MOJOK.CO – Ramai lagi modus penipuan daring berupa tautan paket. Penipuan online itu memanfaatkan modifikasi Android Package Kit (APK) dan tautan pengelabuan dalam melakukan aksinya.
Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri membongkar jaringan penipuan online yang sudah menelan 493 orang korban dengan total kerugian sekitar Rp12 miliar. Jaringan penipuan online itu melibatkan 13 tersangka dengan berbagai peran.
Direktur Dittipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Adi Vivid Agustiadi dalam konferensi persnya menjelaskan, pelaku yang berbentuk jaringan itu memiliki peran yang berbeda-beda. Ada pelaku yang membuat APK, ada yang mengumpulkan data calon korban yang disasar, pelaku yang menguras rekening, dan pelaku melakukan penarikan uang.
“Mereka sudah sedemikian canggih sehingga memiliki peran masing-masing,” jelasnya, Jumat (20/1/2023).
Pelaku-pelaku itu melakukan penipuan online dengan kedok kurir yang berniat mengirimkan paket. Seperti kurir pada umumnya, mereka menginformasikan ada paket yang ingin diantarkan disertai tautan APK. Korban yang penasaran biasanya akan mengklik tautan APK itu. Peretasan pun terjadi.
Setelah tautan diklik, korban akan kehilangan kontrol atas ponselnya. Digantikan oleh pelaku yang bisa menguasai dan mengakses segala data-data yang ada dalam ponsel. Termasuk informasi perbankan, email, aplikasi, dan pesan singkat. Di saat itulah pelaku menguras korban.
Lalu, bagaimana caranya supaya ponsel tetap aman?
Melansir kanal YouTube Kompas TV, Pakar Keamanan Siber Pratama Persada menjelaskan, APK yang dikirimkan pelaku adalah malware remote acces tool. Artinya, dengan korban mengunduh APK itu, pelaku bisa mengambil alih ponsel dari jarak jauh.
Malware tersebut juga bisa sniffing atau membaca apapun yang diketikkan di ponsel, termasuk PIN atau password. Pelaku juga bisa merekam aplikasi apa saja yang digunakan oleh korban, termasuk layanan m-banking yang dipakai. Data-data inilah yang dimanfaatkan pelaku untuk transaksi.
Mengantisipasi modus penipuan online di atas, Pratama menyarankan masyarakat untuk selalu waspada terhadap tautan-tautan yang tidak jelas. Selain itu, jangan mudah memberikan akses terhadap aplikasi-aplikasi yang tidak terpercaya. Sebenarnya sistem di ponsel memiliki level keamanan sendiri, sehingga memerlukan izin akses ke pengguna ketika ada aplikasi baru terpasang. Hal-hal terkait perizinan akses inilah yang perlu lebih dicermati, jangan asal diterima.
Selain itu, ia juga menyarankan untuk selalu memperbarui Operating System (OS) di ponsel, jangan menggunakan aplikasi dari pihak ketiga, dan memasang antivirus di ponsel. Antivirus bisa mendeteksi hal-hal yang tidak beres di ponsel, sekalipun malware bersifat hidden app.
Tanda ponsel kena malware
Beberapa tanda yang menunjukkan adanya malware di ponsel adalah pulsa/data tersedot lebih banyak dibanding hari-hari biasa, baterai lebih boros, menerima sms dengan karakter yang aneh-aneh, ponsel restart dengan sendirinya, serta ponsel terasa hangat padahal berada dalam keadaan idle atau menganggur.
Apabila ponsel kalian mengalami tanda-tanda tersebut, patut dicurigai adanya malware. Solusinya, backup atau cadangkan file-file penting yang ada di ponsel kalian ke gawai lain. Setelahnya lakukan reset factory.
Pratama mengakui beberapa malware memang tidak dapat diatasi dengan reset factory, dengan kata lain satu-satunya jalan hanyalah menggunakan ponsel baru. Namun untuk malware dari penipuan daring bermodus tautan paket, seharusnya bisa diatasi dengan reset factory.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Waspada Modus Penipuan di Ulasan Google Maps, Sasar GOR Badminton Sampai Agen Bus dan artikel menarik lainnya di Kilas.