MOJOK.CO – Mojok Institute melakukan sensus kepada Netizen Twitter, Facebook, dan Instagram untuk mengetahui pendapat mereka mengenai apa kiranya alasan yang membuat Dimas Kanjeng memilih mengeluarkan soto.
Berbeda dengan Gandalf ataupun Dumbledore yang masih memerlukan tongkat untuk menunjukan kesaktiannya, Dimas Kanjeng Taat Pribadi tentu lebih sakit, eh sakti karena dia hanya membutuhkan tangannya untuk menunjukan karomah yang dimilikinya. Mantap betul, Dimas Kanjeng > Gandalf dan Dumbledore. Sebuah prestasi yang bakal membuat Bung Valent teriak “Siapa Kitaaaa?” Saking bangganya.
Kemampuan Dimas Kanjeng memunculkan sesuatu dari ketiadaan diketahui dari kesaksian salah satu santrinya di persidangan 17 September lalu, “Tak hanya uang yang dikeluarin, makanan seperti soto, anggur, apel, Eyang Mulia juga pernah mengeluarkan melalui kedua tangannya,” Katanya.
Nah nah di sini permasalahannya, sebagai manusia yang secara nature tumbuh dengan sifat curious (dibaca: suka kepo) dalam kehidupan, kita pasti bertanya-tanya dari sekian jenis makanan yang ada di Indonesia, kenapa Dimas Kanjeng memilih untuk mengeluarkan soto dalam aksinya tersebut. Kenapa harus soto?? Kenapa nggak Sate atau sekalian Caramel macchiatonya Starbucks which is lebih expensive, gitu.
Apakah mengeluarkan soto adalah murni keisengan Dimas Kanjeng ataukah sebenarnya ada pesan tersembunyi yang hendak disampaikan olehnya melalui pemilihan soto itu sendiri? Beragam cocoklagi dan teori konspirasi pun banyak ditelurkan untuk menjawab hal ini.
Di sini lah Mojok Institute mengarahkan netizen se-Indonesia raya yang juga terkenal Maha Mengetahui melalui rubrik sensus untuk sama-sama menerka-nerka apa kiranya alasan Dimas Kanjeng memilih mengeluarkan Soto dibandingkan dengan makanan lainnya.
Hasil Sensus
Seperti biasa, Mojok Institute selalu terkagum-kagum dengan kreatifitas dan daya jelajah yang tinggi dari Netizen Indonesia. Melalui komentar mereka Mojok Institute menemukan fakta bahwa darah Jawa yang mengalir di dalam nadi Dimas Kanjeng berpengaruh pada keputusannya mengeluarkan soto. Karena jika dia berdarah Makassar, mungkin dia akan lebih memilih mengeluarkan Coto.
Hal ini tentu bukan sebuah cocoklogi semata karena diamini oleh keilmuan Neuroantroplogis, Sosiologis, Psikologis, dan gis gis lainnya yang membenarkan bahwa latar belakang seseorang mempengaruhi apa yang ada dipikirannya. Dimas Kanjeng yang hidup dan besar di Jawa khususnya di wilayah pedesaan membuat dia besar dengan makanan-makanan tradisional Jawa termasuk soto. Tapi tetap saja ini belum bisa menjawab secara spesifik kenapa soto, bukan sate.
Satu-satunya alasan yang bisa dipikirkan kenapa soto bukan sate adalah karena Dimas Kanjeng takut film horor. Dia mungkin terlalu takut mengeluarkan sate karena sate akan mengingatkan dia tentang film Suzana yang memiliki adegan Suzana minta sate 100 tusuk kepada penjual sate.
Berbagai alasan lain yang menarik dari sensus ini lebih banyak menyangkut pekerjaan dan aktivitas Dimas Kanjeng sendiri. Misal, Karena Dimas Kanjeng bukan anak kost maka dia nggak kepikiran mengeluarkan indomie soto. atau karena Dimas Kanjeng nggak ikutan demo 212 jadinya dia nggak bisa kalo harus mengeluarkan fatwa hhe hhe.
Terakhir, jawaban yang paling masuk akal tentang alasannya mengeluarkan soto adalah karena dia di endorse mie Sarimie soto koya yang dibuktikan dengan wajahnya yang mirip gambar pria bersorban di kemasan mie tersebut. Apakah ini sebuah kebetulan??? Tentu bukan.
Berikut adalah jawaban terbaik yang berhak mendapatkan hadiah dari kami~
bangrizaldi Ada kisah yang mengharukan di balik “mengapa harus soto” ini, my lov… Konon, masa kecil Dimas Kanjeng diasuh oleh seorang bakul soto nan sederhana di Wonokromo bernama Cak Hartono. Bertekad membantu Cak Hartono, Dimas Kanjeng kecil belajar sulap ke tetangganya, Mas Tarno (sekarang dikenal dengan sebutan Pak Tarno).
Setiap hari berlatih, Dimas Kanjeng semakin mahir main sulap, bahkan semi mejik. Bermangkuk-mangkuk soto dia gandakan, menghasilkan keuntungan yang besar untuk Cak Hartono. Namun keserakahan menghinggapi hati Cak Hartono, ia minta dirinya digandakan agar bukan hanya soto yang bertambah, tapi juga produsennya. Dengan berat hati, Kanjeng Dimas kecil mengiyakan. Voila! Jadilah 3 cak Hartono. Supaya mudah, yg asli disebut Cak Har, sisanya Cak To dan Cak No.
Nahas, duplikat Cak Hartono tak pernah akur. Mereka berpisah dan berkeras memimpin bisnisnya sendiri-sendiri. Dimas Kanjeng kecil ditelantarkan. Dimas Kanjeng kecil kecewa. Dia pergi mengembara dan belajar dengan banyak tukang sulap, dukun suwuk, mantri sunat, dan pedagang minyak bulus. Kenangannya akan soto & Cak Hartono ternyata terus terbawa. Untuk mengobati rindunya, sulap munculkan soto jadi andalan dia dimana-mana. ?
Yunita sekari Asri Ya jelas soto my lovv, dia kan di endorse itu tuu
Jaju Amaru Shakur Itulah jeniusnya Dimas Kanjeng.. Dia memiliki data sensus pasiennya di seluruh Indonesia.
Untuk meyakinkan pasien atas ilmu Dimas Kanjeng, Beliau bisa mengeluarkan Soto sesuai asal dari pasien.
Mungkin kalau diberikan kesempatan, beliau bisa mengeluarkan soto-soto tersebut secara ajaib.
Sebut saja, Soto Lamongan, Soto Gading, Soto mie Bogor, Coto Makassar, Sroto, Soto Bayam, Soto Betawi, Soto Padang. Siapkan mangkok mu satu satu di pengadilan
Gimana? Sudah terjawab rasa penasarannya? Sekarang tambah pertanyaan baru deh, kalau kalian punya kekuatan seperti Dimas Kanjeng, apa yang akan kalian munculkan? kalau Mojok sih ingin memunculkan perasaan cinta dalam diri mbaknya biar nggak cuman dianggap teman terus ~