ADVERTISEMENT
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Komen Versus

Pergantian Nama Daerah di Indonesia Nggak Sesimpel Ganti Nama di Facebook

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
25 Januari 2018
0
A A
Sultan-Hassanudin-MOJOK.CO
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

[MOJOK.CO] “Kini, Ujung Pandang adalah Makassar, Irian Jaya adalah Papua. Jangan lupa~”

Teman saya sakit-sakitan. Badannya panas, matanya merah dan berair. Terjadinya berulang-ulang, sampai akhirnya ia menginap beberapa hari di rumah sakit. Beberapa minggu kemudian, ia kembali ke sekolah. Anehnya, namanya berubah.

“Supaya nga sakit-sakitan,” jawabnya, sambil mencoret nama “Siti” dan menggantinya menjadi “Awkarin”.

Pergantian nama, bagi sebagian orang, adalah solusi harapan nasib yang turut berubah.

Tidak hanya berlaku pada manusia, fenomena ini ternyata terjadi juga di ranah nasional, loh, my lov~

Makassar dan Ujung Pandang

Baca Juga:

Pembangunan IKN Dikhawatirkan Rusak Paru-paru Dunia. MOJOK.CO

Pembangunan IKN Dikhawatirkan Rusak Paru-paru Dunia

24 Mei 2023
Gelombang Panas

Tidak seperti di Asia, Kenaikan Suhu di Indonesia Bukan karena Gelombang Panas

25 April 2023

Pernah nga merasa kebingungan mendengar nama Makassar dan Ujung Pandang? Yang mana, sih, yang benar?

Ternyata, Makassar merupakan nama yang sejak awal digunakan di ibu kota provinsi Sulawesi Selatan ini. Namun, melalui Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1971, nama Ujung Pandang secara resmi digunakan dengan alasan politik. Disebutkan, Makassar sesungguhnya adalah nama salah satu suku bangsa, sedangkan di lokasi tersebut tidak seluruh penduduknya beretnik Makassar.

Alasan lain, saat itu tengah dilakukan pemekaran wilayah Makassar dengan kompensasi berupa pergantian nama.

Ujung Pandang sendiri adalah nama sebuah kampung di Makassar. Nama Ujung Pandang muncul pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-X, Tunipalangga, yang pada tahun 1545 mendirikan benteng bernama sama.

Sontak, meski dilatarbelakangi dengan alasan nama yang tidak merepresentasikan seluruh penduduk, pergantian nama ini menimbulkan protes dan kontra dari banyak kalangan, khususnya budayawan, seniman, hingga sejarawan.

Faktanya, di dunia internasional, nama Makassar memang jauh lebih dikenal dibandingkan Ujung Pandang. Bahkan, ada yang menyebutkan bahwa tragedi tenggelamnya Tampomas tahun 1981 (di mana kapal mulai terbakar tepat pada hari ini, 37 tahun yang lalu), sedikit banyak bersinggungan dengan nama Ujung Pandang.

Dikatakan, Tampomas mengirim sinyal darurat dan berhasil ditangkap oleh beberapa kapal asing. Namun, dalam peta, mereka tidak menemukan tempat bernama Ujung Pandang karena Makassar-lah yang sejak dulu tertera di sana 🙁

Beberapa tahun kemudian, setelah banyak seminar dan lokakarya yang menolak nama Ujung Pandang tidak di-notice pihak DPRD setempat, nama Makassar akhirnya kembali di masa akhir jabatan Presiden B.J. Habibie.

Seperti cerita soal nama teman saya tadi, pergantian nama ini tentu punya makna. Nama “Makassar” sendiri ternyata berasal dari kata “Mangkasarak” yang berarti menampakkan diri atau bersifat terbuka, serta berterus terang (jujur).

Papua dan Irian Jaya

Daerah yang juga mengalami drama pergantian nama lainnya adalah Papua.

Papua memiliki sejarah nama yang cukup panjang jika dirunut sedari awal. Pulau yang berada di paling timur Indonesia ini mulanya disebut dengan banyak nama, termasuk Nieuw Guinea oleh pihak Belanda.

Di tahun 1961, UNTEA (Pemerintahan Sementara PBB) menyebut daerah ini dengan nama West New Guinea atau West Irian, yang kemudian pada tahun 1963 disebut sebagai Irian Barat. Pernah pula tempat ini bernama Papua Barat setelah kaum separatis di sana memproklamasikan kemerdekaan Papua Barat tanggal 1 Juli 1971.

Perjalanan selanjutnya, pemerintah Republik Indonesia di Papua pada tahun 1973 mengubah nama Irian Barat menjadi Irian Jaya.

Bagi kamu-kamu yang menempuh pendidikan di tahun-tahun setelah itu hingga tahun 2000, tentu familiar dengan nama Irian Jaya. Yha kaaan, yha kaaaan~ Ngaku~

Selepas tahun 2000, nama Irian Jaya diputuskan berubah kembali menjadi Papua, hingga saat ini. Perubahan nama ini dilaksanakan pada masa pemerintahan Presiden Gus Dur dan diselingi beberapa isu. Konon, ada yang menyebutkan bahwa permintaan pergantian nama ini berbau politik, yaitu didasarkan pada akronim Irian yang berupa “Ikut Republik Indonesia Anti Nederland”.

Lalu, kenapa Papua? Apa makna nama Papua?

Dari Tidore, nama yang ditujukan untuk pulau ini berasal dari kata “Papa-Ua”, yang kemudian menjadi “Papua”. Kata ini memberi gambaran bahwa di Papua tidak ada seorang raja yang memerintah sejak awal mula.

Selain makna tadi, ada juga yang mengartikan “Papua” dengan makna negatif. Tak sedikit yang menganggap Papua adalah pulau dengan penduduk yang primitif, bodoh, dan tertinggal. Apalagi, kata “Papua” juga bermakna “berambut keriting”.

Menariknya, respon penduduk terhadap nama Papua cukup baik. Alasannya, nama tersebut toh memang benar mencerminkan identitas diri mereka (berambut keriting dan berkulit hitam). Namun demikian, tentu saja mereka tyda setuju dengan ejekan-ejekan yang dilontarkan tadi.

Lagian, ngapain sih pada ejek-ejekan? 🙁

Daerah Mana Lagi, Nich?

Teman saya yang ganti nama nga cuma satu; mungkin ada tiga. Kalau daerah di ranah Indonesia, kira-kira ada berapa ya?

Salah satu berita yang saya dengar, para tokoh di Kabupaten Ciamis sedang mengupayakan pergantian nama Ciamis menjadi Galuh, yang sebenarnya merupakan nama awal mereka (seperti kasus nama Makassar dan Ujung Pandang).

Omong-omong, kamu tau sejarah nama kota tempat tinggalmu nga?

Terakhir diperbarui pada 25 Januari 2018 oleh

Tags: arti nama kotabahasadaerahganti namaIndonesiaIrian JayaMakassarPapuaUjung Pandang
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Pembangunan IKN Dikhawatirkan Rusak Paru-paru Dunia. MOJOK.CO
Kilas

Pembangunan IKN Dikhawatirkan Rusak Paru-paru Dunia

24 Mei 2023
Gelombang Panas
Kilas

Tidak seperti di Asia, Kenaikan Suhu di Indonesia Bukan karena Gelombang Panas

25 April 2023
Pengalaman Paling Menyebalkan Naik Bus Rute Makassar - Bone-Bone
Kilas

Pengalaman Paling Menyebalkan Naik Bus Rute Makassar – Bone-Bone 

9 April 2023
Dokter Mawartih Susanty Meninggal di Papua Ketika Negara Tidak Memberi Perlindungan MOJOK.CO
Esai

Dokter Mawartih Susanty Meninggal di Papua: Ketika Negara Tidak Memberi Perlindungan

14 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Ari-Lasso-Kamulah-Satu-Satunya-MOJOK.CO

Ari Lasso dan Uji Pendengaran Kalimat Misterius di Lagu Dewa 19

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Uneg-uneg untuk Guru Indonesia dari Pelajar: Jadilah Orang Tua, Bukan Tetangga MOJOK.CO

Uneg-uneg untuk Guru Indonesia dari Pelajar: Jadilah Orang Tua, Bukan Tetangga

23 September 2023
Ada Universitas Brawijaya Kediri, Tidak Perlu Repot ke Malang MOJOK

Warga Kediri Tidak Perlu Repot-repot ke Malang untuk Kuliah di Universitas Brawijaya

27 September 2023
Rawa Kalibayem Bantul, Tempat Uji Coba Kapal Selam Pertama Indonesia yang Kini Jadi Idaman Pemancing MOJOK.CO

Rawa Kalibayem Bantul, Tempat Uji Coba Kapal Selam Pertama Indonesia yang Kini Jadi Idaman Pemancing

22 September 2023
Mengenal Universitas Budi Luhur: Profil, Sejarah, dan Program Studi MOJOK.CO

Mengenal Universitas Budi Luhur: Profil, Sejarah, dan Program Studi

24 September 2023
Alasan Gen Z Nggak Mau Punya Rumah MOJOK.CO

Alasan Gen Z Nggak Mau Punya Rumah

23 September 2023
Mengenal Institut Pertanian Bogor (IPB): Sejarah, Profil, dan Program Studi MOJOK.CO

Mengenal Institut Pertanian Bogor (IPB): Sejarah, Profil, dan Program Studi

23 September 2023
Universitas Bunda Mulia Bisa Jadi Alternatif Kuliah di Jakarta MOJOK

Universitas Bunda Mulia Ranking 22 di Jakarta, Bisa Jadi Alternatif Kuliah di Ibu Kota

24 September 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In