Dengan begitu, perekamnya bisa ditaruh di bawah meja sehingga tidak terlihat. Tebakan saya aja ini, kabel-kabel untuk kebutuhan siaran, Zoom H6 Switcher produksi Atem Mini Pro terhubung dengan USB-C HUB ke Macbook Pro M1.

Kemudian, kabel-kabel yang lain bisa dirapikan dengan IKEA Signum yang bisa dipasang di bawah meja. Minimal, meski kabel bakal agak berantakan di bawah meja. Namun, setup Mas AHY terlihat rapi dari luar.

Gini aja, Mas AHY. Kalau butuh tenaga untuk ngatur manajemen kabel, bisa kontak saya. Sebagai sesama penggila action figure, kita bisa ngobrol dari hati ke hati. Oya, soal action figure, kadang saya heran ada yang koleksi tentara sampai banyak gitu.

Kira-kira, Mas AHY kalau mau beli action figure bilang nggak ya ke Mbak Annisa Pohan. Bilangnya cuma Rp100 ribu padahal Rp1 juta. Hehehe….

Mini workstation AHY nggak berlebihan

Mas AHY, ada saja orang yang menyebut mini workstation dirimu itu terlalu berlebihan. Kebangetan kalau cuma buat dipake zoom meeting sama kader Partai Demokrat. Soalnya, memang setup ini udah bisa banget kalau mau dipake buat bikin konten secara profesional.

Apalagi, perlu diingat bahwa ini Mas AHY, bukan Deddy Corbuzier atau Moldie Sobat Hape. Tentu Mas AHY lebih sibuk memikirkan nasib rakyat dan memimpin partai ketimbang bikin konten klarifikasi tentang besarnya gaji DPR, misalnya.

Meski memang benar juga sih, sebenarnya, dengan satu Macbook Pro saja, semua urusan zoom meeting sudah bisa terselesaikan. Lah saya, sudah beberapa bulan ini zoom webinar hampir tiap hari. Cukup pakai Macbook Air M1 dan Airpods Pro aja udah oke banget hasilnya. Tapi ingat, netizen yang terhormat, selama punya uang, mau beli apa saja untuk melakukan apa saja sih sah-sah aja.

Saya sendiri berpikir kalau mini workstation Mas AHY nggak berlebihan, kok. Satu hal yang perlu dipahami ketika membangun setup kerja adalah usaha memunculkan aura positif. Terutama demi rasa nyaman ketika bekerja.

Bekerja di depan layar selama beberapa jam itu berat, lho. Gampang sekali penat, pusing, sampai sakit punggung. Nah, workstation yang nyaman bisa membantu meningkatkan produktivitas. Meski kerjaannya berat, setidaknya, bikin nggak stres banget, lah. Apalagi kerjaan Mas AHY yang setiap saat memikirkan kesejahteraa kader dan rakyat. Berat, lho, itu.

Kalau udah terlalu lama ngadep monitor, rada penat, tinggal lihat jejeran action figure untuk menyegarkan pikiran. Happy. Kalau pegal karena terlalu lama duduk, tinggal kerja sambil berdiri dengan adjustable desk yang bisa naik dan turun. Mau kerja produktif dengan multiwindows, pakai monitor ultrawide minimal yang 34 inci. Kamu bisa membuka setidaknya enam windows dalam sekali bekerja. Kunci penting dari upaya membangun setup kerja adalah memudahkan dan memberi nyaman.

Oleh karena itu, walau sudah menggunakan Macbook Pro M1 dengan harga setidaknya Rp22 juta, lengkap dengan gear tambahan macam iPad Pro dengan harga setidaknya Rp14 juta, iPad Air (Rp10 juta), Zoom H6 (Rp5 juta), Atem Mini Pro (Rp 9 juta), satu monitor ultrawide (kayanya 49 inci) yang harganya bisa belasan juta, terus kamera dan set pencahayaan, meski cuma dipakai buat rapat-rapat partai ya nggak ada masalah. Selama itu bisa memusahkan kerja Mas AHY.

Itu belum ditambah iPhone 13 Pro Max (kayanya sih soalnya jidat hapenya udah kelihatan lebih kecil) seharga Rp20 jutaan, dan satu hape Android yang lagi dicas, serta berbagai periferal dari setup tersebut, yang memperlihatkan kalau Mas AHY ini produktif betul. Kalau satu hape abis baterai, bisa pakai hape lain. Kalau lagi di luar kota, bisa zoom meeting pakai laptop atau tablet. Kerja di kantor oke, kerja di luar kantor juga siap. Politikus harus mobile.

Jadi, walau setup tersebut nggak dipakai buat bikin konten, main saham, ngedit video, copywritting, atau segala hal yang kalian kerjakan sekarang ya nggak masalah. Yang merasa sayang kalau setup sebegitu lengkap dan mahal cuma dipakai buat rapat partai, kan, kalian doang.

Orang kalau udah punya duit mah bebas mau beli apa aja. Kayak saya, walau beli Macbook Air M1 cuma buat zoom doang, ya bebas juga. Punya duit, mampu beli, kenapa pada nggak seneng, deh? Heran.

Kalau ditotal, mini workstation Mas AHY menghabiskan sekitar Rp200 juta. Kecil itu. Dan tahukah kamu, di mini workstation Mas AHY, barang apa yang paling mahal? Bukan kamera Sony A7 yang Rp35 jutaan, bukan pula Macbook Pro M1 yang Rp22 juta.

Yang paling mahal adalah palu hakim. Harganya Rp100 ribu, tapi yang diketok tiga kali, bisa bernilai miliaran rupiah. Luar biasa, Mas AHY.

BACA JUGA MacBook Air M1 (2020): Laptop Apple Terbaik Mengalahkan MacBook Air dan MacBook Pro Versi Chip Intel dan ulasan menarik lainnya di rubrik KONTER.

Exit mobile version