MOJOK.CO – Dihack, di-hack, atau di hack? Jawabannya: diretas!
Putra Jokowi main Twitter. Yah, semua orang tahu itu. Yang tidak orang-orang ketahui, anak-anak Presiden Jokowi ini memantik keingintahuan netizen terkait penulisan istilah asing dalam bahasa Indonesia. Pasalnya, Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, melemparkan pertanyaan dan polling untuk followers-nya.
Ini yang bener dihack, di hack ato di-hack ?
— Brader Kaesang (@kaesangp) August 18, 2018
Ada tiga pilihan yang tersedia di sana: 1) dihack; 2) di hack; dan 3) di-hack. Kata hack di sini mengacu pada tindakan pengambilalihan akun oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Karena bukan bahasa Indonesia, Kaesang pun bertanya-tanya, bagaimana bentuk penulisan yang benar, ya?
Dari hasil polling, dapat dilihat bahwa 39% orang menjawab bahwa bentuk yang benar adalah “dihack”. Pertimbangannya, kata hack bukanlah kata yang menunjukkan tempat, jadi semestinya ditulis serangkai. Hmm, validkah pendapat ini? Tunggu dulu!!!
*jeng jeng jeng*
Meski bahasa Indonesia telah memiliki aturan penulisan di yang dirangkai maupun dipisah, perlu kita pahami bersama-sama bahwa aturan tadi berlaku untuk seluruh kata dalam bahasa Indonesia saja. Artinya, istilah bahasa asing tentu memiliki perlakuan khusus.
Terus, gimana cara penulisan yang benar: dihack, di hack, atau di-hack?
Jawabannya: tidak ada yang benar!!!
Kalau saya adalah Ivan Lanin dan deretan pengamat bahasa Indonesia lainnya, tentu saya akan menjawab bahwa jawaban yang benar adalah “diretas”. Ya, buat apa, sih, pakai bahasa campur-campur kayak gado-gado? Kalau kamu mau pakai bahasa Indonesia, ya bahasa Indonesia aja, dong. Kalau mau pakai bahasa Inggris, ya nggak perlu di-mix and match.
Tapi, tapi, tapi, bagaimana jika kita benar-benar penasaran dengan jawaban dari twit Kaesang? Benarkah 39% orang yang menjawab pertanyaan Kaesang?
Ternyata, usut punya usut, penulisan istilah bahasa asing memang memiliki aturan tersendiri. Dalam kasus ini, ada imbuhan di- yang akan digabung dengan kata hack. Lantas, hal-hal yang perlu kita lakukan adalah:
1. tulis kata berbahasa asing dengan huruf miring atau italic, yaitu hack,
2. pahami bahwa hack memang bukanlah kata yang menunjukkan waktu dan tempat, jadi tidak perlu ditulis terpisah seperti pada bentuk “di hack“,
3. tapi, pahami pula bahwa hack bukan kata asli bahasa Indonesia sehingga tidak bisa ditulis serangkai menjadi “dihack”,
4. bayangkan bahwaa antara bahasa Indonesia dan bahasa asing terdapat sebuah jembatan berupa tanda hubung (-),
5. letakkan tanda hubung (-) tadi di antara kata imbuhan di- dan kata kerja hack, menjadi “di-hack”.
Ya!!! Benar, begitu!!! Yang benar adalah “di-hack”!!! Akhirnya kini kalian semua tahu, Kaesang dkk!!!
Aturan ini juga berlaku pada kata-kata lain yang mencampurkan bahasa asing dengan imbuhan bahasa Indonesia, seperti men-download, meng-upload, di-order, atau me-reply. Namun demikian, sekali lagi, daripada kamu kebingungan, apa sih salahnya pakai bahasa Indonesia aja, seperti pada kata “mengunduh”, “mengunggah”, “dipesan”, dan “membalas”?
Ya, ya, ya, kenapa, sih, harus dicampur-campur? Itu bahasa atau perasaan ingin memiliki tapi tidak terucapkan?!
Hehe.