Adakah yang Lebih Indah dari Paduan Owi-Butet?

owi-butet-mojok

Kabar gembira datang lagi dari duet ganda campuran bulutangkis Indonesia, Tontowi “Owi” Ahmad dan Liliyana “Butet” Natsir. Berhasil membuat rakyat Indonesia berurai air mata bangga setelah berhasil memboyong medali emas di Olimpiade Rio tahun lalu tepat pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia, 18 Juni lalu mereka kembali berhasil menjadi juara. Kali ini pada turnamen BCA Indonesia Open 2017 di kategori ganda campuran.

Kemenangan Owi-Butet membuat Indonesia memiliki perwakilan di podium. Selain ganda campuran, kategori lain semuanya disabet perwakilan dari negara lain, yakni India (tunggal putra), Jepang (tunggal putri), dan Tiongkok (ganda putra).

Nada yang dilontarkan netizen sebagian besar menyoroti indahnya paduan duet Owi dan Butet yang mewakili harmoni perbedaan agama, wilayah, suku, dan gender di Indonesia. Perbedaan itu alih-alih menciptakan ketegangan, justru menjadi kerja sama yang menghasilkan kebanggaan bagi orang Indonesia.

Ngomong-ngomong, Ci Butet ini cuma lulusan SD lo. Ia memutuskan fokus di dunia bulutangkis sejak usia dini. Hayo, Pak Presiden dan Pak Menteri, pendidikan di luar sekolah itu juga penting kan ….

Berikut status-status netizen tentang laga dan kemenangan Owi dan Butet kemarin.

Tomi Lebang: Partai final tunggal putri turnamen bulutangkis superseries Indonesia Open 2017 sedang berlangsung di Jakarta Convention Centre, petang kemarin, ketika waktu berbuka puasa tiba. Saya beranjak ke belakang, ke ruang pemain Indonesia.

Di ruangan itulah pasangan ganda campuran Indonesia — Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir — menanti saat berlaga melawan pasangan China Zheng Siwei/Chen Qingchen.

Saat maghrib tiba, saya melihat Tontowi salat sendirian di sudut ruangan, dengan kaos merah yang akan dipakainya di lapangan. Sementara di meja besar dua meter darinya, Butet membuka iPad dan tekun menyimak video pertemuan lamanya dengan calon lawannya itu.

owi-butet-mojok
Facebook Tomi Lebang

Begitulah. Dua jam kemudian, pasangan ini memecahkan paceklik gelar superseries di rumah sendiri dengan memenangi gelar ganda campuran Indonesia Open 2017, dua set langsung. Mereka memenangi hadiah turnamen sekitar Satu Miliar Rupiah — buah dari kerja keras, kekompakan, kematangan dalam mengatasi perbedaan.

Dulu, saya pernah bercerita tentang pasangan ini sebagai wajah Indonesia. Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir adalah padu-padan Indonesia dalam arti sebenar-benarnya.

Tontowi berasal dari Banyumas, Jawa Tengah, sementara Liliyana Natsir dari Manado, Sulawesi Utara. Owi lahir dan besar di keluarga muslim dan mulai senang bermain bulutangkis saat belajar di pesantren, sementara Butet dari keluarga Katolik yang taat. Setiap kali memenangi sebuah laga, Owi menengadahkan tangan dan mengucap syukur, di sebelahnya Butet menyilangkan isyarat salib di dadanya.

Seperti yang saya saksikan menjelang pertandingan petang kemarin: Tontowi tampak khusyuk dalam salatnya, di sampingnya Butet duduk dengan tekun mengira-ngira kekuatan lawan.

Adakah yang lebih indah dari paduan ganda campuran kebanggaan Indonesia ini? Perbedaan yang tak pernah meletup jadi sengketa tapi melebur jadi anugerah: gelar juara di mana-mana?

Selamat untuk Owi dan Butet!

Arief Rizqillah: Kamu terlalu sibuk mengeluh dengan kondisi bangsa dan debat sana sini kalo ga tau Indonesia baru saja juara lewat Owi-Butet dan Timnas U-16.

Timnas U-16 bahkan merebut juga gelar Pemain terbaik, pencetak gol terbanyak, dan tim terfair play.

Btw, di usia 16 tahun saya boro-boro berprestasi. Pulang naik elf dari SMA aja suka kebablasan karena ketiduran :/ .

Sekarang? Prestasi saya paling ikut berpartisipasi ngenalin Indonesia sebagai Wkwkwk Land dan Telolet Country. Keren kan?

Sidrotun Naim: Duet Pahlawan bulutangkis kebanggaan Indonesia. Umat Katolik yang taat asal Indonesia Timur, dan alumni pesantren yang taat dari Indonesia Barat. Perempuan dan laki-laki.

Exit mobile version