Wakapolri Minta Polisi dan Media Tak Lagi Menyebut Muslim Cyber Army

Ditangkapnya beberapa anggota komplotan pembuat dan penyebar berita hoax yang tergabung dalam kelompok Muslim Cyber Army atau MCA tentu saja bikin umat Islam sangat malu lagi kapiran. Malu karena nama muslim dipakai sebagai embel-embel nama kelompok yang pekerjaannya justru sama sekali tidak mencermirkan sifat muslim itu sendiri.

Kegelisahan umat muslim atas rasa malu karena namanya dipakai oleh kelompok penyebar hoax itu ternyata dipahami betul oleh Wakapolri Komjen Pol Syafruddin. Ia mengatakan bahwa para pelaku pembuat dan penyebar berita hoax yang tergabung dakam Muslim Cyber Army atau MCA bukanlah representasi umat Islam.

“Yang melakukan hatespeech atau hoaks itu adalah orang yang tidak bertanggung jawab bukan mencerminkan umat muslim,” ujar Syafruddin.

Atas dasar itu pula, ia meminta agar jajaran kepolisian tidak lagi menyebut para pelaku dengan sebutan Muslim Cyber Army.

“Saya perintahkan jajaran Polri untuk jangan lagi menyebut Muslim Cyber Army itu no. Karena kalau Muslim pasti tidak melakukan hal-hal yang tidak bertanggungjawab. Jadi itu penyesatan itu tidak boleh dan saya perintahkan untuk dihentikan,” tegasnya.

Tak hanya meminta pihak kepolisian, Wakapolri juga meminta media untuk berhenti membuat berita soal komplotan ini dengan embel-embel muslim.

“Kita bongkar dan akan terus dibongkar. Saya pesankan kepada media tidak lagi membuat judulnya Muslim, saya tersinggung sebagai Muslim,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri beberapa waktu yang lalu telah menangkap beberapa penyebar hoax yang tergabung dalam kelompok The Family MCA (Muslim Cyber Army). Mereka disebut menyebarkan berita bohong yang meresahkan masyarakat seputar isu kebangkitan PKI, penculikan ulama, dan penyerangan terhadap nama baik presiden, pemerintah, serta tokoh-tokoh tertentu.

Yah, untuk pekerjaan mereka yang doyan membagikan hoax dan menyebarkan fitnah, memang sebaiknya kita jangan menyebut mereka sebagai Muslim Cyber Army, cukup disebut “Bajingan” saja.

Bukan begitu, Pak Wakapolri?

Wakapolri

Exit mobile version