Lebih Dekat dengan PO Sedya Mulya Wonogiri, yang ‘Melegenda karena Filosofi’

po sedya mulya mojok.co

PO Sedya Mulya (IG @sedyamulyagroup)

MOJOK.COPO Sedya Mulya menjadi legenda bagi masyarakat Wonogiri, Jawa Tengah dan sekitarnya. PO yang sudah mengaspal sejak 1980-an itu bahkan masih eksis hingga saat ini. Kira-kira, apa kunci suksesnya?

Sunarto atau yang akrab dipanggil Gembong adalah perintis Perusahaan Otobus (PO) Sedya Mulya pada 1970-an. PO Sedya Mulya awalnya bernama PO Setio Budi. Sempat alami pasang surut di awal pendiriannya, pada pertengahan 1980-an sang owner mengubah namanya menjadi PO Sedya Mulya dan berhasil meraup kesuksesan.

Pengelola bisnis ini adalah keluarganya secara turun temurun. Saat ini, Hj. Riintomi melanjutkan PO yang melayani trayek antarkota antarprovinsi (AKAP) tersebut setelah sang suami, Gembong, meninggal dunia.

Melegenda karena filosofi perusahaan

Sang pengelola, Hj. Riintomi, mengakui kunci dari eksisnya usaha yang suaminya dirikan tersebut. Menurutnya, perusahaan ini tetap bisa eksis meski sudah berusia lima dekade tak lepas dari sikap yang perusahaan ambil.

“PO Sedya Mulya melegenda karena filosofi pada nama perusahaan,” ujar perempuan yang akrab disapa Ibu Iin tersebut dalam wawancaranya bersama kanal Youtube PerpalZ TV, dikutip Selasa (5/9/2023).

Ia melanjutkan, makna kata Sedya Mulya berarti “bersedia untuk tujuan mulia”.

“Tujuannya mulia, yakni bisa memuliakan yang ada di perusahaan ini. Selain anak cucu saya serta karyawan bisa hidup dari sini. Perusahaan juga membantu pemerintah menyerap lapangan pekerjan,” sambungnya.

Baca halaman selanjutnya…

Cara PO Sedya Mulya merawat filosofinya

Terus merawat makna filosofi PO Sedya Mulya

Hj. Riintomi juga mengakui, hingga kini ia terus menjaga makna filosofi tersebut. Salah satu caranya, seperti yang Ibu Iin katakan, ia terus “mengajak” orang-orang yang sudah lama berjuang bersama perusahaan. Termasuk para pekerja lama yang sejak awal sudah gabung dengan perusahaan.

“Meskipun sebenarnya dalam usaha, profesionalisme dengan emosional bertolak belakang,” paparnya.

Selain tetap merangkul “anak buahnya”, Ibu Iin mengaku perusahaannya bisa terus bertahan karena selalu mengingat jasa almarhum suaminya ketika pertama membangun perusahaan. Kata dia, dahulu suaminya merintis usaha ini dengan penuh perjuangan, sehingga eksistensinya kini harus tetap dirawat meskipun mengalami penurunan jumlah penumpang—sejak pandemi Covid-19 kemarin

“Yang penting jangan pernah patah semangat. Maju terus pantang mundur kita berusaha untuk kebaikan dan kebahagiaan masyarakat pada umumnya,” pungkasnya.

Terbukti, kini PO Sedya Mulya masih eksis. Armadanya yang lekat dengan bus warna jingga masih mengarungi jalanan di Jawa dan Bali. Per hari ini, PO Sedya Mulya melayani tiga rute utama, yakni Denpasar-Wonogiri, Jabodetabek-Wonogiri, dan Jabodetabek-Pacitan.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Mengenang Djoko Pekik Lewat Karya, dari Lukisan Berburu Celeng hingga Stasiun Ngabean
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version